Peneliti berhasil memecahkan misteri warna kulit dinosaurus yang ternyata tidak sama seperti dalam film. Dalam ilmu sains, sering kali penemuan terbaru dilihat dengan cara lama yang sudah tidak relevan. Ini terlihat dengan jelas pada bagaimana para paleontolog di awal 1800-an menggambarkan hewan dinosaurus.
Baca Juga: Dinosaurus Zavacephale rinpoche, Spesies Kubah Kepala Tertua
Terungkap Warna Kulit Dinosaurus
Pada tahun 1854, di pameran Crystal Palace di Inggris, publik untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh model Iguanodon, Megalosaurus dan Hylaeosaurus. Pada waktu itu, dinosaurus tampak terlihat seperti kadal raksasa dengan kulit berwarna hijau, permukaan berkerikil serta kaki yang menyamping, ini mirip biawak modern.
Alasan di balik hal ini cukup jelas, karena dinosaurus mereka angap sebagai kadal, maka penampilannya dan gayanya mirip. Gambaran ini tetap ada selama lebih dari seratus tahun hingga tahun 1950-an. Buku, film dan majalah menampilkan dinosaurus sebagai reptil hijau bersisik yang terlihat lamban.
Selain itu, fosil yang ditemukan di berbagai belahan dunia memberitahu manusia tentang eksistensi hewan besar ini. Fosil biasanya terdiri dari tulang yang berwarna cokelat atau abu-abu. Lantas, bagaimana ilmuwan dapat mengetahui warna kulit dinosaurus hanya berdasarkan fosilnya?
Cara Ilmuwan Mengetahui Warna Dinosaurus
Ternyata, kunci warna dinosaurus terdapat dalam sisa-sisa kecil yang bernama melanosom. Melanosom merupakan bagian dari sel yang menyimpan pigmen warna. Nah, dengan menggunakan mikroskop canggih, para peneliti dapat mempelajari bentuk dan pola melanosom guna memperkirakan warna kulit atau bulu dinosaurus yang ada jutaan tahun silam.
Selain itu, penelitian juga berhasil mengungkapkan berbagai detail baru. Sebagai contoh, posisi kaki dinosaurus tidak menyamping, melainkan tegak untuk menopang tubuhnya. Cakar, jambul dan ekornya juga mendapatkan fakta yang lebih baik daripada imajinasi awal, di mana ibu jari Iguanodon bahkan memiliki penempatan salah pada bagian hidungnya.
Baca Juga: Gigi Dinosaurus Sauropoda dan Strategi Unik di Balik Kesederhanaannya
Apakah Dinosaurus Benar-benar Berwarna Hijau?
Meskipun pengetahuan mengenai anatomi sudah lebih baik, deskripsi tentang warna kulit dinosaurus tetap sangat terbatas. Para ilustrator sering memilih warna-warna kusam semacam hijau atau cokelat. Ini mereka lakukan untuk meniru hewan reptil kecil masa kini yang memerlukan kamuflase demi menghindar dari predator.
Sebenarnya, dinosaurus merupakan hewan darat yang mendominasi selama lebih dari 100 juta tahun. Tidak ada alasan untuk menganggap mereka tidak mampu memiliki warna cerah seperti yang terlihat pada zebra, jerapah atau macan tutul di zaman modern. Lebih dari itu, saat ini para ahli paleontologi memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh seleksi seksual maupun perilaku kelompok dalam perkembangan pola kulit dan bulu.
Beberapa dinosaurus, seperti ceratopsia memiliki jambul besar di kepalanya, mungkin telah mengadopsi pola warna mencolok untuk menarik pasangan atau menunjukkan kekuasaan. Dinosaurus yang hidup berkelompok, misalnya hadrosaurus, mungkin memiliki pola unik untuk saling mengenali satu sama lain, mirip cara zebra saling mengenali melalui garis-garis tubuh mereka. Dari sini, para ilmuwan akhirnya mengungkap di balik warna kulit dinosaurus tersebut.
Warna Dinosaurus
Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa dinosaurus tidak completamente monokromatik. Bukti paling terlihat datang dari burung yang merupakan keturunan langsung dari dinosaurus. Burung tropis di hutan Amerika Selatan terkenal karena warna-warnanya yang mencolok seperti merah, kuning, biru hingga hijau terang. Sejumlah fosil dinosaurus berbulu, seperti Anchiornis dan Sinosauropteryx, bahkan masih memiliki pigmen yang terjaga.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa bulu mereka memiliki berbagai pola, mirip burung modern meskipun warna kulit dinosaurus telah memudar seiring waktu. Tidak hanya dinosaurus, pterosaurus, yang merupakan reptil terbang dan hidup pada zaman sama, mungkin juga memiliki warna-warna cerah. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa spesies seperti Tupuxuara dari Amerika Selatan mungkin memiliki corak serupa dengan burung tropis. Akan tetapi, tidak semua dinosaurus memiliki penampilan yang penuh warna.
Di sisi lain, dinosaurus raksasa herbivora seperti Brachiosaurus atau Apatosaurus mungkin saja memiliki kulit yang berwarna abu-abu polos. Ukuran tubuh mereka yang besar membuat warna mencolok menjadi tidak terlalu penting untuk kelangsungan hidup. Hal yang sama juga berlaku untuk theropoda besar seperti Tyrannosaurus Rex atau Allosaurus. Jika ada pola warna kulit dinosaurus, kemungkinan besar itu hanya terdapat pada tengkorak atau hiasan tubuh tertentu.
Antara Fakta dan Imajinasi
Sebagai catatan, kemajuan dalam ilmu pengetahuan membuat banyak gambar dinosaurus modern terlihat berlebihan. Ada beberapa yang menunjukkan T. Rex dengan bulu berwarna cerah dan warna-warna primer mencolok, mirip dengan burung beo raksasa. Padahal kenyataannya mungkin berbeda. Tidak semua dinosaurus berwarna hijau polos, tetapi juga tidak semuanya memiliki warna seperti pelangi.
Baca Juga: Penemuan Fosil Megaraptor dan Bukti Santapan Terakhirnya
Serial film Jurassic Park mampu mengambil pendekatan yang berbeda mengenai warna kulit dinosaurus. Meskipun ada bukti yang menunjukkan bahwa Velociraptor memiliki bulu, film tersebut tetap menggambarkan dinosaurus sebagai reptil dengan warna kulit hijau yang bersisik. Penyebabnya mungkin karena alasan dramatis atau mungkin orang sulit untuk melepaskan imajinasi lama tentang kulit dinosaurus yang sudah terlanjur melekat di benak mereka. (R10/HR-Online)