Sejarah Gemeente Depok Menjadi Bukti Pengaruh Hindia Belanda

1 day ago 9

Sejarah Gemeente Depok menjadi hal penting yang harus kita pelajari. Depok sendiri merupakan sebuah kota yang ada di Provinsi Jawa Barat. Merupakan bagian dari kawasan metropolitan Jabodetabekpunjur. Dari DKI Jakarta Selatan sendiri Depok berjarak 30,6 km.

Selain itu, Depok juga mempunyai arti perkampungan atau pertapaan. Pemberian nama tersebut juga diduga merupakan singkatan bahasa Belanda de Eerste Protestants Onderdaan Kerk yang artinya adalah Gereja Kristen Rakyat Pertama.

Baca Juga: Sejarah Cultuurstelsel di Sukabumi, Warisan Kelam Sistem Tanam Paksa Kolonial

Ketahuilah awalnya Depok itu merupakan sebuah Dusun terpencil yang berada di tengah hutan belantara serta semak belukar. Namun mengalami perubahan besar setelah ada Cornelis yang merupakan petinggi VOC yang terkenal bijaksana. Ternyata adanya istilah Gemeente tersebut sebenarnya merupakan salah satu bentuk pengaruh dari Hindia Belanda atau VOC.

Pada tahun 1696 tanggal 18 Mei terdapat pejabat tinggi VOC yang bernama Cornelis Chastelein. Petinggi VOC tersebut kemudian membeli tanah yang berada di daerah Depok dan melebar sedikit ke Bojong Gede, Ratu Jaya dan Jakarta Selatan. Setelah pembelian pihak pemilih juga melakukan pengelolaan perkebunan dan mempekerjakan masyarakat sekitar.

Bukan hanya memberikan pekerjaan saja, tetapi Cornelis juga menyebarluaskan agama Kristen kepada para pekerjanya tersebut yang berasal dari Makassar, Nusa Tenggara Timur, Filipina, Pulau Rote, Maluku, Jawa dan Bali. Penyebarluasan agama tersebut Cornelis lakukan melalui Padepokan Kristiani.

Sejarah Gemeente Depok Indonesia

Ternyata dari perjuangan seorang petinggi VOC itulah terdapat sebuah daerah yang terkenal dengan sebutan Depok. Kemudian pada tahun 1871, pemerintah Belanda memperbolehkan daerah Depok tersebut untuk membentuk pemerintahan dan presiden sendiri yang setingkat dengan Desa otonom atau Gemeente.

Dengan demikian itu berarti Gemeente mempunyai arti sebagai Desa otonom. Kemudian Desa otonom tersebut mempunyai pemimpin seorang presiden yang menjabat sebagai badan pemerintahan tertinggi. Di bawah kepemimpinan presiden tersebut, Gemeente Depok meliputi Kecamatan yang membawahi 9 mandor. Selain itu juga dibantu dengan para pencanang Polisi desa dan menteri lumbung.

Baca Juga: Stasiun Jatibarang Indramayu, Tempat Bersejarah yang Masih Berdiri Kokoh di Jalur Utara

Dulu, luas dari Gemeente Depok itu adalah 1244 Ha. Tetapi setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945, terdapat penghapusan teritorial. Penghapusan tersebut terjadi pada saat perjanjian pelepasan hak, yakni antara pemerintah Republik Indonesia dengan pimpinan Desa otonom Depok tahun 1952.

Dengan demikian itu adanya sejarah Gemeente Depok tidak bisa lepas dari peranan petinggi VOC yang bernama Cornelis Chastelein dan jasa-jasanya dalam memberikan pekerjaan dan memperluas agama.

Perubahan Sesudah Perjanjian

Sejak adanya perjanjian tersebut terjadi perubahan -perubahan yang besar. Hal tersebut dimulai dari pemerintahan Kecamatan Depok yang berada dalam lingkungan kewedanaan atau pembantu Bupati wilayah Parung Kabupaten Bogor dan meliputi 21 desa.

Kemudian pada tahun 1976 sudah mulai dibangun Perumahan oleh Perumnas maupun pengembang. Kemudian terdapat pembangunan Universitas Indonesia dan meningkatnya perdagangan serta jasa yang membutuhkan pelayanan cepat.

Sehingga tahun 1981 pejabat pemerintah membuat kota administratif Depok. Hal tersebut terjadi atas dasar Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1981. Peresmian pembentukan kota administratif tersebut terjadi pada 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri. Pada saat itu kota administratif Depok terdiri dari tiga Kecamatan dan 17 desa yang berkembang dengan pesat dan baik dalam berbagai bidang. Baik dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan ataupun pembangunan.

Pada saat itu juga semua desa berganti menjadi Kelurahan dan terdapat pemekaran kelurahan. Hingga akhirnya Depok itu hanya terdiri dari tiga Kecamatan dan 23 kelurahan.

Perubahan yang besar itu juga terjadi seiring dengan perkembangan wilayah dan pemerintahan Indonesia. Hingga pada akhirnya tahun 1999 Depok secara resmi merupakan Kotamadya.

Sistem Pemerintahan

Gemeente Depok mempunyai sistem pemerintahan sendiri. Yaitu seorang presiden dan terdapat mandor yang akan mengkoordinasi kecamatan-kecamatan. Sehingga tidak hanya menteri lomba dan presiden saja tetapi juga terdapat mandor lain yang akan membantu tugas-tugas pemerintahan pada saat itu.

Adanya sejarah Gemeente itu memberikan pemahaman mengenai bagaimana kota tersebut berkembang. Dari semula yang hanya sebuah tanah partikelir bisa menjadi wilayah otonom. Meskipun pada akhirnya terjadi perubahan yang menyebabkan Depok beralih menjadi kota administratif di Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Majalengka Nyi Rambut Kasih, Legenda yang Hidup di Tengah Masyarakat

Sejarah Gemeente Depok tersebut juga mempunyai peranan penting dalam sejarah perkembangan Depok itu sendiri. Semula merupakan wilayah yang dibeli oleh petinggi VOC kemudian dikelola secara mandiri oleh masyarakat. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |