Sejarah dan Koleksi Museum Palagan Bojong Kokosan Sukabumi

8 hours ago 6

Museum Palagan Bojong Kokosan jadi saksi perjuangan masyarakat Sukabumi. Maka dari itu, pastikan tidak melewatkan bagaimana sejarahnya. Apabila mengetahui sejarah museum ini secara lebih mendalam, maka bisa menyadari betapa besarnya perjuangan melawan penjajah setelah kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Desa Gebang Cirebon Menurut Cerita Rakyat dan Pustakawan

Museum Palagan Bojong Kokosan Sukabumi dan Sejarahnya

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 rupanya bangsa belum sepenuhnya terbebas dari belenggu penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan adanya Museum Palagan Bojong Kokosan. Museum tersebut jadi pengingat keberanian pejuang Indonesia selamat pertempuran di Bojong Kokosan.

Selain sebagai pengingat, museum ini juga jadi sarana menghormati pahlawan yang gugur dalam peristiwa mengerikan tersebut. Peristiwa ini sendiri berupa pertempuran antara pejuang Sukabumi dandan NICA (Belanda) dan Sekutu Inggris. Pihak musuh kembali menyerang Indonesia karena ingin mengembalikan penjajahannya.

Kedatangan Sekutu di Indonesia

Mengenai sejarah awal terbentuknya Museum Palagan Bojong Kokosan, ternyata sejak tentara Sekutu datang ke Indonesia pada bulan Oktober 1945. Kedatangannya mendapatkan sambutan positif karena mulanya bertujuan untuk melucuti senjata tentara negara Jepang. Selain itu, Sekutu juga bertujuan untuk membebaskan tawanan tentara Jepang yang ada di berbagai daerah. Sebut saja Bandung, Surabaya dan masih banyak lagi.

Adapun tawanan yang dimaksud tersebut populer dengan istilah APWI (Allied Prisoners of War and Intenees). Karena ada janji untuk membebaskan tawanan, rakyat Indonesia mendukung rencana tersebut. Selain itu, pihak Sekutu juga berjanji tak akan melibatkan tentara NICA.

Bukan hanya itu saja, pihak Sekutu juga sudah sepakat dengan pemerintahan Indonesia untuk menggandeng TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Kolaborasi ini dengan tujuan untuk melancarkan proses pengiriman perbekalan bagi tawanan APWI. Rakyat Indonesia pun bersukacita karenanya.

Sekutu Melanggar Janji

Namun apalah daya karena pada praktiknya pihak Sekutu justru melanggar janji. Pengiriman perbekalan rupanya dilakukan tanpa melibatkan TKR sama sekali. Sekutu justru menggandeng NICA. Selain itu, pengiriman tersebut juga dilakukan dengan mengadakan konvoi besar-besaran.

Baca Juga: Mengenal Gereja Zebaoth Bogor, Cagar Budaya Bersejarah

Pelanggaran perjanjian dalam sejarah Museum Palagan Bojong Kokosan tersebut jelas membuat suasana antara Indonesia dan Sekutu jadi memanas. Pada akhirnya, Sutan Syahrir selaku Perdana Menteri Indonesia membahasnya dengan Syamsudin. Ia adalah Komandemen Jawa Barat sekaligus Walikota Sukabumi.

Pengadangan Berujung Pertempuran Berdarah

Koordinasi yang dilakukan oleh Sutan Syahrir dan Syamsudin tercetuslah kesepakatan untuk menghadang konvoi Sekutu. Pengiriman perbekalan itu sendiri melewati Bogor-Sukabumi-Cianjur. Upaya pengadangan ini terjadi pada tanggal 9 Desember 1945. Lokasinya di Bojong Kokosan, Sukabumi.

Sebelum menghadang Sekutu, pejuang Indonesia menyiapkan strategi secara matang. Hal ini sebagaimana catatan dalam buku Sejarah III (2007) karya Anwar Kurnia & Moh. Suryana. Untuk strateginya, Letkol Edi Sukardi selalu Komandan Resimen III TKR bekerjasama dengan laskar rakyat. Mulai dari Hisbullah, Barisan Benteng, Fisabilillah dan Pesindo.

Saat momen pengadangan tersebut terjadi peristiwa tragis yang terkenal dengan nama pertempuran Bojong Kokosan. Dalam sejarah Museum Palagan Bojong Kokosan mencatat ada sekitar 50 pihak Sekutu yang tewas. Lalu 100 orang lainnya mengalami cedera. Sementara 30 orang lainnya memilih untuk menyerah.

Di satu sisi, dalam pihak pejuang Indonesia tercatat ada 73 orang yang meninggal dunia. Berdasarkan data arsip yang ada di Museum Bojong Kokosan, korban dari pejuang Indonesia dikenang lewat Hari Juang Siliwangi. Hari Juang Siliwangi memang jadi peringatan momen mengerikan tersebut.

Koleksi Museum

Museum Palagan Bojong Kokosan memiliki koleksi yang lengkap dan bersejarah. Hal ini tak terkecuali dokumentasi foto pejuang yang tewas saat pertempuran. Lalu juga ada 4 buah vitrin, baling-baling hingga kaca jendela pesawat dalam medan perang.

Selanjutnya ada miniatur masterplan Palagan Bojong Kokosan sampai dengan 7 minirama (maket) tentang peristiwa berdarah di Bojong Kokosan. Tiap maket memiliki penggambaran dan judul masing-masing. Mulai dari penyusunan kekuatan, musyawarah, penyerbuan perkebunan Cirohani, pertempuran Bojong Kokosan, AU Inggris mengebom Cibadak, pengusungan jenazah dan korban luka-luka hingga pemakaman jenazah para pejuang.

Baca Juga: Masjid Agung Syech Quro Karawang, Masjid Tua Berusia 6 Abad

Museum Palagan Bojong Kokosan memiliki sejarah yang panjang. Dalam sejarah tersebut memperlihatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan tidaklah mudah. Ketika berada di Sukabumi, pastikan tidak melewatkan untuk menyambangi museum bernama Palagan Bojong Kokosan ini. Hal ini untuk kembali mengenang jasa pahlawan yang gugur di medan perang. Jasa tersebut tidak akan dilupakan hingga generasi mendatang. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |