Tokoh Pendiri Sarekat Dagang Islam dan Latar Belakangnya

3 hours ago 2

Tokoh pendiri Sarekat Dagang Islam penting untuk diketahui. Di Indonesia terdapat sebuah organisasi yang berisikan orang-orang intelektual pribumi, yaitu Sarekat Islam atau SI. Organisasi tersebut punya peranan di berbagai bidang, seperti perdagangan, pendidikan, dan yang lainnya.

Baca Juga: Sejarah Pangeran Sabrang Lor, Pejuang Tangguh Tanah Demak

Latar Belakang Sejarah dan Tokoh Pendiri Sarekat Dagang Islam di Indonesia

Sarekat Islam berdiri di Laweyan yang ada di daerah hunian batik di Kota Solo. Pendirinya adalah Haji Samanhudi.

Mulanya, organisasi ini memiliki nama Rekso Roemekso. Adanya pendapat tersebut lantas diperkuat oleh Takashi Shiraishi di dalam bukunya yang berjudul ‘Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa’ (1912 – 1926).

Namun, dalam sejarah dan tokoh pendiri sarekat dagang islam, ada versi lain yang menyebutkan bahwa Sarekat Islam berasal dari sebuah organisasi yang sebelumnya disebut SDI atau Sarekat Dagang Islamiyah. Pendirinya sendiri merupakan seorang mantan murid STOVIA membara karena api nasionalisme Tiongkok, yaitu Tirto Adhi Soerjo di tahun 1909.

SDI yang berada di bawah naungan Haji Samanhudi ini terus berkembang, namun Haji Samanhudi juga tidak bisa terus mengendalikan organisasi yang terus berkembang itu. Ia tak bisa melawan tekanan dari penguasa kolonial Belanda.

Pada akhirnya, di tahun 1912, Haji Samanhudi menyerahkan kepemimpinan Sarekat Dagang Islam kepada Tjokroaminoto. Sementara itu, pusat kegiatan SDI pun berpindah tempat ke Surabaya. Nama organisasinya pun berubah menjadi Sarekat Islam (SI).

Yang melatarbelakangi organisasi ini karena adanya keinginan untuk bersaing dengan para pedagang Tionghoa yang saat itu memonopoli perdagangan batik di Kota Solo. Praktik monopoli tersebut lantas membuat pedagang lokal rugi dan juga kesulitan untuk menentukan harga yang kompetitif.

Perubahan nama itu juga terjadi agar tokoh pendiri Sarekat Dagang Islam dan para keanggotaan himpunan tidak sebatas menjadi golongan pedagang saja, tetapi juga mencakup seluruh masyarakat.

Berganti dan juga bertransformasi membuat organisasi ini tidak hanya bergerak di bidang perekonomian yang ada di Indonesia, tapi juga menyebar ke sektor sosial budaya dan politik berdasarkan ajaran agama Islam.

Tokoh-tokohnya

Perlu diketahui, selain memiliki peran penting, organisasi ini juga punya daftar tokoh pendiri Sarekat Dagang Islam yang berkontribusi dalam memajukan organisasi tersebut.

1. Kyai Haji Samanhudi

Pertama adalah Kyai Haji Samanhudi. Samanhudi ini lahir di Solo dan anak dari seorang pedagang batik. Ia merupakan pendiri Sarekat Dagang Islam atau SDI yang menjadi awal mula berdirinya organisasi Sarekat Islam di Indonesia.

Baca Juga: Kisah dan Sejarah Raden Sukmajaya Depok

Sebagai informasi, Samanhudi sudah lama sekali punya minat dan niat untuk mendirikan organisasi yang sifatnya sosial. Tentu saja hal tersebut karena ia ingin berdedikasi pada masyarakat dengan memberikan bantuan, serta menjalin persatuan.

2. HOS Tjokroaminoto

Kedua adalah HOS Tjokroaminoto. Tjokroaminoto sendiri merupakan salah satu tokoh pendiri Sarekat Dagang Islam yang mengubah nama organisasi menjadi Sarekat Islam. Ia juga menjadi pemegang jabatan ketua organisasi dengan menggantikan Kyai Haji Samanhudi.

Tjokroaminoto bergabung dan kemudian melakukan pembaharuan dengan menyusun anggaran dasar baru untuk SI. Ia juga mengembangkan Sarekat Islam (SI) menjadi sebuah pergerakan massa yang paling berpengaruh dan menonjol.

Tjokroaminoto juga terkenal dengan sikapnya yang radikal. Ia terbiasa menentang kebiasaan memalukan bagi rakyat. Meskipun seorang bangsawan, Tjokroaminoto senantiasa menganggap dirinya sendiri sama dan sederajat dengan masyarakat atau pihak manapun.

3. Raden Mas Tirtoadisuryo

Tokoh yang satu ini juga sama berpengaruhnya dalam perkembangan Sarekat Islam sebagai organisasi. Di masa periode 1916 – 1921, Raden Mas Tirtoadisuryo merumuskan Anggaran Dasar pertama pada tanggal 11 November 1911.

Ia merupakan salah satu orang Indonesia yang juga memperoleh pendidikan cukup tinggi, yaitu lulusan sekolah administrasi pemerintahan Belanda. Raden Mas Tirtoadisuryo sebagai tokoh pendiri Sarekat Dagang Islam juga aktif dalam pers. Ia kemudian mendirikan organisasi dagang di Bogor dengan nama Sarekat Dagang Islamiyah.

4. Raden Gunawan

Berikutnya adalah Raden Gunawan. Saat itu, penyebaran propaganda SDI dipengaruhi oleh sahabat karib Samanhudi yang bernama Raden Gunawan. Ia merupakan seorang anak pegawai pemerintahan yang mendapatkan pendidikan agama secara tradisi, tetapi tidak mendalam.

Menjelang akhir tahun 1890-an, tempat Gunawan bekerja, kantor Asisten Residen Pacitan memberhentikannya. Hal itu karena ia bertikai dengan orang yang telah menghina bangsa Indonesia. Gunawan tidak bisa bertoleransi ketika mengetahui ada orang yang punya sikap merendahkan bangsanya.

5. Haji Agus Salim

H Agus Salim bergabung dan menjadi salah satu tokoh pendiri Sarekat Dagang Islam pada tahun 1915. Ia menjadi anggota di bidang seksi politik dan kepolisian. Di tahun pertama bergabung, H Agus Salim ini tidak begitu terkenal. Namun, di periode berikutnya, ia berhasil mencapai kedudukannya. Agus Salim punya peran besar dalam membentuk warna Islam kepada SI.

Baca Juga: Sejarah Masjid Syuhada Yogyakarta dan Proses Pembangunannya

Sarekat Dagang Islam, yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo, awalnya bertujuan untuk mendukung pedagang pribumi menghadapi monopoli perdagangan Tionghoa. Organisasi ini berkembang menjadi Sarekat Islam di bawah kepemimpinan HOS Tjokroaminoto dan menjadi gerakan massa yang berpengaruh di berbagai bidang. Tokoh-tokoh pendiri Sarekat Dagang Islam seperti Tirto Adhi Soerjo, Raden Gunawan, dan Haji Agus Salim berkontribusi dalam memperkuat SI sebagai wadah perjuangan sosial, budaya, dan politik, dengan nilai-nilai Islam sebagai dasar pergerakannya. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |