Adab Memberi Hadiah dalam Islam yang Penting, Supaya Berkah

3 days ago 4

Dalam Islam, adab memberi hadiah sangat penting agar pemberian tersebut membawa keberkahan dan mempererat hubungan antarsesama. Aturan atau adab ini juga bertujuan untuk menjaga hati pemberi dan penerima hadiah dari perasaan pamrih atau harapan akan imbalan. Karena hakikatnya, memberi hadiah adalah bentuk penghormatan dan penghargaan yang tulus.

Baca Juga: Adab Berbicara dengan Suami untuk Menjaga Keharmonisan

Betul, Islam memang mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk hal-hal kecil seperti adab dalam memberi hadiah. Memberi hadiah bukan hanya sekadar memberikan barang. Tetapi juga memiliki aturan yang mengutamakan niat, keikhlasan, serta menghormati dan menyayangi sesama.

Adab Memberi Hadiah dalam Islam

Islam mengajarkan banyak nilai moral, termasuk bagaimana memperlakukan sesama dengan baik, salah satunya melalui pemberian hadiah. Hadiah dalam Islam bukan hanya wujud materi, melainkan bentuk penghargaan, kasih sayang, dan penghormatan. 

Pemberian hadiah ini diajarkan oleh Rasulullah SAW, yang mendorong umatnya untuk saling memberikan hadiah agar tercipta rasa kasih sayang di antara mereka, seperti dalam sabda beliau, “Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. al-Bukhari). 

Agar niat dan tindakan pemberian hadiah sesuai dengan tuntunan Islam, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan.

1. Memandang Keutamaan Orang yang Diberi Hadiah

Dalam memberikan hadiah, penting untuk memandang keutamaan atau kebaikan dari orang yang menerima hadiah. Pemberian hadiah tidak semata-mata karena rasa kasihan, sebab hal tersebut lebih dekat pada konsep sedekah. 

Hadiah adalah bentuk penghormatan dan penghargaan, baik untuk pencapaian, peran penting, atau kedudukan yang dimiliki penerima. Oleh karena itu, ketika memberikan hadiah, niatkanlah untuk menghormati dan menghargai orang tersebut.

Sebagai contoh, jika hadiah kita berikan kepada seorang guru atau tokoh masyarakat, maka hal ini merupakan wujud penghormatan atas kontribusi mereka. Menyadari kelebihan yang dimiliki oleh penerima hadiah akan memperkuat niat baik dan memberikan rasa kebahagiaan bagi pemberi.

Menunjukkan rasa senang sebagai salah satu adab memberi hadiah adalah hal yang sangat terpuji. Memberikan hadiah bukanlah kewajiban, melainkan tindakan sukarela yang bertujuan untuk menyenangkan penerima. 

Jika pemberian hadiah kita lakukan dengan terpaksa, maka pemberiannya menjadi kurang bermakna. Oleh karena itu, tunjukkanlah ekspresi bahagia dan tulus ketika memberikan hadiah sebagai bentuk rasa kasih sayang dan penghargaan.

3. Bersyukur Saat Bertemu dengan Si Penerima Hadiah

Rasa syukur merupakan bagian penting dalam ibadah personal kepada Allah. Sebelum memberikan hadiah, ada baiknya mengingat bahwa kesempatan untuk bisa berbagi adalah nikmat tersendiri. 

Bersyukur atas nikmat ini mencerminkan rasa terima kasih kepada Allah yang telah memberikan kemampuan dan kesempatan untuk membahagiakan orang lain.

Selain rasa syukur dalam hati, kita juga semestinya menampakkan kebahagiaan saat berhadapan dengan orang yang akan kita beri hadiah. Hal ini menunjukkan kebaikan niat kita secara sosial, sekaligus menambah keikhlasan dalam memberikan hadiah.

4. Memberikan Hadiah dengan Nilai yang Pantas

Memberikan hadiah dengan nilai yang pantas atau sesuai dengan kemampuan adalah adab yang perlu kita perhatikan. Hadiah adalah penghargaan yang dapat kita berikan sesuai kemampuan masing-masing tanpa harus memberatkan diri. 

Baca Juga: Adab Berkenalan dalam Islam Selama Proses Taaruf

Namun, bagi yang memiliki keterbatasan, menabung terlebih dahulu hingga memiliki jumlah yang sesuai adalah pilihan yang lebih bijak. Jika hadiah yang Anda berikan bernilai sederhana, sebaiknya Anda menjelaskan dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Dalam hal ini, pemberian hadiah yang pantas lebih dilihat dari niat pemberian, bukan dari harga barangnya. Islam menekankan pentingnya ketulusan hati, sehingga apa pun yang diberikan dengan niat yang baik akan membawa kebahagiaan bagi penerima.

5. Tidak Mengharapkan Imbalan atau Pamrih

Dalam Islam, pemberian hadiah haruslah kita lakukan dengan niat tulus tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih. Hadiah yang kita berikan tidak untuk mendapatkan keuntungan tertentu, melainkan sebagai bentuk kasih sayang atau penghormatan. 

Memberikan hadiah dengan pamrih akan mengurangi keikhlasan, bahkan bisa menimbulkan kesalahpahaman dan menodai niat baik pemberian tersebut.

Tips Memilih Hadiah yang Sesuai dengan Adab Islam

Selain memperhatikan adab memberi hadiah, beberapa hal berikut perlu diperhatikan agar hadiah yang diberikan benar-benar memberikan kesan baik bagi penerima:

  • Pilih hadiah yang sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan penerima, sehingga hadiah bisa bermanfaat dan memberikan kesan positif.
  • Jangan memberikan hadiah dengan maksud tersembunyi yang mengharapkan imbalan atau sesuatu dari penerima, karena hal tersebut menyalahi prinsip keikhlasan dalam Islam.
  • Jika merasa ragu tentang kesesuaian hadiah, tanyakan kepada penerima atau orang terdekatnya untuk memastikan hadiah tersebut sesuai.
  • Memberikan ucapan singkat atau kata-kata yang baik bersama hadiah dapat memberikan makna lebih. Kalimat yang tulus menambah kehangatan dalam hubungan sosial.
  • Berikan hadiah sesuai hubungan, jangan terlalu intim jika tidak terlalu dekat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Hikmah dan Tujuan Memberikan Hadiah dalam Islam

Pemberian hadiah bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga cara mempererat hubungan antarsesama. Dalam Islam, hadiah memiliki nilai yang mulia karena mengandung unsur kasih sayang dan penghargaan tanpa pamrih. Tujuan utama dari hadiah adalah untuk menumbuhkan rasa cinta dan kedekatan antarumat, sehingga memperkuat tali persaudaraan dalam Islam.

Baca Juga: Adab terhadap Guru yang Harus Diterapkan Oleh Pelajar

Dengan memahami beberapa adab memberi hadiah, besar harapan kita dapat memberikan hadiah dengan niat yang ikhlas dan tulus, sebagaimana ajaran Rasulullah SAW. Memberi hadiah tidak hanya soal materi, tetapi juga sebagai sarana menjaga hubungan baik, melahirkan kebahagiaan, serta memperkokoh ukhuwah Islamiyah. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |