Durrah binti Abu Lahab, Cahaya di Tengah Kegelapan

2 months ago 25

Durrah binti Abu Lahab lahir dalam keluarga bangsawan Quraisy yang terhormat. Namun, ayahnya, Abu Lahab, dan ibunya, Arwa binti Harb, terkenal memusuhi Islam. Mereka secara terbuka menentang ajaran Nabi Muhammad SAW

Baca Juga: Kisah Hisyam bin Abdul Malik, Khalifah Terkuat Bani Umayyah

Di tengah lingkungan seperti itu, Durrah tumbuh menjadi sosok yang berbeda. Ia memiliki hati lembut dan jiwa yang penasaran terhadap kebenaran. Sejak kecil, ia diam-diam mengamati dakwah Rasulullah dengan rasa ingin tahu yang besar. 

Keberanian Durrah binti Abu Lahab Memeluk Islam 

Keputusan Durrah untuk memeluk Islam adalah sebuah langkah yang sangat berani. Tekanan dari kedua orang tuanya tidak membuatnya goyah. Abu Lahab terkenal sangat keras terhadap siapa saja yang mendukung Nabi Muhammad SAW, termasuk keluarganya sendiri. 

Durrah tetap teguh pada pilihannya, meski harus menghadapi cemoohan dan perlakuan buruk dari keluarganya. Baginya, iman kepada Allah adalah segalanya. Ia rela meninggalkan kemewahan keluarga demi mengikuti ajaran Islam. 

Hijrah ke Madinah

Setelah memeluk Islam, Durrah binti Abu Lahab memutuskan untuk berhijrah ke Madinah. Hijrah ini bukan hanya perpindahan tempat, tetapi juga sebuah pengorbanan besar. Ia meninggalkan tanah kelahirannya dan keluarganya demi menegakkan keimanan. 

Di Madinah, Durrah diterima oleh sahabat Nabi, Rafi bin Mu’alla. Namun, latar belakangnya sebagai anak Abu Lahab membuatnya kerap menjadi sasaran cibiran. Beberapa wanita Quraisy mengejeknya, menyebut hijrahnya sia-sia karena orang tuanya diabadikan dalam Surah al-Lahab. 

Dukungan Rasulullah SAW kepada Durrah

Rasulullah SAW tidak tinggal diam ketika mendengar perlakuan buruk terhadap Durrah binti Abu Lahab. Suatu ketika, Durrah mengadu kepada beliau tentang cemoohan yang ia terima. Rasulullah segera membela Durrah di depan banyak orang. 

Beliau bersabda di atas mimbar, “Wahai manusia, janganlah kalian mengganggu keluargaku. Syafaatku akan mencakup mereka yang beriman.” Ucapan ini menjadi penguat hati bagi Durrah untuk terus teguh dalam keimanannya. 

Hubungan Dekat Durrah dengan Rasulullah dan Aisyah 

Durrah terkenal sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Ia sering menghadiri majelis-majelis ilmu untuk mendalami ajaran Islam. Semangat belajarnya membuat Rasulullah menyayanginya dan menganggapnya bagian dari keluarga besar beliau.  

Baca Juga: Kisah Syaqiq Al Balkhi, Sufi dari Kalangan Hartawan

Selain itu, Durrah juga menjalin hubungan baik dengan Aisyah RA, istri Nabi. Ia sering datang ke rumah Aisyah untuk belajar fikih dan hadis. Keduanya sering bersaing dalam melayani Nabi, menciptakan kisah-kisah indah tentang kebersamaan mereka. 

Durrah dan Perjuangannya yang Tidak Pernah Gentar 

Durrah binti Abu Lahab terus berdakwah meskipun banyak orang meremehkannya. Ia kerap menghadapi cibiran, bahkan dari saudara kandungnya sendiri. Utaibah, saudaranya, dengan keras menolak Islam dan kerap menyakiti Rasulullah SAW. 

Namun, Durrah tidak pernah menyerah untuk mengajak keluarganya memeluk Islam. Baginya, hidayah adalah hak Allah, dan tugasnya adalah berusaha. Keberanian dan keteguhan Durrah dapat menjadi teladan nyata bagi generasi setelahnya.

Setelah berhijrah, Allah menggantikan suami kafir Durrah dengan seorang mukmin yang mulia. Ia menikah dengan Dahiyah al-Kalbi, seorang sahabat Nabi yang terkenal karena ketampanannya. Pernikahan ini menjadi penghibur bagi Durrah setelah berbagai cobaan yang ia lalui. 

Durrah tidak hanya menjadi istri yang setia, tetapi juga seorang yang aktif belajar dan mengajarkan agama. Ia meriwayatkan banyak hadis dari Nabi Muhammad SAW. Sosoknya diakui sebagai salah satu sahabiyah utama yang memberikan banyak kontribusi kepada Islam. 

Durrah binti Abu Lahab sering menghabiskan waktu malam untuk bermunajat kepada Allah. Ia memohon hidayah bagi keluarganya yang masih kafir. Meski tahu sulit, ia percaya bahwa doa seorang anak bisa membuka pintu rahmat Allah. Kepercayaannya pada kekuatan doa menjadi inspirasi bagi banyak sahabat lain.

Kepergian Durrah

Durrah meninggal dunia pada tahun 20 Hijriyah. Ia wafat di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab RA. Sosoknya umat Muslim kenang sebagai seorang wanita pemberani yang tidak pernah gentar menghadapi tantangan.

Baca Juga: Kisah Julaibib Sahabat Nabi yang Buruk Rupa Rebutan Bidadari

Durrah binti Abu Lahab menjadi bukti bahwa iman bisa mengalahkan segala rintangan, bahkan yang berasal dari keluarga terdekat. Warisannya sebagai sahabiyah utama akan terus umat Muslim kenang sepanjang masa. Kita dapat meneladani cara Durrah berdakwah dengan memanfaatkan sosial media yang kita miliki secara maksimal. Hal ini karena sosial media dapat menjadi media dakwah yang sangat efektif untuk zaman ini. Meninggalkan warisan besar dalam sejarah perjuangan Islam. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |