harapanrakyat.com,- Debat kandidat perdana Pilkada Kota Banjar, Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh KPU Kota Banjar pada Selasa (5/11/2024), menuai sorotan dari eks Forum Peningkatan Status Kota Banjar (PSKB), Sulyanati.
Baca Juga: Jelang Debat Kandidat Pilkada Sesi Pertama, KPU Kota Banjar Larang Peserta Bawa Atribut Kampanye
Debat 4 paslon kontestan Pilkada dengan tema kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Kota Banjar itu dinilai kurang greget dan menyentuh substansi.
Sulyanati mengatakan, tema yang diusung dalam forum debat kandidat sebetulnya tema yang cukup membumi, dan layak diesklplore lebih mendalam oleh para kandidat.
Tema tersebut bisa dijadikan sebagai media kampanye terbuka oleh masing-masing kandidat pasangan calon, untuk meyakinkan pemilih terkait program-program yang akan mereka jalankan.
Menurutnya, terdapat sejumlah poin yang menjadi catatan kritik dalam forum debat kandidat perdana paslon kontestan Pilkada. Diantaranya tematik yang ditulis panelis kurang tajam membedah program masing-masing pasangan calon.
Ia mencontohkan, misalnya sebagai gambaran kondisi Kota Banjar aktual dalam paparan data dan angka statistik sebagai rujukan. Terutama terkait angka indeks reformasi birokrasi tidak diuji dan dicermati secara kritis oleh panelis sendiri.
“Sehingga pada akhirnya para kandidat merespon secara datar, tidak menawarkan gagasan reformasi birokrasi yang faktual. Isu lain pertanyaan panelis juga demikian,” kata Sulyanati melalui rilis keterangannya kepada wartawan, Rabu (7/11/2024).
Pria yang kerap disapa Kang Komeng/Sulya ini juga menyoroti paparan gagasan dari para kandidat paslon yang menurutnya kurang menyentuh substansi program.
Para kandidat cenderung seperti tidak memiliki alur yang sistematis. Misalnya dalam memaparkan gagasan yang dikemas sebagai visi.
Padahal itu bukanlah sebuah visi, namun program-program strategis sebagai penjabaran dari misi yang dirancang untuk merealisasikan visi yang mereka cita-citakan.
“Ibarat pohon, terkadang tertukar mana akar, ranting, daun dan batang. Terdapat lompatan-lompatan pemikiran yang cenderung tidak sistematis.,” katanya.
Debat Kandidat Perdana Pilkada Kota Banjar Belum Menyentuh Substansi
Baca Juga: KPU Kota Banjar Terima Logistik Surat Suara untuk Pilkada Serentak 2024
Lanjutnya menyebutkan, debat yang diharapkan dapat menyentuh substansi tema cenderung tidak terjadi. Sarana adu gagasan dengan nalar kritis dan logis sepertinya jauh dari harapan publik.
Menurut Sulyanati, debat kandidat perdana yang telah berjalan justru cenderung menjadi debat kusir dalam tema yang sebenarnya kurang menyentuh tema dasar debat.
Misalnya, saat sesi debat antara pasangan 01 dan 04 yang saat itu berdebat tentang kemanfaatan Sungai Citanduy. Akan lebih fair kondisi senyatanya bahwa kemanfaatan Sungai Citanduy untuk mengairi sawah pertanian kurang optimal.
“Namun, kontribusi BBWS untuk Kota Banjar itu nyata adanya, seperti normalisasi pipa PDAM dengan budget belasan miliar. Serta sejumlah pembangunan turap di sempadan sungai meski dengan pembenahan ulang,” ujarnya.
Selanjutnya, tema lain yang cenderung debat kusir dan belum sampai mencerahkan publik dengan konklusi konkret terkait isu keagamaan antara pasangan 01 dan 03.
“Terutama gagasan dalam kebijakan menata lembaga pendidikan keagamaan, seperti diniyah. Termasuk dukungan anggarannya,” ujarnya.
Penilaian Para Kandidat
Lebih lanjut ia menilai, dalam debat tersebut paslon 01 lebih terlihat menguasai dalam paparan materi maupun sesi tanya jawab. Sedangkan paslon 02 terkesan biasa-biasa saja dan apa adanya.
Kemudian, kandidat paslon nomor urut 03 juga terlihat seperti kurang mempersiapkan materi dengan maksimal.
Padahal dalam pertemuan-pertemuan di berbagai forum public, cawalkot nomor urut 3 tersebut biasanya berbicara lugas, inovatif, dan informatif.
“Tetapi dalam forum debat tersebut berbeda dari biasanya. Meskipun pada akhirnya Calon Wakil Wali Kota yang menjadi pendampingnya itu dapat menutupi kelemahan tersebut,” katanya.
Kemudian untuk paslon nomor urut 04 memang diluar ekspektasi. Karena cawalkot nomor urut 4 pada awalnya dipandang tidak akan mampu memaparkan dengan maksimal. Namun pada kenyataannya berjalan lancar.
Sosok Calon Wali Kota Banjar dengan latar belakang birokrat teknokrat tersebut mampu berbicara secara lugas. Terlebih dilengkapi dengan pasangan Wakil Wali Kota yang muda, energik, komunikatif, dan menguasai banyak hal.
“Skor untuk debat kali ini paslon nomor urut 01 dan 04 berimbang. Paslon nomor urut 03 agak di bawah ekspektasi, sedangkan paslon 02 dengan kesederhanaannya harus tetap kita apresiasi,” ujarnya.
Sulyanati berharap, sesi debat kedua kandidat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar bisa menjadi ajang adu gagasan dalam dinamika pemikiran yang kritis. Serta terjadi saling uji argumen satu sama lain.
Baca Juga: Debat Kandidat Pilkada Kota Banjar, 4 Paslon Adu Strategi Atasi Pengangguran
“Semoga pemilih dapat tercerahkan dengan debat kandidat. Ini ikhtiar KPU dan kita bersama merawat dan menaikkan level kita berdemokrasi. Meneken politik uang dan mengendapkan rasionalitas dalam menentukan pilihan,” pungkasnya. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)