tirto.id - Klasifikasi laut berdasarkan kedalamannya menjadi salah satu informasi dalam studi kelautan (oceanografi). Lantas, apa saja jenis laut berdasarkan proses terbentuknya, letak, dan kedalamannya?
Perlu diketahui bahwa laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi serta memisahkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Sementara laut yang sangat luas disebut samudera.
Kondisi ini serupa halnya dengan negara Indonesia yang terpisahkan oleh laut, kemudian menjadi negara kepulauan, seperti dikutip dari modul Udara dan Air Sumber Kehidupan (2017). Laut mengelilingi dan memisahkan pulau-pulau.
Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses, Letak, dan Kedalaman
Terdapat sejumlah klasifikasi laut berdasarkan letaknya, proses terjadinya, maupun kedalamannya. Untuk memahami perbedaan setiap jenis laut ini, Anda bisa membaca penjelasan berikut.
A. Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadinya
Jenis laut berdasarkan proses terjadinya berarti laut dibedakan sesuai dengan metode atau cara pembentukannya masing-masing. Dinukil dari Geografi Kelas X (2020), terdapat transgresi, ingresi, dan regresi.
Berikut penjelasan tentang beberapa jenis laut berdasarkan proses pembentukannya.
1. Laut Transgresi
Laut transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan. Situasi ini muncul akibat kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es.
Inilah yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia timur dan barat tergenang air laut dan sekarang menjadi laut dangkal. Contoh laut transgresi dapat dilihat dari keberadaan Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
2. Laut Ingresi
Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun, sehingga terdapat rongga atau lubang di dasarnya. Sebagai gambaran ringkas bisa dipantau dari keberadaan palung laut atau lubuk laut.
Beberapa contoh laut ingresi meliputi Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi dan Laut Maluku. Lantaran ada beberapa gerakan yang menyebabkan turunnya dasar, laut jenis ini cenderung lebih dalam.
3. Laut Regresi
Laut regresi yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada zaman glasial merupakan daratan.
Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua Asia, sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua Australia. Pada waktu air surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut karena dalamnya, laut inilah yang dinamakan laut regresi.
Sehubungan dengan itu, beberapa contoh laut regresi bisa dilihat dari keberadaan bentang Laut Banda dan Selat Makassar.
B. Klasifikasi Laut Berdasarkan Letaknya
Jenis laut berdasarkan letaknya berarti suatu lautan dipisahkan sesuai dengan letak masing-masing. Beberapa klasifikasi yang sesuai syarat ini mencakup tepian, pertengahan, dan pedalaman.
Berikut penjelasan tentang klasifikasi laut berdasarkan letaknya.
1. Laut Tepi (Sub/Ocean)
Laut tepi adalah laut yang letaknya di tepi benua dan terpisah dengan lautan karena adanya deretan pulau. Contoh laut tepi yang ada di dunia ini misalnya Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.
2. Laut Pertengahan (Middle Sea)
Laut pertengahan merupakan jenis laut yang letaknya terdapat di antara benua-benua tertentu. Sebagai salah satu contoh laut pertengahan, bisa dipantau dari adanya Laut Tengah yang memisahkan Eropa dan Afrika.
3. Laut Pedalaman (Inland Sea)
Laut pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua (daratan). Contoh laut pedalaman yang ada di dunia ini meliputi Laut Hitam (di tengah Eropa Tenggara dan Asia Barat) dan Laut Kaspia (timur laut Eropa dan barat daya Asia).
C. Klasifikasi Laut Berdasarkan Kedalamannya
Berbeda dari dua klasifikasi sebelumnya, jenis laut berdasarkan kedalamannya berarti laut dipisahkan sesuai angka kedalaman. Di antaranya terdapat jenis latu litoral, neritik, batial, abissal, dan hadal.
Berikut penjelasan tentang klasifikasi laut berdasarkan kedalamannya.
1. Zona Litoral (Pesisir)
Pesisir atau zona literal masih termasuk sebagai salah satu jenis laut berdasarkan kedalamannya. Tepatnya daerah pantai yang terletak di antara garis pasang naik dan pasang surut.
Adapun contoh wilayah ini bisa dipantau dengan wilayah-wilayah pinggiran yang dipenuhi hutan mangrove. Kemudian daerah pasang surut dan padang lamun yang ada di sekitar pantai.
2. Zona Neritik (Laut Dangkal)
Zona neritik merupakan lautan dangkal yang punya dasar laut maksimal 200 meter di bawah permukaan laut. Laut jenis ini punya ciri khas masih dapat ditembus matahari dan dipenuhi makhluk hidup.
Adapun lautan neritik punya kontribusi bagi kehidupan manusia, misalnya untuk mencari penghidupan atau makanan hasil laut. Contohnya Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.
3. Zona Batial (Laut Dalam)
Setelah melewati zona laut dangkal, zona batial muncul dengan kedalaman antara 200 sampai 2000 meter di bawah permukaan laut. Pada klasifikasi laut ini, sinar matahari mulai menipis dan tidak bisa mencapai dasar.
Oleh karena itu, tumbuh-tumbuhan dan binatang laut yang ada di zona batial jumlahnya mulai terbatas. Salah satu contoh zona laut dalam adalah Laut Kaspia yang punya kedalaman maksimal 1025 meter.
4. Zona Abissal (Laut Sangat Dalam)
Lebih mendalam lagi dibandingkan batial, laut sangat dalam atau zona abissal memiliki rentang kedalaman antara 2000-5000 meter. Jenis laut berdasarkan kedalamannya ini mulai memiliki tekanan yang besar dan bersuhu rendah.
Adapun klasifikasi laut zona abissal tidak memungkinkan tanaman laut untuk tumbuh dan binatang di sana angkanya terbatas. Sebagai contoh, ada lautan perairan jurang dalam yang ada di wilayah Antartika.
5. Zona Hadal (Laut Paling Dalam)
Sebagai klasifikasi laut paling terakhir berdasarkan kedalamannya, zona hadal hadir dengan kedalaman lebih dari 6000 meter. Kerap disebut sebagai hadopelagik, daerahnya diklaim paling dalam hingga sekarang.
Adapun ukuran pastinya laut hadal mulai dari 6000 sampai 11.000 meter di bawah permukaan laut. Contohnya bisa dipantau dari keberadaan palung-palung laut di wilayah tertentu.
Baca juga artikel terkait LAUT atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa
tirto.id - Pendidikan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yuda Prinada