Enzim merupakan biokatalisator yang berasal dari makhluk hidup. Sementara itu, membantu percepatan reaksi kimia dalam tubuh manusia menjadi cara kerja enzim yang paling utama. Hanya saja, terdapat sejumlah zat penghambat kerja enzim, kira-kira apa saja? Mari cari tahu bersama jawabannya dalam artikel berikut.
Baca Juga: Fungsi Enzim Maltase, Memecah Maltosa Jadi Glukosa
Definisi dan Zat Penghambat Kerja Enzim dalam Mempercepat Reaksi Kimia
Seperti di awal pembahasan tadi, enzim merupakan sebuah biokatalisator organik yang berasal dari makhluk hidup di dalam protoplasma. Tersusun atas 2 bagian, antara lain apoenzim dan koenzim yang mana kedua bagian tersebut memiliki karakteristik berbeda.
Pertama apoenzim atau protein enzim, ia memiliki karakteristik yang tidak tahan panas. Sedangkan koenzim cenderung bersifat lebih tahan panas serta mengandung ribosa dan fosfat.
Lebih lanjut, di dalam enzim itu terdapat beberapa sifat khas yang menggambarkan cara kerjanya. Sebut saja, seperti terasa lebih efektif jika jumlahnya sedikit, mempercepat, tidak berpengaruh pada keseimbangan maupun berubah ketika reaksi.
Nah, sebagai tambahan, membantu mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia adalah cara kerja paling utama dari enzim. Jadi, nantinya enzim akan mengikat suatu molekul lalu mengubahnya dengan cara tertentu.
Cara kerja enzim yang demikian sangat penting untuk respirasi, mencerna makanan, bahkan mendukung fungsi otot dan saraf. Sayangnya, dalam proses tersebut ada sejumlah zat penghambat kerja enzim. Di bawah ini informasi lengkapnya untuk Anda.
Deretan Zat Penghambat Enzim
Beberapa hal yang berpotensi menghambat cara kerja enzim perlu Anda pelajari juga. Karena terkadang untuk memastikan bahwa sistem tubuh bekerja dengan benar, kita perlu memperlambat enzim. Adapun penghambat cara kerja enzim, meliputi inhibitor kompetitif, non-kompetitif dan irreversible seperti berikut.
1. Penghambat Kompetitif
Inhibitor kompetitif akan berkompetisi dengan substrat dalam mengikat tempat aktif enzim. Meski begitu, mereka tetap bisa mengikat tempat aktif, tanpa mengubahnya menjadi produk lantaran keduanya memiliki struktur yang hampir sama.
2. Inhibitor Non-kompetitif
Beda halnya dengan zat penghambat kerja enzim sebelumnya, tipe non-kompetitif ini tidak berkompetisi dengan substrat sebab ia mengikat biokatalisator tersebut di tempat selain situs aktif lalu mengurangi efektivitas kerjanya. Kemudian karena cara kerja inhibitor non-kompetitif yang demikian, maka peningkatan konsentrasi substrat pun tidak akan mengurangi efek penghambatan.
3. Inhibitor Irreversible
Lebih kuat dari 2 tipe di atas, inhibitor irreversible mampu mengikat enzim, bahkan sampai mengubah strukturnya secara permanen. Oleh karena itu, enzim pun tidak bisa menjalankan fungsinya lagi usai terikat dengan inhibitor irreversible.
Baca Juga: Manfaat Enzim Selulase untuk Industri Kertas hingga Tekstil
Lebih jauh, inhibitor jenis ini biasanya mengikatkan diri pada tempat aktif enzim lalu secara pasti membuatnya tidak bisa kembali. Selanjutnya, selain zat penghambat di atas, terdapat pula beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi kinerja enzim, antara lain:
Suhu
Suhu mempengaruhi kerja enzim, hal itu terlihat ketika derajatnya meningkat, maka aktivitas biokatalisator tersebut pun sama. Dengan kata lain, kerja enzim akan optimal pada suhu tinggi namun ada batas maksimalnya. Sebab jika suhu terlampau tinggi, enzim justru akan rusak.
pH
Kondisi derajat keasaman lingkungan atau pH adalah faktor ke-2 yang mempengaruhi kerja enzim. Singkatnya, ketika pH terlalu tinggi ataupun rendah, maka enzim akan mengalami denaturasi alias kerusakan. Namun perlu Anda ketahui, pH optimum setiap enzim pun berbeda, seperti:
- Enzim pepsin bekerja optimal pada pH 2 atau kondisi asam yang mana ia mampu bekerja dengan baik di dalam lambung.
- Enzim amilase yang terdapat di mulut juga usus akan lebih optimal bekerja di tingkat pH 7,5.
Sifat Enzim
Semua enzim pernah orang anggap sebagai protein, tetapi sejak tahun 1980-an kemampuan katalitik asam nukleat tertentu atau ribozim telah ditunjukkan untuk menyangkal aksioma tersebut. Jadi, untuk sekarang ini molekul enzim protein besar terdiri dari 1 atau lebih rantai asam amino yang bernama polipeptida.
Sementara itu, urutan asam amino berfungsi dalam menentukan pola lipatan karakteristik struktur protein yang penting untuk spesifisitas enzim. Apabila enzim mengalami perubahan, misalnya fluktuasi suhu atau pH, struktur protein nantinya akan kehilangan integritas dan kemampuan enzimatiknya.
Baca Juga: Fungsi Enzim Isomerase Berdasarkan Jenis-jenisnya
Nah, dengan sedikit penjabaran tentang definisi hingga zat penghambat kerja enzim bisa semakin menambah wawasan Anda. Selamat belajar. (R10/HR-Online)