Ribuan Pekerja Pariwisata Jawa Barat Geruduk Gedung Sate, Minta Dedi Mulyadi Cabut Larangan Studi Tur

6 hours ago 4

harapanrakyat.com,- Ribuan pekerja pariwisata yang terhimpun dalam Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (P3JB) menggeruduk Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (21/7/2025).

Mereka menuntut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mencabut Surat Edaran (SE) Nomor 45/PK.03.03/Kesra tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya pada poin ketiga yang terbit pada 6 Mei 2025.

Adapun poin tiga dalam SE itu berbunyi, “Sekolah dilarang membuat kegiatan piknik, yang dibungkus dengan kegiatan study tour, yang memiliki dampak pada penambahan beban orang tua”.

Kegiatan tersebut bisa diganti dengan berbagai kegiatan berbasis inovasi. Seperti mengelola sampah secara mandiri di lingkungan sekolah. Kemudian mengembangkan sistem pertanian organik, aktivitas peternakan, perikanan dan kelautan, serta meningkatkan wawasan dunia usaha dan industri.

Baca Juga: Dituding Cuci Tangan Tragedi Maut Pesta Rakyat Pernikahan Anak di Garut, KDM: Saya Tidak Ngibul

Koordinator Lapangan dari Solidaritas P3JB, Nana Yohana menyatakan, pihaknya datang ke Gedung Sate untuk menyampaikan aspirasi, bukan aksi demonstrasi. 

Solidaritas P3JB hanya ingin Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk mencabut poin ketiga dalam SE Nomor 45/PK.03.03/Kesra tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya.

“Hanya ingin menuntut keadilan, karena SE itu tanpa pengkajian. Kami katakan SE itu zalim, karena undang-undang pun tidak melarang studi tur. Menteri Pendidikan dan Menteri Pariwisata tidak pernah melarang studi tur, hanya Bapak Gubernur Gubernur Jawa Barat yang melarang stadi tur,” kata Nana di sela-sela aksi damai.

Pekerja Pariwisata di Jawa Barat Tidak Dapat Pekerjaan Selama Enam Bulan Hingga Mengembalikan Uang

Ribuan Pekerja Pariwisata se-Jabar Geruduk Gedung Sate, Minta Dedi Mulyadi Cabut Larangan Studi TurRibuan pekerja pariwisata se-Jawa Barat menggeruduk Gedung Sate kririk larangan Studi Tur. Foto: Reza Deny

Nana menyebut, akibat penerbitan SE Nomor 45/PK.03.03/Kesra, para pekerja pariwisata tidak mendapatkan pesanan perjalanan wisata. Bahkan, banyak sekolah yang membatalkan pesanan secara sepihak.

“Kami selama 6 bulan ya tidak ada order. Malah banyak pas mau berangkat itu langsung membatalkan. Bukan masalah pembatalan, kami harus mengembalikan uang yang sudah masuk ke hotel, sudah masuk ke PO, sudah masuk ke resto. Puluhan juta bahkan ratusan juta, bahkan miliaran se-Jawa barat,” ujarnya.

Ia menilai, studir tur ini tidak memberatkan para murid karena sudah terencana dengan menabung, sehingga bukan dadakan. Apabila, ada yang keberatan, para pekerja pariwisata ini bisa memberikan solusi bagi mereka yang merasa keberatan.

“Studi tur itu bukan program dadakan, tetapi terencana. Siswa sudah menabung jauh-jauh hari. Jika ada yang tidak mampu, kami ada solusinya. Bisa subsidi silang atau bisa gratis,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, apabila Dedi Mulyadi tidak menggubris aspirasi dari Solidaritas P3JB, maka mereka akan membuat aksi yang lebih besar lagi. 

Baca Juga: Dedi Mulyadi Ngaku Tak Tahu Ada Pesta Rakyat Pernikahan Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut, Benarkah? 

“Kami akan datang lagi lebih banyak lagi, ini baru 10 persen. Jangan remehkan kekuatan pariwisata, pariwisata penyumbang devisa negara, kami pahlawan devisa, tapi selalu disampingkan dan diabaikan,” katanya. (Reza Deny/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |