harapanrakyat.com,- Banyaknya penduduk miskin yang masih tinggal di rumah tidak layak huni, membuat Pemerintah Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Ciamis, Jawa Barat, kewalahan untuk menanganinya.
Kepala Desa Neglasari Padli Efendi mengungkapkan, bahwa dari data sampai saat ini, ada sekitar 40% warga miskin di desanya yang rumahnya dalam kondisi memprihatinkan. Bahkan, rumah tersebut sudah tidak layak huni.
“Rata-rata penduduk miskin di Desa Neglasari ini bekerja sebagai buruh tani. Bisa dilihat penghasilannya juga sangat minim, sehingga mereka tidak bisa untuk membuat rumah yang layak,” ungkapnya kepada harapanrakyat.com, Kamis (14/11/2024).
Baca Juga: 195 Rumah di Ciamis Bakal Dapat Bantuan Rutilahu 2024
Lanjutnya mengatakan, bahwa untuk penduduk miskin yang rumahnya sudah tidak layak huni ini, berada di bagian wilayah pinggiran atau pelosok.
Sehingga, terkadang orang akan kaget ketika mendengar kabar ada rumah kumuh di Desa Neglasari. Pasalnya, biasanya untuk daerah perkotaan memang rumahnya sudah permanen.
“Namun ketika pergi ke pelosok atau dalam, bisa kita lihat masih banyak warga yang tinggal di rumah tidak layak huni,” katanya.
Menurut Padli, pihaknya hampir setiap tahun membangun hunian atau renovasi rumah tidak layak huni atau rutilahu. Namun karena terlalu banyak, maka pihak pemdes pun mengaku belum bisa maksimal dalam upaya penuntasan rutilahu yang ada di wilayahnya.
Ia menjabarkan, bahwa pada tahun 2022 ada bantuan Rutilahu dari Provinsi Jawa Barat, sekitar 6 rumah yang nominal bantuannya sebesar Rp17,5 juta.
Kemudian pada tahun 2023 dan 2024 sekarang, pihaknya juga mengalokasikan anggaran dari Dana Desa.
“Ada 6 rumah yang kami bangun dari anggaran Dana Desa, serta 2 rumah bantuan dari BAZNAS kabupaten dan pusat,” ucapnya.
Jumlah Warga Desa Neglasari Ciamis yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni
Saat ini, sambung Padli Efendi, masih ada 102 rumah warganya yang dalam kondisi memprihatinkan. Sementara dari 102 rumah tersebut, saat ini baru terealisasi 8, jadi masih ada sisa 94 rumah lagi.
“Dan itu pun sebenarnya kondisi rumah yang benar-benar urgen. Kalau didata rumah rumah yang tidak layak huni, masih lebih dari seratusan lagi,” terangnya.
Masih banyaknya warga Desa Neglasari yang tinggal di rumah tidak layak huni, Padli berharap adanya perhatian khusus dari pemerintah kabupaten maupun provinsi.
“Mudah-mudahan hal ini menjadi perhatian khusus dan prioritas dari Pemkab maupun Pemprov. Agar masyarakat miskin di desa kami ini bisa mendapatkan bantuan, dan bisa menikmati hidup dengan hunian yang nyaman dan aman,” harapnya.
Sementara itu, petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Pamarican, Ana Suryana mengatakan, Neglasari merupakan salah satu desa yang jumlah warga miskinnya paling banyak.
“Dalam catatan kami, jumlah warga miskin di Desa Neglasari memang sangat banyak. Bahkan mungkin untuk tahun ini menjadi yang terbanyak,” katanya.
Lanjutnya menambahkan, di tahun sebelumnya, jumlah rumah tidak layak huni terbanyak ada di Desa Bangunsari.
Baca Juga: Bupati Ciamis Spontan Beri Bantuan 4 Rutilahu Warga Cidolog saat Tinjau Pagar Sekolah Ambruk
Namun seiring itu, Pemerintah Desa Bangunsari membuat terobosan membangun rutilahu dari anggaran Dana Desa. Sehingga dalam setiap tahunnya warga yang tinggal di rumah tidak layak huni menjadi berkurang.
“Mudah-mudahan saja Desa Neglasari juga bisa mengikuti jejak Bangunsari, dalam upaya penanganan kasus rumah tidak layak huni ini,” pungkasnya. (Suherman/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)