harapanrakyat.com,- Syekh Mukhtar adalah seorang tokoh ulama besar dan penyebar agama Islam, ahli kitab dan seorang budayawan pemuka adat di wilayah Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Pangandaran, Jawa Barat. Semasa hidupnya, Syekh Mukhtar sangat disegani dan menjadi panutan masyarakat.
Sebab tidak seperti pemuka agama yang lain, Syekh Mukhtar cenderung egaliter, yang menganggap semua santrinya sebagai sahabat baik. Tentunya dengan sikap seperti itu, membuat para santri betah belajar.
Baca Juga: Mengenal Sosok Syekh Mukhtar, Ulama asal Padaherang yang Punya Ilmu Kanuragan Tinggi
Baru-baru ini, seorang ulama pimpinan pondok pesantren Bumi Sholawat Kanjeng Sunan Ampel Rawajaya Bantarsari, Cilacap, Jawa Tengah, Kyai Rd Mas Mohammad Salim Al Qosimi, membuka nasab silsilah Maqbaroh Syekh Mukhtar.
Ia membuka nasab saat mengisi pengajian akbar peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, di halaman masjid Al Mukhtar, Minggu (19/1/2025). Pengajian tersebut dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah. Seperti Purwokerto, Cianjur, Tasikmalaya, Cilongok, Sumpiuh, Karangrau, Cinangsi, Wangon, Cilacap, Banjar, dan Pangandaran.
Nasab Silsilah Syekh Mukhtar Ulama Besar di Padaherang Dibuka, Ini Kata Ketua Lembaga Adat Pangandaran
Ternyata dari nasab Syekh Mukhtar masih ada keturunan dari Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya. Syekh Abdul Muhyi sendiri merupakan seorang waliyullah yang dianugerahi banyak karomah menakjubkan.
Ketua Lembaga Adat Pangandaran, DR Erik Krisna Yudha, menyambut baik dengan dibukanya nasab Syekh Mukhtar. Sebab, hal tersebut sebagai edukasi dan menandakan satu ciri seorang pemuka agama yang benar-benar memiliki garis keturunan sah.
“Juga secara genelogis keturunan dari para waliyullah,” katanya kepada harapanrakyat.com, Selasa (21/1/2025).
Menurutnya, dengan dibukanya nasab silsilah Syekh Mukhtar Ulama Besar di Padaherang, maka kiprahnya di masyarakat tidak diragukan lagi. Baik dari keilmuan dan garis keturunannya.
“Bagi masyarakat, tentunya nilai-nilai yang beliau (Syekh Mukhtar) ajarkan akan menjadi rujukan. Bahwa nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan itu tidak bersinggungan atau bertentangan. Sehingga kita sebagai generasi muda penerus sudah saatnya menjadikan basis agama ini dalam mengamalkan nilai-nilai kebudayaan saling menguatkan,” ujarnya.
Sebab dalam kebudayaan, sambungnya, penelusuran nasab yakni bibit, bebet dan bobot sangat menjadi patokan.
“Sama halnya ilmu nasab di agama melalui pernikahan yang sah dengan di budaya. Jadi menentukan nasab bibit, bebet dan bobot sangat penting,” terangnya.
Oleh karena itu, ia berharap kegiatan membedah nasab ulama besar Syekh Mukhtar menjadi agenda rutin setiap tahun. Selain mempererat silaturahmi, acara tersebut juga memberikan edukasi.
“Kita juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, agar acara tersebut menjadi agenda tahunan oleh pemerintah,” pungkasnya.
Pengakuan Jamaah Tentang Syekh Mukhtar Ulama Besar di Padaherang
Sementara itu, salah seorang jamaah asal Cigugur Pangandaran, Jaka Purnama Siddiq mengatakan, dirinya bersama jamaah yang lain sudah 14 tahun mencari maqbaroh atau makam Syekh Mukhtar.
“Namun selama 14 tahun ini baru sekarang ketemunya,” katanya.
Menurutnya, banyak yang mencari ingin tahu maqbaroh tokoh Islam ini. Bukan hanya dirinya saja, namun juga pesantren terbesar di Jawa Barat, seperti di Cibeunteur dan lainnya.
Baca Juga: Lahan Terbatas, Situs Makam Syekh Muhtar Minta Dibantu Pemkab Pangandaran
Selain itu, katanya, di wilayah Pangandaran tidak ada yang tahu kalau ulama besar Syekh Mukhtar merupakan ahli kitab.
“Wasiat guru saya, Kyai Moh Sahlun Ciroyom Tasikmalaya dan Mama Eni mengamanatkan di setiap pengajian-pengajian, jika ingin ilmunya barokah dan pintar, maka ngaji harus ziarah ke makam R Mukhtar, beliau adalah ahli kitab,” ucapnya. (Madlani/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)