tirto.id - Rasul diutus Allah untuk berdakwah dibekali dengan keistimewaan, salah satunya memiliki sifat wajib. Selain itu, rasul juga mempunyai sifat mustahil dan jaiz. Apa saja sifat jaiz rasul dan penjelasannya?
Sifat wajib rasul diketahui ada empat, yaitu sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tablig (menyampaikan), dan fatanah (cerdas). Sifat ini mengiring perjalanan dakwah tauhid mereka kepada umat agar beribadah hanya kepada Allah. Rasul Allah mustahil memiliki sifat yang berkebalikan dengan semua sifat wajib tersebut,
Di sisi lain, rasul juga seperti manusia biasa. Ia melakukan aktivitas seperti kebanyakan orang tanpa mengurangi keutamaan mereka sebagai utusan Allah. Inilah yang membuat para rasul turut memiliki sifat manusia pada umumnya
Contoh Sifat Jaiz Rasul dan Dalilnya
Sifat jaiz rasul adalah yakni sifat yang boleh terjadi pada diri rasul. Sifat jaiz ini hanya ada satu yaitu al-'aradhul basyariyah.
Al-'aradhul basyariyah artinya sifat-sifat yang dimiliki rasul sama seperti manusia pada umumnya. Contoh sifat jaiz rasul yaitu makan, minum, haus, sakit, lapar, sedih, senang, beristri, dan sebagainya.
Kesamaan sifat-sifat kemanusiaan pada rasul tidak mengurangi atau menurunkan derajatnya. Ia tetap utusan Allah untuk kebaikan umat.
Dalil sifat jaiz bagi rasul ditemukan dalam Al-Qur'an sebagai berikut:
1. Surah Al-Furqan ayat 20
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
Wa mā arsalnā qablaka minal-mursalīna illā innahum laya`kulụnaṭ-ṭa’āma wa yamsyụna fil-aswāq, wa ja’alnā ba’ḍakum liba’ḍin fitnah, a taṣbirụn, wa kāna rabbuka baṣīrā
Artinya: “Kami tidaklah mengutus beberapa orang Rasul sebelum kamu melainkan mereka itu juga makan makanan dan berjualan di pasar.” (QS. Al-Furqan:20)
2. Surah Al-Mu'minun ayat 33
وَقَالَ ٱلْمَلَأُ مِن قَوْمِهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِلِقَآءِ ٱلْءَاخِرَةِ وَأَتْرَفْنَٰهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا مَا هَٰذَآ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا تَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُونَ
wa qālal-mala`u ming qaumihillażīna kafarụ wa każżabụ biliqā`il-ākhirati wa atrafnāhum fil-ḥayātid-dun-yā mā hāżā illā basyarum miṡlukum ya`kulu mimmā ta`kulụna min-hu wa yasyrabu mimmā tasyrabụn
“Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum.” (QS. Al-Mu'minun: 33)
Rasul Allah juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul. Sifat-sifat tersebut yaitu:
1. Ishmaturrasul
Ishmaturrasul adalah orang yang maksum atau terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah. Oleh karena itu, seorang rasul selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun.
2. Iltizamurrasul
Iltizamurrasµl adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah.
Meskipun untuk menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta'ala harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat, rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur. Ia akan mengatasi tantangan dari dalam diri pribadinya maupun para musuhnya,
Contoh Sifat Mustahil Bagi Rasul dan Dalilnya
Rasul memiliki sifat mustahil yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh rasul. Rasul adalah adalah orang pilihan yang terjaga, terpelihara, atau terhindar dari dosa (maksum).
Sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib. Sifat mustahil rasul juga ada empat, berikut penjelasannya:
1. Kidzib (كِذْبٌ) artinya bohong atau berdusta
Rasul tidak mungkin berbohong, karena yang disampaikan oleh rasul adalah kebenaran, baik perkataan maupun perbuatan.
Firman Allah dalam Al-Quran:
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوٰى, وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ, اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ
Maa dalla saahibukum wa maa ghawaa; Wa maa yanthiqu 'anilhawaaa; In huwa illaa Wahyunii yuuhaa
Artinya: "Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4)
2. Khianat (خِيَانَةٌ) artinya bertentangan dengan janji
Rasul tidak mungkin berkhianat terhadap apa yang diperintahkan Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Quran:
اِتَّبِعۡ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡمُشۡرِكِيۡنَ
Ittabi' maaa uuhiya ilaika mir Rabbika laaa ilaaha illaa Huwa wa a'rid 'anil mushrikiin
Artinya: "Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik". (QS. Al-An'am: 106)
3. Al-Kitman (الكتمان) artinya menyembunyikan rahasia
Rasul tidak mungkin menyembunyikan kebenaran yang diperintahkan Allah SWT. Firman Allah:
اِنَّ الَّذِيۡنَ يَكۡتُمُوۡنَ مَآ اَنۡزَلَ اللّٰهُ مِنَ الۡکِتٰبِ وَ يَشۡتَرُوۡنَ بِهٖ ثَمَنًا قَلِيۡلًا ۙ اُولٰٓٮِٕكَ مَا يَاۡكُلُوۡنَ فِىۡ بُطُوۡنِهِمۡ اِلَّا النَّارَ وَلَا يُکَلِّمُهُمُ اللّٰهُ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ وَلَا يُزَکِّيۡهِمۡ ۖۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ
Innal laziina yaktumuuna maaa anzalal laahu minal kitaabi wa yashtaruuna bihii samanan qaliilan ulaaa'ika maa yaakuluuna fii butuunihim illan Naara wa laa yukallimu humul laahu Yawmal Qiyaamati wa laa yuzakkiihim wa lahum 'azaabun aliim
Artinya: "Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya, dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih". (QS. Al-Baqarah: 174)
4. Al-Baladah (البلادة) artinya bodoh
Rasul juga tidak mungkin seseorang yang bodoh. Hal ini seperti termaktub dalam firman Allah SWT berikut ini:
خُذِ الۡعَفۡوَ وَاۡمُرۡ بِالۡعُرۡفِ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡجٰهِلِيۡنَ
Khuzil 'afwa waamur bil'urfi waa'rid 'anil jaahiliin
Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". (QS. Al-A'raf: 199).
tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar