Gerbang Barat Pendopo Garut, Saksi Bisu Ricuh Pesta Rakyat Maut

4 hours ago 6

harapanrakyat.com,- Pintu gerbang barat gedung Pendopo Garut, Jawa Barat menjadi saksi bisu petaka yang terjadi pada Jumat (18/7/2025) kemarin. Ada 3 orang meninggal dan 30 warga lainnya mengalami luka dalam insiden pesta rakyat rangkaian hajat pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dengan Maula Akbar yang merupakan anak Gubernur Dedi Mulyadi.

Semua orang termasuk sohibul bait pengantin tak menyangka peristiwa itu akan terjadi. Namun ini patut jadi cermin di kemudian hari ketika hajat pejabat yang mengundang massa banyak.

Hajat pernikahan yang seharusnya menjadi kebahagian bagi kedua mempelai dan tamu undangan berubah menjadi duka. Ya peristiwa itu terjadi di Garut, Jawa Barat, tepatnya di pintu gerbang Pendopo bagian barat.

Massa yang berniat mencicipi makanan yang disediakan gratis oleh panitia hajat berubah “chaos” ketika desak-desakan serta saling dorong terjadi di lokasi tersebut.

Baca Juga: Pilu Istri Aipda Cecep, Ditinggal Suami Gugur saat Amankan Pesta Rakyat Pendopo Garut

Tak sedikit anak-anak maupun dewasa terinjak-injak dalam insiden ricuh tersebut. Anggota polri yang melakukan pengamanan pun gugur usai menyelamatkan seorang gadis yang membutuhkan pertolongan.

“Awalnya informasi simpang siur, tapi teman saya yang merupakan petugas medis di sana menghubungi saya ketika saya sedang di luar kota. Katanya, kakak jatuh pingsan dan dibawa mobil ambulans,” kata Adi Herdiansyah, adik almarhum Aipda anumerta Cecep Saepul Bahri, satu dari tiga korban meninggal.

Adi kemudian berusaha menghubungi istri almarhum yang berada di Garut. Ia meminta Fitri (istri almarhum) untuk segera mendatangi Rumah Sakit TNI Guntur, karena Cecep dibawa ke sana. Suasana sontak berubah ketika Fitri Novianti mengetahui suaminya berada di kamar jenazah. Ia yang diantar anak dan keponakannya histeris saat mengetahui suami gugur.

Gerbang Barat Pendopo Garut Saksi Tiga Nyawa Melayang Tak Pernah Pulang

Lurah Sukamentri Kecamatan Garut Kota, Wijiono mengatakan, dalam peristiwa berdarah di pendopo tersebut ada dua warganya yang dinyatakan meninggal.

Sejak hari pertama insiden itu, Wijiono mondar mandir mengurus seluruh keperluan pemakaman. Ia juga sibuk mendampingi warga yang melayat ke rumah duka. 

“Ada dua warga kami yang meninggal, yang pertama almarhum pak Cecep beliau seorang polisi, beliau warga RW 17 dan yang satu ade Vania usianya 8 tahun bertempat tinggal di Kampung Sindang Heula,” jelas Wijiono, Lurah Sukamentri.

Peristiwa ricuh yang diperkirakan terjadi pada pukul 13.30 WIB itu membuat para pemangku kebijakan harus menghentikan rangkaian hajat pernikahan.

Bupati Garut menegaskan lanjutan acara yang tadinya telah terjadwal berubah jadi ditiadakan. Pihaknya juga tengah mengevaluasi pasca kejadian. Panitia pelaksana hajat pernikahan Wabup Garut-Putra Gubernur Jawa Barat itu dipercayakan kepada eksternal Pemerintahan.

“Kami bersama Forkopimda bahwa lanjutan kegiatan itu ditiadakan. Jadi ada panitia pelaksana yang dibagi tugas dan masih kita dalami. Dari eksternal bagian dari kegiatan resepsi, pasti Gubernur dan Bu Wakil terus komunikasi. Tentunya ada prosedur, kami melakukan evaluasi dengan kegiatan ini,” ungkap Abdusy Syakur Amin, Bupati Garut.

Baca Juga: KDM Ngaku Tak Tahu Pesta Rakyat Pernikahan Maula dan Putri Karlina di Garut, Jejak Digital Berkata Lain

Umpama nasi telah menjadi bubur, rakyat dan polri juga malah ikut gugur, hajat yang sejatinya bahagia berubah jadi maut, lalu siapa yang harus bertanggung jawab? Publik kini menunggu proses penyelidikan Polda Jabar yang katanya akan profesional terbuka dalam mengusut peristiwa memilukan ini. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |