Sejarah Gedung Jangkung Majalengka, Tempat Kelahiran Konglomerat

1 week ago 28

Gedung Jangkung Majalengka menjadi salah satu bangunan bersejarah yang cukup terkenal. Terletak di persimpangan Jl. KH. Abdul bersanding dengan Jl. Imam Bonjol dan Jl. Trikora di wilayah Majalengka, Jawa Barat, bangunan tersebut punya arsitektur mengesankan. Hal tersebut karena rupanya Gedung Jangkung dibangun sejak masa kolonial Belanda dan menjadi rumah konglomerat.

Baca Juga: Misteri Sejarah Kompleks Makam Belanda Cicurug Majalengka

Gedung Jangkung Majalengka dan Sejarahnya

Menurut banyak sumber yang beredar, gedung ini berdiri di atas permukaan tanah dengan luas 42 x 28 meter. Di bagian depan dan juga samping bangunan terdapat sebuah taman yang menghadap langsung ke arah jalanan. Sementara interiornya, terdapat beberapa ruangan dengan plafon dan juga jendela khas bangunan Belanda yang cukup menjulang tinggi.

Masyarakat menyebut bangunan tersebut sebagai Gedung Jangkung karena bangunan yang tinggi ini punya menara. Menara tersebut ada di sebelah barat daya dan menyesuaikan sudut persimpangan jalan. Selain itu, di bagian pintu masuk utamanya, Gedung Jangkung Majalengka memiliki porch.

Punya Porch

Porch sendiri ialah beranda dengan kerangka atap terbuat dari kayu alami. Sementara itu, atapnya terbuat dari bahan seng. Pintu depan bangunan bersejarah ini menggunakan ukuran besar dan tinggi. Elemen tersebut dilengkapi dengan adanya dua daun pintu berpanel kaca.

Lebih dari itu, ada tambahan dua jendela yang khas di sisi kanan dan kirinya. Ada pula jendela berjenis bouvenlight atau boven yang menghiasi atas pintu dan menyesuaikan bentuk dengan porch. Tidak hanya pintu utama saja, sebab gedung tersebut masih punya pintu lain di bagian samping dan belakang sebagai akses masuk.

Spot Menarik dan Ada Gudang

Pada dekorasinya, terdapat ornamen dengan ukiran kayu tampak begitu unik. Ornamen itu turut menghiasi dekorasi dengan bentuk atau tympanum. Letaknya ada di sebelah barat Gedung Jangkung Majalengka. Lalu, di bagian bawah tympanum tersebut ada kanopi berbahan atap asbes. Kanopi itu tampak menarik karena dibentuk dengan pola berlian.

Baca Juga: Napak Tilas Gedung Juang Majalengka, Tempat Penyiksaan Hingga Jadi Museum Kecil

Dari bagian belakang menuju samping bangunan, pada sayap kiri ada tangga untuk menuju teras atas. Teras tersebut sangat luas jika digunakan untuk tempat bermain karena ada dedaunan dari pohon mangga begitu rimbun yang memayungi bagian terasnya. Kemudian, jika melihatnya dari atas teras, maka bisa langsung kelihatan Jl. Raya KH. Abdul Halim. Di halaman sampingnya bahkan ada gedung kuno, tepatnya di sebelah kiri.

Selain itu, halaman belakang Gedung Jangkung Majalengka memiliki sebuah gudang sebagai tempat penyimpanan barang tak terpakai. Ada kemungkinan kalau dulu lokasi tersebut berguna untuk menyimpan kuda atau kendaraan pribadi milik penghuninya. Menariknya, halaman belakang tersebut sangat terlihat jelas dari ruang tengah atau ruang keluarga di bagian dalamnya. Mengapa? Sebab ada kaca yang dibuat melengkung.

Nah, jikalau ingin masuk ke dalam rumah, dari pintu depan atau belakang harus melewati beberapa anak tangga terlebih dahulu. Fondasi bangunannya sangat tinggi, lebih tinggi daripada halamannya. Tentunya, hal tersebut mampu menambah kesan begitu anggun dan juga penuh wibawa. Terlebih lagi letaknya di jalan utama yang menjadikannya sebagai spot menarik perhatian banyak orang.

Awal Dibangun

Kabarnya, gedung ini berdiri sejak awal tahun 1900an, yakni tepatnya di tahun 1912/1913 silam. Bangunan tersebut merupakan milik saudagar kaya keturunan Tiongkok, yakni Tjia Tjoe Bie dengan usaha yang ia jalankan di bidang hasil bumi. Tjia Tjoe Bie ialah salah satu pendiri Astra Group.

Kala itu, Tjia Tjoe Bie memberikan wasiat kepada keluarga besar supaya rumah tersebut tetap lestari dan dirawat sebagaimana mestinya. Kemudian, di tahun 1960, rumah peninggalannya pun dijual tepat sebelum William Soeyadjaya pergi ke Netherland (Belanda). Pembeli Gedung Jangkung Majalengka ialah H. Ali Saleh dan kemudian ia wariskan kepada salah satu anaknya yaitu Neli Saleh.

Gedong Jangkung menjadi salah satu bangunan tua bersejarah yang masih tersisa di Majalengka. Gedung tersebut jadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa dan juga Majalengka selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Sejarah Majalengka Nyi Rambut Kasih, Legenda yang Hidup di Tengah Masyarakat

Gedung Jangkung Majalengka memiliki nilai kaya akan sejarah. Siapa pun dapat melihatnya secara langsung, tidak hanya sebatas lewat internet atau buku saja. Meskipun sejarah otentik Gedung Jangkung Majalengka belum sepenuhnya tergali, namun keberadaannya jelas menunjukkan bahwa warisan masa lalu masih berdiri kokoh di zaman modern. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |