harapanrakyat.com,- Tak seperti kebanyakan siswa lain yang berbondong-bondong ke sekolah negeri favorit, Normalita Nurbaeti Syamsi (16), justru memilih melanjutkan pendidikannya di SMK Yasira, Jalan Raya Banjar KM 10, Desa Pamalayan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kisahnya cukup menarik, lantaran Norma jadi satu-satunya siswa baru yang mendaftar di SMK Yasira tahun 2025 ini.
Pilihan Norma bukan tanpa alasan. Ia sadar betul akan kondisi keluarganya. Ibunya, Enung (41), seorang single parent yang kini sedang tidak bekerja setelah menjalani operasi batu empedu dan ginjal.
Enung mengaku, tak mampu membiayai ongkos harian jika harus menyekolahkan Norma ke sekolah negeri yang jaraknya cukup jauh dari rumah.
“Itu anak aku yang sekolah di Yasira. Itu juga udah ditanya, Norman mau pindah atau tetap sekolah di situ? Anaknya tetap jawab, mau sekolah di situ,” ujar Enung kepada harapanrakyat.com, Senin (21/7/2025).
Menurut Enung, Norma sepertinya mengerti situasi ekonomi keluarga. Meski sekolah negeri tidak memungut SPP, ongkos harian dan jarak tempuh tetap menjadi hambatan utama.
“Mungkin si anak jawab gitu juga lihat kemampuan ibunya. Aku cuma single mom. Sedangkan jarak ke sekolah negeri jauh, harus pakai ongkos. Kalau di Yasira, gak punya ongkos ya bisa jalan kaki,” lanjut Enung.
Norma adalah anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya kini baru duduk di bangku TK. Dalam kondisi sebagai orang tua tunggal tanpa pekerjaan tetap, Enung mengaku hanya bisa mendorong anaknya untuk tetap semangat belajar, tak peduli sekolah negeri atau swasta.
“Bagi saya, anak mau sekolah di mana aja sama, yang penting niatnya dan si anak semangat. Gak gengsi soal sekolah swasta atau negeri. Nanti soal kerja mah tergantung rezeki dan takdirnya,” ungkap Enung.
Baca Juga: Miris! SMK Yasira Ciamis Hanya 1 Siswa Baru yang Daftar Tahun Ini
Meski Hanya Satu Siswa Baru, SMK Yasira Ciamis Tetap Lanjutkan PBM
Sementara itu, pihak sekolah pun tak menampik kondisi ini cukup memprihatinkan. Wakil Kepala SMK Yasira, Melia Pujianti, mengungkapkan, tahun ajaran kali ini terasa cukup memilukan karena hanya ada satu siswa baru yang mendaftar.
“Awal tahun ajaran ini cukup mengharukan. Hanya ada satu peserta didik yang masuk,” ujarnya, Jumat (18/7/2025) lalu.
Meski begitu, Melia menegaskan, pihak sekolah telah berusaha maksimal untuk menjaring siswa baru. Berbagai cara telah dilakukan, mulai dari promosi aktif melalui media sosial hingga pemberian sejumlah fasilitas gratis.
“Kami sudah upayakan promosi secara intensif. SPP kami gratiskan, bahkan seragam batik pun diberikan cuma-cuma,” katanya.
Selain itu, SMK Yasira juga memiliki program bantuan khusus bagi keluarga kurang mampu. “Ada program orang tua asuh untuk siswa yang benar-benar dari keluarga tidak mampu. Jadi kami tetap terbuka dan berusaha memberi solusi,” jelas Melia.
Kendati hanya memiliki satu siswa baru, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pun tetap dilaksanakan dengan menggabungkan siswa kelas X bersama kelas XI dan XII.
“Yang terpenting adalah semangat anak untuk belajar tetap terjaga. Kami pun terus memberi motivasi agar siswa tetap percaya diri dan tidak merasa sendirian,” kata Melia.
Menurut Melia, sedikitnya jumlah pendaftar siswa baru kemungkinan dipengaruhi oleh aturan rombongan belajar di sekolah negeri. Jika sebelumnya satu kelas hanya menampung 36 siswa, kini kuotanya ditambah menjadi 50 siswa per kelas.
“Kondisi ini mungkin mendorong calon siswa baru untuk lebih memilih sekolah negeri karena daya tampungnya yang kini lebih luas,” ujarnya. (Feri/R7/HR-Online/Editor-Ndu)