harapanrakyat.com,- Jelang masa libur sekolah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai bersiap menghadapi potensi gejolak harga dan gangguan distribusi pangan. Lonjakan aktivitas masyarakat selama liburan diperkirakan bisa mendorong kenaikan permintaan sejumlah komoditas. Kondisi ini berpotensi memicu inflasi di tengah pasokan yang mulai menipis pada beberapa bahan pokok.
Kepala Biro Perekonomian Setda Jabar, Budi Kurnia, mengingatkan lonjakan konsumsi saat liburan berisiko menaikkan harga komoditas seperti beras, cabai, bawang, dan daging. Selain itu, peningkatan mobilitas juga bisa mendorong naiknya permintaan BBM, transportasi, hingga akomodasi.
“Liburan sekolah biasanya diiringi mobilitas tinggi, ini bisa menyebabkan lonjakan permintaan di berbagai sektor. Kalau distribusi tidak lancar, harga bisa ikut terdorong naik,” kata Budi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Kamis (26/6/2025).
Budi juga mewanti-wanti kemungkinan terganggunya distribusi pangan, terutama ke wilayah-wilayah wisata yang rawan kemacetan, seperti Pangandaran dan Lembang. Selain itu, perilaku belanja berlebihan selama liburan juga dinilai bisa memicu spekulasi harga di tingkat pedagang.
Baca Juga: Bedah APBD Kabupaten di Jabar Lewat YouTube, Dedi Mulyadi Bakal Undang Semua Pejabat Daerah
Jelang Masa libur Sekolah, Pangan Strategis di Jabar Masih Aman
Sementara itu, dari sisi produksi, kondisi pangan strategis di Jabar masih terpantau aman. Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan menunjukkan bahwa 12 komoditas utama dalam kondisi surplus hingga akhir Juni 2025. Namun, pada Juli mendatang, lima komoditas diperkirakan akan mengalami defisit. Kelima komoditas tersebut adalah kedelai, bawang merah, bawang putih, gula konsumsi, dan minyak goreng. Hal ini seiring pasokan dari luar daerah yang belum optimal.
Di sisi ketersediaan stok beras, Perum Bulog Kanwil Jabar memastikan cadangan masih sangat mencukupi. Berdasarkan laporan terakhir, total stok beras tersebar di sembilan kantor cabang dengan rincian Karawang 139.691 ton, Subang 569.051 ton, Cirebon 187.571 ton, dan Bandung 35.941 ton.
Selain beras, Bulog juga memiliki stok 86.069 kg gula konsumsi, 246.141 liter minyak goreng, dan 22.274 kg tepung terigu. Komoditas tersebut disiapkan untuk menjaga stabilitas pasokan di pasar.
Tak hanya itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar juga mencatat peningkatan produksi padi sebesar 938.223 ton sepanjang Januari-Juli 2025. Kenaikan luas panen mencapai 1.048.590 hektare, terutama di Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Subang.
Untuk menjaga kelancaran distribusi selama lonjakan wisatawan di liburan sekolah, Dinas Perhubungan Jabar telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian guna mengantisipasi kemacetan. Tujuan lainnya untuk memastikan pasokan pangan tidak terganggu.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Jawa Barat kembali mengalami deflasi pada Mei 2025, setelah sebelumnya mencatat inflasi cukup tinggi selama dua bulan berturut-turut. Deflasi bulanan (month to month) tercatat sebesar -0,32 persen.
Kondisi ini turut menahan laju inflasi Jawa Barat secara keseluruhan. Hingga Mei 2025, inflasi tahun kalender (year to date) berada di angka 0,98 persen. Sementara inflasi tahunan (year-on-year) tercatat 1,47 persen, masih berada di bawah batas target nasional.
Baca Juga: Waspada! Hoaks Giveaway Rp50 Juta Mengatasnamakan Dedi Mulyadi Beredar di Medsos
Beberapa komoditas yang berkontribusi besar terhadap deflasi antara lain cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, serta daging ayam ras. Dari sisi kelompok pengeluaran, terdapat tiga kelompok yang mengalami penurunan harga dibanding bulan sebelumnya, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok transportasi, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)