Jejak karbon sekunder atau secondary carbon footprint merupakan salah satu dari jenis jejak karbon yang timbul karena berbagai aktivitas manusia. Selain jenis sekunder ada pula jenis lainnya yaitu primer atau primary carbon footprint.
Baca Juga: Pengertian Gelombang Panas Matahari dan Dampak Negatifnya
Jenis primer tentunya cukup berbeda dengan jenis sekunder. Berikut ini akan kita bahas tentang kedua jenis carbon footprint tersebut, mulai dari pengertian, penyebab atau contoh, hingga cara menguranginya.
Jejak Karbon Sekunder dan Primer, Berikut Pengertiannya
Jejak karbon atau carbon footprint merupakan jumlah total emisi gas rumah kaca yang berasal dari aktivitas manusia, baik langsung maupun tidak. Gas rumah kaca atau GRK yang memiliki kontribusi utama dalam carbon footprint seperti karbon dioksida, dinitrogen oksida, dan juga metana.
Carbon footprint ini dapat menyebabkan banyak dampak negatif untuk Bumi. Selain itu juga menimbulkan berbagai bencana hingga mengancam kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.
Carbon footprint terbagi menjadi dua jenis yang memiliki perbedaan berdasarkan penyebabnya yaitu jenis primer (primary) dan juga sekunder (secondary). Primary carbon footprint merupakan jenis jejak karbon yang berasal dari berbagai aktivitas yang menggunakan energi fosil seperti minyak bumi dan gas alam.
Sementara itu, secondary adalah jejak karbon yang dihasilkan secara tidak langsung dari proses siklus produk yang digunakan, mulai dari pembuatan hingga penguraian.
Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari
Baik jejak karbon sekunder maupun primer, memiliki contoh masing-masing yang sering kita lihat bahkan lakukan dalam kehidupan dan aktivitas setiap harinya.
Berikut adalah beberapa contoh secondary carbon footprint:
Produksi Makanan
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari adalah salah satu penyebab utama secondary carbon footprint. Hal itu karena proses produksinya menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti metana.
Makanan dengan jejak karbon tinggi, seperti daging, keju, ayam, dan ikan tuna, cenderung memiliki dampak lebih besar terhadap lingkungan. Karena membutuhkan banyak sumber daya dan menghasilkan emisi dalam jumlah besar.
Sebaliknya, makanan dengan jejak karbon rendah, seperti sayuran, lebih ramah lingkungan karena proses produksinya menghasilkan lebih sedikit emisi. Mengurangi konsumsi makanan berjejak karbon tinggi dapat membantu menurunkan secondary carbon footprint.
Penggunaan Listrik
Penggunaan listrik dalam rumah tangga dan industri merupakan sumber secondary carbon footprint yang signifikan. Terutama jika listrik masih dihasilkan dari pembangkit berbasis bahan bakar fosil.
Setiap aktivitas yang melibatkan listrik, seperti menyalakan televisi, AC, lampu, laptop, komputer, kulkas, kompor listrik, mesin cuci, dan lainnya, berkontribusi pada emisi karbon.
Energi dari pembakaran bahan fosil menghasilkan CO₂ dan gas rumah kaca lainnya yang berdampak buruk pada lingkungan. Mengurangi konsumsi listrik atau beralih ke sumber energi terbarukan dapat membantu menurunkan jejak karbon ini.
Jejak karbon sekunder, jenis primer juga memiliki beberapa contoh seperti berikut ini:
Baca Juga: Manfaat dan Bahaya Sinar X pada Kehidupan Manusia
Penggunaan Kendaraan
Contoh pertama yaitu penggunaan kendaraan bermotor seperti sepeda motor, mobil pribadi, bus maupun kendaraan seperti pesawat hingga kapal laut. Hal tersebut karena berbagai kendaraan tersebut menggunakan bahan bakar utama berupa fosil seperti solar dan bensin yang dapat menghasilkan emisi.
Semakin banyak kendaraan yang menggunakan bakar bakar fosil tersebut maka akan semakin besar pula pelepasan jejak karbon dari kendaraan.
Industri dan Manufaktur
Proses produksi berbagai macam produk di aneka industri dan manufaktur juga bisa menjadi penyebab munculnya primary carbon footprint. Sebab, industri manufaktur tersebut juga akan menggunakan bahan bakar fosil untuk mengoperasikan mesin dan memproses berbagai macam bahan baku.
Semakin berat dan banyak barang produksi pastinya akan membutuhkan energi dalam jumlah besar sehingga emisi yang muncul juga semakin besar.
Cara Mengurangi Jejak Karbon
Jejak karbon sekunder maupun primer mampu memberikan banyak dampak negatif untuk bumi yang pastinya sangat merugikan banyak makhluk hidup. Misalnya yaitu menyebabkan perubahan iklim, kualitas udara memburuk, kekeringan, kelaparan, gangguan ekosistem, es kutub mencair, kenaikan permukaan laut, dan lainnya.
Guna mencegah berbagai hal tersebut maka penting bagi para manusia untuk mengurangi carbon footprint dengan beberapa cara seperti berikut ini:
- Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi produk hewani dan membeli produk lokal, bukan impor dari luar negeri.
- Menggunakan energi listrik yang sumbernya mengandalkan air, surya, atau angin.
- Menggunakan berbagai peralatan rumah tangga maupun industri yang hemat energi listrik.
- Mengurangi penggunaan kendaraan seperti motor atau mobil pribadi dan memilih menggunakan kendaraan umum seperti bus atau kereta.
Baca Juga: Sumber Radiasi Buatan, Sinar X hingga Tenaga Nuklir
Jejak karbon sekunder dan primer sama-sama mampu memberikan banyak dampak negatif untuk Bumi dan kehidupan semua makhluk hidup. Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi carbon footprint dengan beberapa cara di atas. Dengan begitu maka berbagai dampak negatif akibat carbon footprint bisa dicegah dan Bumi tetap aman. (R10/HR-Online)