Budidaya sawi pagoda menawarkan peluang bisnis menjanjikan yang bisa dikembangkan dari tanaman ini. Sawi pagoda atau terkenal juga sebagai tatsoi atau Ta Ke Chai adalah salah satu jenis sayuran unik dengan bentuk daun yang menyerupai sendok dan warna hijau pekat.
Sayuran ini berasal dari China dan memiliki tampilan menarik yang membedakannya dari sawi lainnya. Bentuknya yang seperti bunga dengan daun oval yang lebar membuatnya menjadi pilihan populer di kalangan pecinta tanaman hias dan kuliner.
Baca Juga: Cara Budidaya Microgreen, Peluang Usaha dan Teknik Pemasaran
Walaupun jarang kita temukan di pasaran, menanam sawi pagoda kini semakin banyak peminatnya. Terutama karena nilai jualnya yang tinggi ketimbang jenis sawi lainnya.
Langkah-langkah Budidaya Sawi Pagoda
Menanam sawi pagoda dapat Anda lakukan di rumah. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa Anda ikuti:
1. Persiapan Alat dan Bahan
Untuk menyemai benih, perlu media tanam, tray semai, benih sawi pagoda, dan alat semprotan air. Media tanam yang bisa Anda gunakan dapat berupa sekam bakar atau tanah humus.
Alternatif lain yang bisa Anda gunakan adalah rockwool atau cocopeat. Untuk pindah tanam, siapkan polybag atau pot, tanah, sekam, dan pupuk dengan perbandingan 1:1:1. Media tanam yang baik akan membantu pertumbuhan sawi pagoda menjadi lebih optimal.
2. Penyemaian Benih
Isi tiap lubang pada tray semai dengan media tanam yang telah Anda pilih. Masukkan 1-2 benih sawi pagoda ke dalam lubang, lalu tutup dengan tipis agar cepat berkecambah.
Siram permukaan media tanam secara rutin dengan semprotan air, jaga kelembapan, dan pastikan tray mendapat paparan sinar matahari yang cukup. Dalam 10-14 hari, bibit biasanya telah tumbuh beberapa helai daun dan siap untuk dipindah tanam.
3. Pindah Tanam
Langkah budidaya sawi pagoda berikutnya ialah pindah tanam. Setelah bibit cukup besar, pindahkan ke polybag atau pot yang lebih besar.
Pilih polybag berukuran 30-40 cm agar tanaman memiliki ruang yang cukup untuk berkembang. Buat lubang di media tanam dan masukkan bibit dengan hati-hati. Siram tanaman secukupnya dan letakkan di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
4. Pemupukan
Untuk menunjang pertumbuhan, pemupukan bisa dilakukan dengan pupuk organik atau kimia sesuai kebutuhan. Pupuk organik cenderung lebih ramah lingkungan, sementara pupuk kimia bisa menjadi pilihan praktis.
Lakukan pemupukan secara teratur agar tanaman memiliki nutrisi yang cukup untuk berfotosintesis dengan baik.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Sawi pagoda rentan terhadap hama seperti ulat daun dan ulat tanah yang dapat merusak daun. Untuk menjaga keorganikan tanaman, gunakan pestisida alami seperti larutan bawang putih. Semprotkan pestisida alami pada daun yang terserang hama secara berkala.
6. Perawatan Rutin
Langkah selanjutnya dalam budidaya sawi pagoda yaitu perawatan. Pastikan tanaman bebas dari rumput liar yang bisa mengganggu pertumbuhannya.
Cabut daun yang menguning dan layu agar tanaman tumbuh sehat. Siram tanaman dua kali sehari, pagi dan sore, dan gemburkan tanah secara berkala untuk memastikan drainase yang baik.
7. Panen
Sawi pagoda bisa Anda panen setelah 40-45 hari setelah tanam. Cara panen dapat Anda lakukan dengan memotong bagian bawah batang atau mencabutnya sampai akarnya.
Baca Juga: Budidaya Genjer di Terpal, Solusi Sederhana dan Menguntungkan
Peluang Bisnis
Budidaya sawi pagoda memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan, terutama dengan semakin meningkatnya permintaan sayuran sehat dan organik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa sawi pagoda bisa menjadi pilihan bisnis yang potensial:
1. Nilai Jual Tinggi
Sawi pagoda memiliki harga jual yang lebih tinggi dari sawi biasa. Keunikan bentuk dan teksturnya yang renyah membuatnya banyak dicari oleh restoran dan konsumen yang mencari sayuran premium. Pasarnya mencakup supermarket, pasar tradisional, hingga restoran yang menyajikan masakan khas Asia.
2. Metode Hidroponik yang Efisien
Menanam sawi pagoda sebaiknya menggunakan metode hidroponik. Dengan hidroponik, pemeliharaan lebih mudah dan risiko gangguan hama lebih rendah.
Selain itu, hasil produksi cenderung lebih tinggi dan kualitas tanaman lebih baik karena tidak menggunakan pestisida kimia. Hidroponik juga ramah lingkungan dan cocok untuk daerah yang terbatas lahan.
3. Permintaan untuk Produk Organik
Masyarakat semakin sadar akan pentingnya konsumsi sayuran sehat. Sayuran yang Anda budidayakan tanpa pestisida kimia lebih banyak peminatnya, sehingga sawi pagoda organik menjadi produk unggulan yang mampu menarik konsumen dengan harga yang lebih tinggi.
4. Peluang Ekspor
Sawi pagoda yang berkualitas baik juga memiliki peluang ekspor. Negara-negara dengan populasi diaspora Asia yang tinggi cenderung memiliki permintaan untuk sayuran tradisional seperti sawi pagoda.
Dengan mengembangkan budidaya skala besar dan standar kualitas tinggi, peluang ekspor ke negara-negara tersebut bisa menjadi sumber pendapatan tambahan.
5. Keterlibatan Petani Muda
Budidaya sawi pagoda melalui metode hidroponik yang lebih praktis menarik minat petani muda. Mereka bisa memanfaatkan teknologi modern dalam pertanian, yang menjadikan budidaya sayuran ini semakin mudah dan efisien. Hal ini mendorong perkembangan sektor pertanian yang lebih inovatif dan modern.
Menanam sawi jenis ini bukan hanya memberikan hasil panen yang menjanjikan tetapi juga membuka peluang bisnis dengan keuntungan yang cukup besar. Dengan persiapan yang tepat, sawi pagoda bisa Anda budidayakan baik di pekarangan rumah maupun secara komersial.
Baca Juga: Cara Menanam Zucchini, Bisa Langsung dari Bijinya
Keuntungan budidaya sawi pagoda bisa Anda peroleh melalui harga jual yang tinggi, metode hidroponik yang efisien, serta peluang pasar yang terus berkembang. Jika Anda kelola dengan baik, budidaya sayuran ini dapat menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan. (R10/HR-Online)