Cerita Pedagang Bendera dan Umbul-umbul di Ciamis, Tetap Berjualan Meski Bersaing dengan Pasar Online

7 hours ago 5

harapanrakyat.com,- Menjelang perayaan hari kemerdekaan atau HUT RI ke-80 tahun 2025, biasanya dimanfaatkan oleh pedagang bendera dan umbul-umbul musiman untuk meraup cuan, seperti yang dilakukan oleh sejumlah warga di Dusun Ranjirata, Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. 

Dusun Ranjirata, Kampung Ciledug, Desa Cimari ini terkenal sebagai Kampung Bendera. Pasalnya ada beberapa warga yang menjadi pengrajin dan pengepul bendera dan juga umbul-umbul. 

Bahkan, setiap tahunnya ketika menjelang Hari Kemerdekaan sejumlah warga menjadi pedagang bendera musiman di berbagai daerah di Jawa Barat dan juga Jawa Tengah. 

Omzet Pedagang Bendera Turun Drastis

Salah satunya Husni (52) yang merupakan salah satu perajin dan juga pengepul Bendera dan Umbul-umbul. Pada tahun 2025 ini, Ia menyebut ada 20 orang pedagang yang siap berjualan di beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. 

“Kalau dulu sampai ada 120 orang pedagang, kini hanya 20 orang pedagang saja. Karena tahun-tahun sebelumnya omsetnya turun terus,” ucap Husni saat dijumpai di kediamannya saat melipat bendera dan umbul-umbul, Senin (21/7/2025).

Husni menyebut, penjualan tahun sebelumnya sangat menurun drastis, sehingga banyak bahan atau stok yang masuk kembali, karena tidak terjual. Hal tersebut, karena sekarang sudah mulai ada pasar online. Sehingga, otomatis omsetnya menurun. 

“Kalau dulu, orang cari bendera atau umbul-umbul itu langsung datang ke pedagang di pinggir-pinggir jalan. Tapi sejak ada pasar online, kini belinya bisa praktis lewat online. Jadi banyak pedagang yang mengeluh barangnya tidak laku terjual pada tahun sebelumnya,” ucapnya. 

“Bahkan untuk penjualan tahun sebelumnya barang yang keluar itu hanya sekitar 40 persen saja, jadi sisanya kembali lagi. Sehingga omset pun turun drastis,” tambah Husni. 

Meskipun omzet tahun sebelumnya turun, namun untuk tahun 2025 ini Husni dan 20 orang pedagang yang mengambil barang darinya tetap semangat untuk berjualan. 

“Meski saat ini kita bersaing dengan pasar online, tapi tahun ini kita tetap akan berjualan. Nanti tanggal 25 Juli 2025 akan berangkat serempak berjualan di beberapa daerah di Jawa Tengah,” ucapnya. 

Masa Kejayaan

Husni menceritakan jika ia pernah mendapatkan omset yang cukup tinggi kurang lebih sampai Rp 1,3 Miliar pada tahun 2019 lalu. Namun, pada tahun 2020 kembali menurun karena adanya pandemi Covid-19. 

Setelah pandemi Covid-19, kata dia, setelah itu dilanjutkan munculnya pasar online, sehingga langsung turun drastis sampai tahun 2024 lalu. 

“Saya merintis sendiri, awalnya sekitar tahun 1980-an ikut jualan bendera dan umbul-umbul bareng paman. Lalu jadi pengepul, dan dulu punya 120 pedagang, bahkan jika ingin punya Rp 10 juta itu hanya dari 6 pedagang saja, karena dulu orang cari bendera datangnya ke pedagang di pinggir jalan, sekarang sudah ada di pasar online,” ucapnya. 

Husni membenarkan jika kampungnya ini biasa dikenal sebagai Kampung Bendera karena beberapa warganya menjadi pengrajin bendera. Saat ini sepengetahuannya masih ada 12 orang pengrajin yang masih produksi dan mempekerjakan warga. 

“Kalau pengrajin lain di kampung ini memang masih ada yang produksi, namun kurang maksimal. Karena penjualnya juga semakin menurun,” bebernya. 

Husni berharap tahun 2025 ini penjualan bendera dan umbul-umbul bisa ada peningkatan dari tahun sebelumnya, meski masih ada pasar online. 

Selain menjadi pengepul, Husni mengaku jika sehari-harinya dirinya memproduksi dodol untuk menghidupi keluarganya. Bahkan, dalam produksi dodol tersebut ia mempekerjakan beberapa orang dari Garut. 

“Kalau bendera merah putih dan umbul-umbul itu tahunan, tapi kalau sehari-hari saya memproduksi dodol dan pekerjanya juga asli dari Garut. Ada distributor yang langsung membawa barangnya ke tempat produksi,” pungkasnya. (Feri/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |