Posisi di mana petilasan Jaka Tingkir Karawang kerap menjadi perdebatan bagi sebagian pihak. Petilasan ini sebenarnya terletak dalam satu area dengan Monumen Rawagede, namun lokasinya lebih masuk ke dalam dari jalan utama. Di sekitar petilasan, terdapat banyak pohon besar yang tumbuh dengan baik. Pohon-pohon itu memberi nuansa alami pada lokasi tersebut. Menurut cerita warga Karawang, pohon-pohon besar ini mereka biarkan tumbuh untuk menambah suasana mistis di tempat yang kerap kali terkesan keramat ini.
Baca Juga: Candi Blandongan Karawang, Warisan Masa Lampau dan Pesona Wisata Budaya
Memahami Sejarah Petilasan Jaka Tingkir Karawang
Insiden berdarah yang terjadi di Rawagede, Desa Balongsari, Rawamerta, telah menjadi bagian dari sejarah di Indonesia. Berdasarkan cerita dari Mbah Darsim Bhewok, seorang penjaga Petilasan Jaka Tingkir, dulunya ketika Kampung Rawagede masih berupa hutan lebat. Jaka Tingkir pernah singgah di salah satu tempat di Rawagede ini.
Tujuannya adalah untuk melakukan Tapa Brata. Tapa Brata ini mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Di Petilasan Jaka Tingkir Karawang zaman dulu ini, ia duduk bersila di atas tanah tanpa ada perlindungan sama sekali. Jika hujan, maka Jaka Tingkir akan terkena hujan dan panas pun tetap ia terima dengan lapang dada. Jaka Tingkir pun mengabaikan dirinya dan hanya berfokus untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik.
“Saking fokusnya saat bersemedi, Jaka Tingkir itu tidak merasakan gangguan dari sekelilingnya. Dari cerita yang ada, karena kesaktiannya itu, hewan yang mendekat akan mati seketika sebelum bisa menyentuh tubuh Jaka Tingkir. Nah, kalau ada nyamuk yang mau hinggap ke Jaka Tingkir, nyamuk itu kemudian mati sebelum bisa melakukannya. Ini juga berlaku untuk jenis hewan lainnya,” jelas Mbah Darsim.
Burung Jatuh di Atas Kepala Jaka Tingkir
Selain itu, Mbah Darsim juga menceritakan, berdasarkan informasi yang ia kumpulkan, jika ada burung yang terbang di atas kepala Jaka Tingkir, burung itu juga akan langsung jatuh dan mati.
“Adanya banyak hewan yang mati, akhirnya bangkai-bangkai itu membentuk gundukan tanah seperti ‘hunyur’ (bukit kecil). Lalu, gundukan yang ada itu dinilai keramat di mata sebagian warga Rawagede,” terang Mbah Darsim.
Baca Juga: Tari Belenderan Karawang, Kesenian Lokal dengan Sesajen Khusus
Jaka (Joko) Tingkir merupakan nama panggilan dari Mas Karebet, putra Kebo Kenanga dan murid Syekh Siti Jenar. Dalam sejarah asal-usul Jaka Tingkir di Karawang, ia diangkat oleh seorang janda Nyi Ageng dari desa Tingkir dengan guru pertamanya Sunan Kalijaga dan kemudian Ki Ageng Selo. Dalam perjalanan untuk mempelajari agama dan ilmu kesaktiannya, akhirnya ia sampai di wilayah Rawagede yang kini terkenal sebagai Petilasan Jaka Tingkir Karawang.
Revitalisasi Makam Jaka Tingkir di Karawang
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Karawang telah mengajukan program revitalisasi makam bersejarah dalam APBD 2021 lalu melalui Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum. Kepala Bidang Pertamanan dan PJU DPRKP Karawang, Novi Gunawan, mengatakan bahwa makam bersejarah memiliki potensi untuk pariwisata sekaligus budaya karena mengandung nilai sejarah. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu menjaga tempat bersejarah ini dengan revitalisasi agar tidak hilang.
Mengenai jumlah makam bersejarah di Karawang, saat itu Novi menyatakan bahwa itu menjadi tanggung jawab Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang. Karena DPRKP hanya bertugas melakukan pembangunan. Novi memberikan contoh bahwa Petilasan Jaka Tingkir Karawang akan mereka revitalisasi menjadi pemakaman bersejarah yang lebih representatif.
Selain itu, pemerintah Kabupaten Karawang, melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, telah mengalokasikan dana sebesar Rp 187.500.000. Dana ini untuk renovasi tempat wisata bersejarah Petilasan Jaka Tingkir.
Anggaran tersebut berasal dari APBD tahun 2020 dan ditujukan untuk rehabilitasi bangunan petilasan Jaka Tingkir. Nah, adanya perbaikan bangunan yang dilakukan pada tahun itu, besar harapan kenyamanan pengunjung dapat meningkat. Hal ini bertujuan agar masyarakat yang berkunjung bisa lebih memahami sejarah lokasi tersebut.
Baca Juga: Mengulik Jejak Peninggalan di Situs Candi Cibuaya Karawang
Itulah sejarah dan asal-usul mengenai Petilasan Jaka Tingkir Karawang. Siapa pun dapat berkunjung untuk mengetahui Petilasan Jaka Tingkir di Karawang hingga kisah kelam mengenai insiden berdarah yang terjadi di Rawagede. Tentunya, hal tersebut telah menjadi bagian dari sejarah di Indonesia. (R10/HR-Online)

19 hours ago
12

















































