Sukabumi Banjir Bandang & Update Hari Ini, Apa Penyebab Bencana?

1 week ago 5

tirto.id - Sukabumi diterjang banjir bandang akibat hujan deras yang turun sejak hari Selasa (5/11) sore. Banjir melanda puluhan titik di berbagai kecamatan dan menyebabkan banyak kerusakan. Apa saja faktor yang menjadi penyebab bencana banjir bandang?

Media sosial diramaikan peredaran beberapa video amatir yang direkam warga setempat. Isi video memperlihatkan kondisi Sukabumi yang dilanda banjir. Salah satunya terjadi di wilayah Jembatan Merah Baros Sukabumi.

Meski ketinggian air tidak seberapa, arus air yang meluap ke jalanan terlihat cukup deras dan bisa jadi sangat berbahaya bagi warga yang melintas.

Menurut pemberitaan Antaranews, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Novian Rahmat, menyebutkan banjir di Sukabumi disebabkan saluran air yang tersumbat sampah serta pendangkalan sungai akibat endapan sampah.

Tak hanya banjir, hujan deras disertai angin kencang di Sukabumi juga menyebabkan bencana lain, seperti tanah longsor dan pohon tumbang di beberapa lokasi. Meski menimbulkan banyak kerugian, sampai saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa.

Kondisi Aktual Sukabumi Banjir Bandang

BPBD Kota Sukabumi melaporkan total ada 66 titik lokasi yang terdampak bencana hidrometeorologi. Mayoritas berupa banjir. Pihak BPBD telah melakukan koordinasi dengan petugas gabungan yang berasal dari unsur TNI, Polri, dan sejumlah relawan guna mengatasi bencana sekaligus melakukan evakuasi.

Palang Merah Indonesia (PMI) turut tangan membantu BPBD. PMI mengungkapkan bahwa pihaknya ikut mengerahkan personel. Mereka menyedot air dengan pompa agar bisa menurunkan debit air yang telah merendam pemukiman warga.

Sukabumi banjir bandang hari ini dikabarkan mulai surut. Debit air yang menggenangi rumah warga sudah menurun. Meski demikian, Dinar Muhammad, staf Penanggulangan Bencana PMI Kota Sukabumi, menegaskan bahwa pihaknya masih terus bersiaga.

Prakiraan cuaca Sukabumi pada Rabu (6/11), menurut BMKG masih didominasi hujan ringan hingga sedang sampai malam hari. Hujan ringan juga akan terjadi selama beberapa hari ke depan sehingga masyarakat diimbau tetap berhati-hati dan waspada.

Ilustrasi BanjirIlustrasi Banjir. FOTO/iStockphoto

Faktor-Faktor Penyebab Bencana Banjir Bandang

Banjir bandang Sukabumi tentunya bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia. Beberapa daerah diketahui pernah mengalami bencana serupa, terutama saat musim hujan tiba. Lalu, apa itu banjir bandang dan apa saja penyebabnya?

Banjir bandang adalah jenis banjir yang terjadi secara mendadak dengan volume air yang besar dan arus yang sangat kuat. Banjir bersifat destruktif, sehingga bisa merusak apa pun yang ada di jalur aliran. Itulah kenapa banjir bandang kerap menyebabkan tanah longsor.

Banjir bandang umumnya terbentuk beberapa waktu setelah hujan lebat. Bisa beberapa menit atau sekian jam setelahnya. Banjir bandang juga sering terjadi di daerah aliran sungai (DAS) atau sungai yang sempit di bagian hulu.

Dikutip dari jurnal "Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Kecamatan Sangtombolang Kabupaten Bolaang Mongondow" yang ditulis Anggrayni Aghnesya Ka’u, Esli D. Takumansang, dan Amanda Sembel, beberapa faktor bisa menyebabkan bencana banjir.

Secara garis besar, banjir dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor alam dan tindakan atau aktivitas manusia.

1. Faktor alam meliputi:

  • Curah hujan yang tinggi
  • Kondisi fisiografi
  • Adanya erosi dan sedimentasi
  • Kapasitas sungai
  • Kapasitas drainase
  • Pengaruh air pasang.

2. Faktor tindakan/aktivitas manusia terdiri dari:

  • Adanya perubahan di daerah aliran sungai (DAS)
  • Munculnya kawasan pemukiman di sekitar bantaran
  • Rusaknya drainase lahan
  • Kerusakan bangunan pengendali banjir
  • Rusaknya hutan yang merupakan vegetasi alami
  • Perencanaan sistem pengendali banjir yang tidak tepat.

Sementara menurut jurnal "Karakterisasi Bencana Banjir Bandang di Indonesia" karya Seno Adi, faktor penyebab banjir bandang mencakup:

  • Curah hujan yang tinggi dan ekstrem
  • Kondisi geomorfologi yang bergunung dan lereng yang curam
  • Formasi geologi di wilayah tersebut terdiri dari batuan vulkanik muda
  • Vegetasi penutup di wilayah tersebut tidak mendukung penyerapan air hujan, misalnya karena faktor hutan gundul dan banyaknya lahan kritis
  • Terjadi perubahan tutupan lahan, contohnya vegetasi hutan yang diubah menjadi non hutan oleh manusia
  • Terjadinya tanah longsor yang menyebabkan terbendungnya aliran sungai dibagian hulu
  • Perilaku masyarakat yang mengeksploitasi lingkungan dan memanfaatkan lahan tanpa dilakukan konservasi tanah dan air.

tirto.id - Edusains

Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |