Seperti kita ketahui, Dieng merupakan dataran tinggi di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kawasannya terkenal berkat keindahan alam yang seolah tiada duanya. Menariknya, di balik pemandangan memikat, tersimpan berbagai mitos larangan di Dieng yang begitu kuat.
Baca Juga: Mitos Kolam Renang Karang Setra Bandung, Wisata Legend
Legenda ini masih masyarakat yakini bahkan terwariskan secara turun-temurun. Tak jarang, misteri yang ada justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Lantas apa saja mitos unik yang ada di kawasan objek wisata berjuta pesona tersebut? Mari kita ulas lebih detail.
Mengulas Berbagai Mitos Larangan di Dieng
Berbicara tentang Dieng, pikiran kita pasti langsung terbayang pada berbagai objek wisata unik di kawasan tersebut. Bagaimana tidak, dataran tinggi di Wonosobo ini memang kaya akan destinasi eksotik serta populer.
Sebut saja Gunung Prau, Telaga Menjer, Batu Ratapan Angin, Sumur Jalatunda hingga Telaga Warna. Semuanya memiliki daya pikat masing-masing yang tak pernah gagal membuat pengunjung ketagihan untuk datang.
Kendati begitu, banyak yang belum tahu jika tempat-tempat ini ternyata menyimpan legenda. Hal yang turut memicu sejumlah aturan serta larangan. Berikut adalah beberapa mitos larangan di sana.
1. Aturan Pendakian Gunung Prau
Kita mulai dari objek wisata paling populer yakni Gunung Prau. Gunung dengan ketinggian 2.565 mdpl di Dieng ini menjadi salah satu tujuan pendakian favorit. Terutama bagi pendaki pemula mengingat medannya tidak terlalu sulit.
Prau sangat terkenal akan pemandangan matahari terbitnya. Sementara puncaknya yang menawarkan panorama 360 derajat jadi spot menarik untuk memandang gunung-gunung lain di Jawa Tengah. Sebut saja Sindoro, Sumbing, Merapi dan Merbabu.
Tak hanya itu saja, di pos tertinggi kita dapat menjumpai padang rumput yang luas serta memanjang. Berbagai jenis flora, termasuk bunga daisy dan edelweiss tumbuh sangat subur di sana.
Berkaitan dengan legendanya, proses pendakian Gunung Prau wajib memperhatikan sejumlah peraturan. Salah satunya larangan bagi wanita yang sedang menstruasi untuk mendaki gunung ini.
Selain itu, di puncak terdapat makam Kyai Jalak Ijo yang masyarakat setempat keramatkan. Sehingga semua pendaki wajib menjaga sikap. Termasuk tidak membuat api unggun, membuang sampah sembarangan serta berbuat zina. Pelanggaran terhadap aturan ini bisa memicu hal-hal yang mengancam keselamatan.
2. Aturan di Telaga Menjer
Mitos larangan di Dieng juga erat kaitannya dengan Telaga Menjer. Menjer sendiri adalah sebuah danau alami yang berlokasi di Desa Maron dan Tlogo, Garung, Wonosobo. Tepatnya berada di dataran tinggi Dieng sekitar 1.300 mdpl dengan luas 70 hektar serta kedalaman mencapai 45 meteran.
Konon, Menjer terbentuk akibat aktivitas vulkanik dari Gunung Pakuwaja. Letusan dahsyatnya mampu membentuk cekungan yang kemudian terisi air. Sehingga menjadi telaga indah dengan air yang tenang.
Baca Juga: Mitos Pelabuhan Ratu, Jejak Nyi Roro Kidul dan Singgasananya
Ada banyak aktivitas seru yang bisa pengunjung coba. Seperti menyusuri telaga dengan perahu, berfoto di spot-spot instagenic hingga memancing. Namun, masyarakat setempat melarang keras wisatawan yang ingin berenang. Ada yang percaya bahwa telaga ini merupakan istana makhluk halus. Sehingga berenang di telaga dapat mendatangkan kesialan.
3. Batu Ratapan Angin
Selanjutnya adalah wisata ikonik Batu Ratapan Angin yang terletak di Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Daya tarik utamanya adalah pemandangan Telaga Warna dari atas bongkahan batu raksasa.
Konon katanya bongkahan batu di sana merupakan hasil kutukan seorang pria terhadap sang kekasih yang berkhianat. Nama “Ratapan Angin” sendiri terpilih karena suara angin yang berhembus kencang di sekitar bebatuan. Menciptakan suara bak ratapan atau tangisan.
Uniknya, sebagian kecil masyarakat menghimbau supaya pengunjung tidak bersiul di kawasan tersebut. Alasan pasti mitos larangan di dieng ini memang belum terjawab hingga sekarang, Namun kabarnya berkaitan erat dengan hal-hal mistis.
4. Sumur Jalatunda
Terakhir ada wisata Sumur Jalatunda yang banyak masyarakat percayai sebagai lokasi pengabul keinginan. Mitosnya, jika seseorang berhasil melempar batu ke seberang sumur, keinginannya akan segera terkabul. Selain itu, ada kepercayaan bahwa jumlah tangga menuju Sumur Jalatunda tidak selalu sama.
Baca Juga: Mitos Air Terjun Jumog Karanganyar, Penuh Energi Positif
Itulah beberapa mitos larangan di dieng yang masih turun temurun sampai sekarang. Mungkin terdengar kurang masuk akal bagi sebagian orang di era modern. Kendati begitu, sebagai wisatawan tentu harus senantiasa menghormati adat dan kepercayaan masyarakat setempat. (R10/HR-Online)