Sejarah Candi Songgoriti, Candi Tertua di Jawa Timur

3 weeks ago 11

Sejarah Candi Songgoriti memiliki nilai yang sangat penting dalam konteks kebudayaan Indonesia, terutama pada masa Kerajaan Hindu-Buddha. Candi ini menjadi salah satu peninggalan arkeologis yang menggambarkan kemajuan peradaban pada masa itu.

Candi Songgoriti terletak di Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Bangunan ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah penting dari masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. 

Baca Juga: Candi Jiwa Karawang, Candi Tertua Sejak Abad 6 Masehi

Candi ini tidak hanya memiliki nilai historis yang tinggi. Akan tetapi juga menawarkan pandangan menarik tentang kehidupan spiritual dan budaya masyarakat pada masa lampau.

Sejarah Candi Songgoriti, Warisan Penting Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Candi Songgoriti pertama kali ditemukan pada tahun 1799 oleh Van Ijsseldijk, seorang arkeolog Belanda. Pada saat penemuannya, candi ini sudah dalam kondisi rusak. 

Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan beberapa kali pemugaran, bermula pada tahun 1849 oleh arkeolog Rigg. Kemudian pemugaran kembali terjadi pada tahun 1863 oleh Brumund. 

Renovasi besar-besaran dilakukan oleh Knebel pada tahun 1902 hingga 1923 yang kemudian dilanjutkan pada tahun 1938. Menurut penelitian dari para ahli sejarah, Candi Songgoriti berdiri pada masa pemerintahan Mpu Sindok.

Mpu Sindok sendiri merupakan raja dari Dinasti Isyana, sekitar abad ke-10 hingga ke-11 Masehi. Ini menjadikan Candi Songgoriti salah satu candi tertua di Jawa Timur.

Keunikan Candi Songgoriti

Salah satu keunikan utama dalam sejarah Candi Songgoriti adalah lokasinya yang berdiri di atas sumber mata air panas. Dalam tradisi Hindu, mereka menganggap mata air tersebut suci. 

Mata air panas ini berkaitan dengan konsep “Samudramanthana,” atau pengadukan lautan susu, yang merupakan mitologi Hindu penting. Selain itu, candi ini memiliki arsitektur bergaya samudramanthana yang mencerminkan simbolisme air suci dalam agama Hindu-Buddha.

Candi Songgoriti juga menampilkan keunikan lain dalam desainnya. Candi ini tidak memiliki tangga untuk memasuki bilik utama, dan bilik tersebut punya kecil sehingga tidak dapat kita masuki. 

Pada bagian tengah candi terdapat mata air dengan warna keruh kehijauan, sementara di sebelah selatan terdapat air yang memiliki rasa seperti air kelapa. Struktur candi yang terbuat dari batu andesit ini berukuran 14,36 x 10 meter, dengan tinggi 2,44 meter.

Arsitektur dan Fungsi Candi

Secara arsitektural, sejarah Candi Songgoriti menunjukkan ciri khas candi-candi Jawa Timur dengan struktur yang mengelilingi tiga sumber mata air. Mengutip dari Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur, desain candi mencerminkan perpaduan antara fungsi ritual dan simbolisme air suci. 

Relief yang menghiasi dinding candi menggambarkan elemen-elemen budaya dan kepercayaan masyarakat pada masa itu. Candi ini konon berfungsi sebagai petirtaan atau tempat pemandian suci bagi para raja dan pengikutnya. 

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama Nusantara

Selain itu, Candi Songgoriti juga digunakan sebagai tempat ibadah dan meditasi, terutama bagi para pemeluk agama Hindu yang memuja dewa Siwa, seperti yang terlihat dari penemuan lingga dan yoni, simbol-simbol dewa Siwa dalam mitologi Hindu.

Peran Candi Songgoriti dalam Pendidikan Sejarah

Saat ini, Candi Songgoriti tidak hanya merupakan bangunan berharga sebagai situs bersejarah, tetapi juga berperan penting dalam pendidikan sejarah. Banyak sekolah di sekitar Kota Batu yang memanfaatkan Candi Songgoriti sebagai sumber belajar sejarah. 

Pendekatan pembelajaran outdoor yang sekolah lakukan melalui kunjungan ke situs ini memungkinkan siswa untuk belajar tentang sejarah dan budaya secara langsung. Mereka bisa melihat langsung peninggalan sejarah yang ada dan mempelajari berbagai aspek kebudayaan Hindu-Buddha dari masa lampau.

Candi Songgoriti juga sering menjadi tujuan penelitian arkeologi, baik oleh institusi lokal maupun internasional. Penelitian tersebut terus memperkaya pemahaman kita tentang sejarah dan budaya di kawasan Jawa Timur pada masa Hindu-Buddha.

Pemugaran dan Pelestarian Candi Songgoriti

Meskipun telah banyak terjadi pemugaran, kondisi Candi Songgoriti masih memerlukan perhatian lebih. Sebagian besar bagian candi, terutama tubuh dan atapnya, telah runtuh seiring berjalannya waktu.

Oleh karena itu, para ahli terus mengusulkan pemugaran lebih lanjut untuk menjaga kelestariannya. Selain upaya dari pihak pemerintah, masyarakat setempat juga berperan dalam merawat candi ini.

Salah satu penjaga candi, Haryoto, menyatakan bahwa perawatan ia lakukan secara rutin, termasuk membersihkan lumut dan jamur yang tumbuh di atas bebatuan candi. Ia berharap agar pemugaran lebih besar dapat segera dilakukan demi melestarikan situs bersejarah ini untuk generasi mendatang.

Sebagai salah satu peninggalan penting dari masa Kerajaan Mataram Kuno, Candi Songgoriti memiliki nilai budaya yang tinggi dan perlu kita lestarikan untuk generasi mendatang.

Baca Juga: Asal-usul Candi Borobudur, Peninggalan Dinasti Syailendra yang Pernah Dicuri dan Dijarah

Melalui pemugaran dan upaya pelestarian yang berkelanjutan, Candi Songgoriti tetap menjadi warisan budaya yang sangat berharga di Indonesia. Sebab, sejarah Candi Songgoriti memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan spiritual, kebudayaan, dan arsitektur pada masa lampau di Indonesia. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |