tirto.id - Kearifan lokal Sunda memperkaya keunikan yang terdapat pada suku-suku di Indonesia. Banyak kearifan lokal Jawa Barat yang masih dipraktikkan sampai sekarang dalam kehidupan bermasyarakat.
Istilah kearifan lokal memiliki makna yang serupa dengan kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge), atau kecerdasan setempat (local genius). Kearifan lokal adalah semua bentuk keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis (Keraf, 2002).
Kearifan lokal suku sunda turut menjadi sarana mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik. Bentuknya beragam seperti istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, hingga kebiasaan sehari-hari. Apa saja kearifan lokal sunda dan contohnya?
11 Kearifan Lokal Masyarakat Sunda di Jawa Barat
Kearifan dan budaya lokal Sunda cukup beragam bentuknya. Ada yang beruba tradisi makan sampai nasihat-nasihat penuh makna. Berikut beberapa daftar kearifan lokal Jawa Barat yang dapat ditemui sampai sekarang:
1. Nukilan
Nukilah Jawa Barat merupakan nasihat yang berisi anjuran dan larangan. Nukilan tersebut ditemui layaknya peribahasa.
Contoh nukilan misalnya "indung suku ge moal dibejaan (Ibu jari pun tak akan diberi tahu)". Arti nukilan ini adalah anjuran uberkomitmen saat menjaga rahasia, ketika seseorang diberikan amanah untuk hal itu.
Contoh nukilan lain yaitu "Dikungkung teu diawur, dicangcang teu diparaban (Dikurung tidak dirawat, diikat tidak diberi makan)". Petuah ini ditujukan pada suami yang tidak merawat istri dengan menafkahinya. Setiap suami yang punya tanggung jawab tidak akan memperlakukan istri seperti itu.
Ada pula peribahasa nété tarajé nincak hambalan". Maknanya yaitu mencerminkan pandangan mengenai ketertiban dan kedisiplinan dalam mencapai suatu maksud yang diinginkan.
2. Rumah bambu
Rumah bambu khas Sunda merupakan bangunan tahan gempa. Bahan rumah ini 80 persen memakai bambu dan bahan alami lainnya. Ketahanannya bisa mencapai lebih dari 20 tahun dan masih kokoh.
Sifat tahan gempa tersebut disebabkan oleh sifat batang bambu yang fleksibel dan lentur. Kalau pun rumah bambu ini roboh karena gempa, risiko terjadinya korban luka dapat diminimalisasi.
3. Leuweung kolot
Leuweung kolot merupakan kawasan tertentu yang difungsikkn seperti hutan lindung. Kawasan tersebut sama sekali tidak boleh dimasuki.
Contoh Leuweung kolot yaitu Leuweung Larangan sebagai lokasi pemahaman para pu’un atau ketua adat. Leuweung ini mirip hutan penyangga dan tidak boleh dirambah. Namun, orang lain boleh masuk jika ada izin ketua adat.
4. Cerita rakyat
Suku Sunda memiliki kearifan lokal Jawa Barat berupa cerita rakyat. Cerita khas Sunda antara lain sasakala gunung tangkuban parahu, dongeng si kabayan, dan sebagainya.
Cerita rakyat yang berkembang membawa pesan moral. Kisahnya disampaikan pada anak-anak sebagai pesan nasihat untuk menjalani kehidupan.
5. Nyaneut
Nyaneut adalah tradisi Jawa Barat berupa aktivitas minum teh untuk menyambut tahun baru Islam. Nyaneut adalah akronim dari kata Nyai Haneut (Cai Haneut) yang bermakna air hangat.
Ciri khas nyaneut yaitu minuman teh disajikan bersama makanan tradisional seperti singkong, ubi, atau ganyong. Cara menikmati teh pun diawali dengan memutar gelas pada telapak tangan dua kali, lalu baru diminum.
6. Botram
Botram adalah tradisi makan bersama dengan alas makanan berupa daun pisang atau tikar. Makanan tersebut dibawa oleh orang-yang yang akan ikut botram.Menu yang disajikan seperti nasi liwet, ikan asin, tempe, tahu, sambal terasi,serta tidak lupa lalapan dan kerupuk.
7. Sisingaan
Sisingaan adalah tradisi menaikkan anak laki-laki yang sudah dikhitan ke atas boneka singa. Anak di atas boneka tersebut lantas digotong oleh empat lelaki dewasa diarak memutar kampung. Sambil berjalan turut diiringi musik dan tari-tarian sehingga acara khitanan lebih meriah.
8. Nenjrag Bumi
Nenjrag bumi adalah kearifan lokal Sunda berupa tradisi atas kelahiran bayi. Bayi nantinya diletakkan di lantai yang memiliki bahan dari bambu terbelah. Lantai bambu diinjak atau dihentakkan oleh sang ibu sebanyak tujuh kali.
Makna nenjrag bumi yaitu agar bayi tidak gampang takut. Ia juga tidak mudah kaget. Hanya saja, tradisi ini mungkin saja akan membahayakan dari sisi medis.
9. Ngeuyeuk Seureuh
Kearifan lokal Sunda lainnya adalah ngeuyeuk seureuh. Tradisi ini merupakan proses pengantin yang meminta izin dan doa restu kedua orang tuanya. Calon pengantin lantas disawer memakai beras agar hidup sejahtera. Mereka juga dipukul ringan dengan sapu lidi sembari diberikan nasihat.
10. Nganteuran
Nganteuran adalah tradisi Jawa Barat berupa kegiatan mengantarkan makanan. Masyarakat Sunda melakukannya jelang Idulfitri. Mereka akan bertukar makanan satu dengan lainnya.
11. Ngadulag
Ngadulag adalah tradisi menabuh bedug yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Kearifan lokal Sunda ini misalnya dilakukan saat bulan Ramadhan dan perayaan hari besar agama Islam.
Ngadulag memiliki pola irama tertentu tergantung penggunaannya. MIsalnya dulag kuramas mempunyai pola irama yang khusus diperuntukkan ditabuh pada satu hari sebelum Ramadhan.
tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar & Ilham Choirul Anwar