Abbas bin Abdul Muthalib (566-653 M) adalah seorang paman Nabi Muhammad SAW dan salah satu sahabat terdekatnya. Sebagai sosok penting dalam sejarah Islam, keturunannya kelak menjadi pendiri Dinasti Abbasiyah yang memerintah di Baghdad. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih jauh tentang kehidupan, kontribusi, dan peran Abbas dalam perkembangan Islam.
Baca Juga: Rafi bin Khadij, Remaja Tangguh di Medan Perang
Abbas bin Abdul Muthalib, Ini Kelahiran dan Latar Belakangnya
Abbas lahir pada tahun 566 M di Mekkah, tiga tahun sebelum peristiwa Pasukan Gajah yang terkenal dalam sejarah Islam. Dia adalah putra Abdul Muthalib bin Hasyim dan ibu Abbas adalah Natilah binti Khabbab bin Kulaib yang juga terkenal sebagai wanita pertama yang mengenakan kelambu sutra di Baitullah.
Menurut riwayat, Abbas sempat hilang saat masih kecil, dan ibunya bernazar untuk menutupi Baitullah dengan kelambu sutra jika ia ditemukan. Abbas akhirnya ketemu dan nazar itu pun sang ibu tunaikan.
Sebagai seorang anggota keluarga Bani Hasyim, Abbas memiliki peran penting dalam masyarakat Quraisy, bahkan sebelum memeluk Islam. Dia terkenal sebagai salah satu pemuka Quraisy yang berpengaruh.
Masuk Islam secara Rahasia
Abbas bin Abdul Muthalib memeluk Islam sebelum peristiwa Hijrah, namun ia melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Meskipun telah menjadi seorang Muslim, Abbas tetap tinggal di Mekkah atas saran dari Nabi Muhammad SAW.
Hal ini ia lakukan agar Abbas bisa memberikan informasi penting tentang pergerakan kaum Quraisy kepada Nabi di Madinah. Selama tinggal di Mekkah, Abbas secara konsisten menyembunyikan keislamannya untuk menghindari konflik dengan kaum musyrikin.
Abbas memainkan peran penting dalam memberikan dukungan kepada Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin, meski secara diam-diam. Bahkan ketika Perang Badar terjadi, Abbas tetap setia pada ajaran Islam meski ia menjadi tawanan perang.
Dalam satu riwayat, seorang sahabat yang menangkap Abbas menyebut bahwa ia mendapat bantuan dari malaikat dalam proses penangkapan tersebut.
Peran Abbas dalam Perjuangan Islam
Abbas bin Abdul Muthalib memiliki peran besar dalam perjuangan Islam, terutama dalam pertempuran penting seperti Perang Hunain. Suara lantangnya digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk memanggil kembali kaum Muslimin ketika barisan mereka terpencar.
Kemampuan Abbas dalam memotivasi dan mengatur barisan menjadi salah satu faktor kunci dalam kemenangan kaum Muslimin. Selain perannya di medan perang, Abbas juga turut berpartisipasi dalam Bai’at Aqabah.
Baca Juga: Umair bin Wahab, Mualaf Saat Hendak Membunuh Rasulullah
Bai’at Aqabah merupakan sebuah perjanjian penting antara Nabi Muhammad SAW dan kaum Anshar dari Madinah. Abbas juga dikenal sebagai penasihat utama Nabi dalam berbagai keputusan penting terkait perjanjian dengan kaum Anshar.
Kehidupan Keluarga dan Keturunan
Abbas menikah dengan Ummu al-Fadhl Lubabah yang diklaim sebagai wanita kedua yang memeluk Islam setelah Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW. Dari pernikahannya, Abbas mempunyai lima orang anak yang semuanya memiliki peran penting dalam sejarah Islam.
Putra pertamanya, Abdullah bin Abbas, menjadi seorang ulama terkemuka dan pernah menjabat sebagai gubernur Basrah. Ubaidillah, putra kedua Abbas, pernah menjabat sebagai gubernur di Yaman, sementara Fahdl, Qutsam, dan Ma’bad juga menjabat posisi penting di berbagai wilayah kekhalifahan Islam.
Keturunan Abbas kelak mendirikan Dinasti Abbasiyah yang memerintah di Baghdad. Dinasti ini mengambil nama dari Abbas bin Abdul Muthalib dan berlangsung selama lebih dari lima abad, mempengaruhi perkembangan peradaban Islam secara luas.
Sosok yang Dicintai dan Dihormati
Nabi Muhammad SAW sangat mencintai pamannya, Abbas, dan sering menyatakan bahwa “Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku.” Abbas adalah salah satu orang yang paling dekat dengan Nabi, baik dalam hubungan keluarga maupun dalam perjuangan Islam.
Abbas juga terkenal dengan sifat dermawan, cerdas, dan penuh toleransi. Salah satu tindakan dermawannya yang terkenal adalah ketika ia membeli dan memerdekakan 70 orang budak.
Selain itu, Abbas juga memiliki kehormatan khusus di antara para sahabat Nabi. Sebuah riwayat menerangkan bahwa Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan selalu turun dari hewan tunggangannya sebagai tanda penghormatan ketika bertemu dengan Abbas.
Wafat dan Warisan
Abbas wafat pada tahun 653 M di Madinah pada usia 88 tahun. Ia dimakamkan di Pemakaman al-Baqi, salah satu tempat peristirahatan terakhir yang mulia bagi umat Islam. Pada saat kematiannya, Utsman bin Affan turut menyalatkan jenazahnya.
Baca Juga: Hakim bin Hizam, Sahabat Nabi yang Dermawan
Warisan Abbas bin Abdul Muthalib tidak hanya terletak pada keturunannya yang mendirikan Dinasti Abbasiyah, tetapi juga pada kontribusinya dalam perjuangan Islam. Sebagai paman Nabi Muhammad SAW, penasihat, dan sosok yang dermawan, Abbas akan selalu terkenang sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam. (R10/HR-Online)