tirto.id - Salah satu akhlak mulia dalam Islam adalah sifat zuhud. Dengan memahami pengertian zuhud dan contohnya, setiap muslim diharapkan mampu meneladani akhlak yang disunahkan Nabi Muhammad ﷺ ini.
Definisi zuhud cukup beragam di kalangan ulama. Namun, inti dari zuhud adalah meninggalkan bermacam hal yang bisa melalaikan dari mengingat Allah subhanahu wa ta'ala.
Oleh sebab itu, orang zuhud akan berpikir saat melakukan suatu hal. Jika sebuah kegiatan telah melalaikannya dari mengingat Allah seperti salat, ia akan meninggalkan aktivitas itu. Zuhud tidak terbatas pada meninggalkan kemewahan semata.
Apa itu Zuhud?
Zuhud berasal dari bahasa Arab yang artinya tidak ingin terhadap sesuatu atau meninggalkannya. Dalam buku Ensiklopedi Islam(1994) disebutkan, zuhud maknanya adalah meninggalkan kesenangan duniawi dengan mengharap kebahagiaan akhirat untuk memperoleh rida Allah subhanahu wa ta'ala.
Bersikap zuhud tidak berarti lantas membenci harta dan menjalani laku hidup berkekurangan. Namun, zuhud tidak melenakan diri terhadap kehidupan dunia yang fana.
Perintah bersikap zuhud ini disebutkan dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 77. Allah berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوٓا۟ أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ ٱلْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ ٱلنَّاسَ كَخَشْيَةِ ٱللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوا۟ رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا ٱلْقِتَالَ لَوْلَآ أَخَّرْتَنَآ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ ۗ قُلْ مَتَٰعُ ٱلدُّنْيَا قَلِيلٌ وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Artinya: "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: 'Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!' Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: 'Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?' Katakanlah: 'Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.
(QS. An-Nisa [4]: 77).
Ayat tersebut menjelaskan hakikat zuhud adalah meninggalkan kesenangan dunia dan mengharapkan akhirat. Derajat tertinggi dari zuhud adalah tidak lagi berharap apa-apa, kecuali pada Allah subhanahu wa ta'ala.
Bersikap zuhud artinya bersikap minimalis. Dalam konteks kekinian, contoh zuhud seperti tidak membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan. Seseorang bersikap sewajarnya sesuai kebutuhannya dan tidak berlebihan.
Contoh Perilaku Zuhud di Kehidupan Sehari-hari
Contoh zuhud dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan beragam sikap. Berikut beberapa bentuk sikap zuhud:
- Bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah subhanahu wa ta'ala.
- Mencukupkan diri pada harta yang dimiliki, kendati hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
- Saat melakukan pekerjaan yang bersamaan dengan waktu salat, seseorang lebih memilih menjalankankan salat dahulu.
- Jika memiliki banyak uang, menyisihkannya untuk bersedekah dan tidak berfoya-foya berlebihan.
- Sederhana dalam berpenampilan, baik dari segi tempat tinggal, pakaian, ataupun makanan. Meskipun memiliki banyak uang, ia tidak pamer dan hidup bermewah-mewahan.
Makna dan Cara Menerapkan Perilaku Zuhud
Sikap zuhud dicirikan dengan meninggalkan kecondongan terhadap cinta dunia. Akhlak mulia ini diejawantahkan dengan melepaskan hati dari pengaruh dunia, serta tidak disibukkan dengan kegiatan-kegiatan duniawi yang bisa melupakan Allah subhanahu wa ta'ala.
Cara menerapkan perilaku zuhud bisa meneladani sikap dari Nabi Muhammad ﷺ hingga sahabatnya. Sahabat Abu Dzar menerangkan petunjuk melakukan zuhud seperti berikut:
“Zuhud terhadap dunia bukan berarti mengharamkan yang halal dan bukan juga menyia-nyiakan harta. Akan tetapi zuhud terhadap dunia adalah engkau begitu yakin terhadap apa yang ada di tangan Allah dari apa yang ada di tanganmu. Zuhud juga berarti ketika engkau tertimpa musibah, engkau lebih mengharap pahala dari musibah tersebut daripada kembalinya dunia itu lagi padamu.” (HR. Tirmidzi no. 2340 dan Ibnu Majah no. 4100)
Dengan begitu, penerapan perilaku zuhud diikuti dengan keyakinan yang kuat kepada Allah bahwa Dia-lah penolong satu-satunya dalam hidup. Orang yang zuhud senantiasa mengharap pahala dari Allah atas segala musibah yang dialaminya. Selanjutnya, setiap pujian atau celaan yang datang kepadanya, tidak menggoyahkan tekadnya untuk selalu berjalan di atas kebenaran dan mencari rida Allah.
Baca juga artikel terkait ZUHUD atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi
tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar