Fakta-fakta sebelum Kerusuhan di Gerbang Pendopo Garut, Ribuan Warga Tumplek seusai Sholat Jumat 

13 hours ago 11

harapanrakyat.com,- Sejak tragedi kerusuhan hingga meninggalnya 3 orang di pintu gerbang Pendopo pada Jumat (18/7/25) lalu, hingga kini belum ada pihak yang berani mengakui kesalahan dan berani berhadapan dengan hukum. Sementara polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. 

Berdasarkan hasil penelusuran HR Online di lapangan, terdapat rangkaian peristiwa sebelum 3 orang meninggal dan 30 warga mengalami luka-luka akibat saling dorong dan terinjak-injak saat berebut makan gratis. 

Sebelum peristiwa terjadi, sekitar pukul 10.00 WIB ratusan aparat yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan lainnya menggelar apel di Polres Garut. Dalam apel itu, Kapolres Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto memimpin langsung dan mengarahkan anggotanya untuk bersiaga di beberapa titik pendopo dan alun-alun. Apalagi rangkaian pesta rakyat tersebut akan berlangsung sekitar pukul 13.30 WIB. 

Suasana sebelum Kerusuhan di Gerbang Pendopo Garut

Kemudian, sekitar pukul 11.30 WIB, Masjid Agung Kota Garut tampak penuh jamaah. Namun, di sisi lain ribuan kaum hawa dan anak-anak menunggu di area parkir masjid.

Berdasarkan keterangan salah seorang jurnalis di Garut, Irwan, menyebutkan ia sangat kaget ketika akan melaksanakan sholat Jumat massa begitu banyak yang berdatangan. 

Kemudian, setelah selesai sholat ia kembali melihat ribuan warga semakin padat dan memenuhi berbagai sisi alun-alun, gerbang barat, serta gerbang timur Pendopo. 

“Begitu keluar masjid tentu kaget, kok banyak begini warga. Dari situ saya bergeser ke area Bakorwil, karena memang sudah tak enak hati,” kata Irwan, Selasa (22/7/2025).

Pukul 12.50 WIB, kata Irwan, massa semakin memenuhi pintu barat dan pintu timur. Sebagian dari mereka bahkan bisa masuk untuk mencicipi hidangan yang telah tersedia dari panitia pesta rakyat. Sementara itu sebagian warga lain tertahan di pintu barat dan pintu timur.

Kemudian, lanjutnya, pukul 13.15 WIB dorongan massa dari pintu barat semakin tak terkendali. Teriakan buka gerbang pun menggema dari seluruh warga. Sekitar pukul 13.17 WIB hingga 13.45 WIB kericuhan pun terjadi. 

Korban yang bernama Vania Apriliani (8), Dewi Jubaedah, dan Bripka Cecep Saepul Bahri, diduga ada pada kerumunan tersebut. Aksi dorong yang mengakibatkan banyak warga jatuh hingga terinjak-injak membuat sulit petugas lain untuk menetralisir keadaan.

Sementara itu, pada jam tersebut lalu lalang mobil ambulans serta petugas medis terlihat sangat sibuk mengevakuasi para korban yang jatuh pingsan. Sehingga mereka terlihat kesulitan membedakan korban yang meninggal dengan korban yang jatuh pingsan.

Tangis Keluarga Korban Pecah

Lalu, sekitar pukul 14.00 WIB, tangis keluarga korban pun pecah di RS Guntur, yakni istri almarhum Bripka Cecep yang kini menjadi Aipda Anumerta. Sementara di RSUD dr Slamet Garut, suasana duka juga pecah di kamar jenazah, ibu dari almarhum Vania kaget melihat anaknya sudah tidak bernyawa. 

Masih di tempat yang sama, petugas kepolisian berpakaian preman termasuk berseragam pun lalu lalang di lorong rumah sakit menuju kamar jenazah. Mereka datang untuk mendata, termasuk petugas inafis yang melakukan pemeriksaan luar terhadap jasad para almarhum.

Akibat insiden tersebut, kegiatan pesta rakyat pun terpaksa dihentikan, termasuk rangkaian jadwal yang sudah tersusun ikut batal. Bupati Garut Abdusy Syakur, Kapolres, serta Dandim 0611 Garut saat itu keluar dari dalam pendopo dan menyampaikan keterangan ke puluhan awak media. 

Ia mengatakan, pihaknya bersama Forkopimda sepakat menghentikan kegiatan tersebut dan akan mengevaluasi peristiwa ini. Sementara panitia pelaksana yang mendapatkan tugas masih dalam proses pendalaman, termasuk dari eksternal kegiatan resepsi. “Kami mengevaluasi kegiatan ini,” kata Syakur. 

Kemudian, pada malam harinya Gubernur Jabar langsung menemui semua keluarga korban yang meninggal dan yang selamat di IGD RSUD dr Slamet. 

Saat konferensi pers, KDM menyatakan bahwa penyelidikan adalah ranah dari kepolisian. Ia secara pribadi sangat terbuka dan objektif. Sehingga tidak akan menghalangi proses penyelidikan kepolisian. 

Sementara itu, Polda Jabar langsung mengambil alih penyelidikan ini. Bahkan, mereka melakukan olah TKP hingga dini hari pada Sabtu (19/7/25). 

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra mengatakan, pihaknya akan menyimpulkan hasil penyelidikan ini jika sudah cukup untuk diangkat ke Polda. Polisi melakukan penyelidikan dari mana awal mula kasus ini terjadi serta menanyakan ke panitia. “Nanti kita juga akan tanya ke panitia,” terangnya, Sabtu (19/7/25) lalu. (Pikpik/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |