Sejarah Candi Tugu Semarang cukup menarik. Di tengah hiruk-pikuk Kota Semarang, terdapat sebuah tugu bersejarah yang menyimpan cerita menarik dan penuh teka-teki.
Baca Juga: Sejarah Masjid Syuhada Yogyakarta dan Proses Pembangunannya
Terletak di Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, tugu ini terkenal sebagai Candi Tugu atau Watu Tugu oleh masyarakat setempat. Meskipun kini sudah resmi sebagai bangunan cagar budaya, sejarah dan asal-usul Candi Tugu masih menjadi misteri yang belum sepenuhnya terungkap.
Sejarah Candi Tugu Semarang dan Asal-Usulnya
Watu Tugu merupakan sebuah tugu setinggi sekitar 2,5 meter yang dibangun menggunakan batu andesit. Tugu ini berdiri kokoh di atas umpak atau dasar yang terbuat dari balok batu andesit.
Di mana masing-masing sisi lengkap dengan prasasti berbahasa Belanda dan Jawa. Prasasti-prasasti ini memberikan informasi terbatas mengenai tugu tersebut, namun tidak menjelaskan secara mendetail mengenai sejarah pendiriannya.
Menurut Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Sukronedi, prasasti yang ada di tugu ini menyebutkan bahwa bangunan tersebut berdiri pada tahun 1938 oleh Dinas Purbakala. Pendanaan pembangunan ini yaitu dengan bantuan Pemerintah Desa Toegoeredjo.
Dari prasasti inilah bisa kita ketahui bahwa umur bangunan Candi Tugu telah mencapai lebih dari 78 tahun. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang dilindungi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Misteri Perbatasan Majapahit dan Pajajaran
Sejarah Candi Tugu Semarang memiliki misteri yang belum terkuak. Salah satu spekulasi yang populer di masyarakat adalah bahwa Candi Tugu berfungsi sebagai penanda batas antara dua kerajaan besar di masa lalu, yaitu Kerajaan Majapahit dan Pajajaran.
Berdasarkan cerita turun-temurun, juru kunci Candi Tugu, Sumarto, menyampaikan konon tugu ini menjadi batas wilayah kedua kerajaan tersebut, di mana pasukan Majapahit berada di daerah Ungaran, sedangkan pasukan Pajajaran berada di daerah Kaliwungu. Tugu ini diyakini sebagai titik pertemuan batas utara dan selatan dari kedua kerajaan.
Namun, sejauh ini, spekulasi ini belum memiliki bukti sejarah yang cukup kuat. Sejarawan Rukardi menyatakan bahwa catatan sejarah mengenai Watu Tugu sangat minim.
Salah satu sumber yang menyebutkan tugu ini adalah buku History of Java karya Thomas Stamford Raffles. Akan tetapi hanya dalam bentuk ilustrasi singkat tanpa keterangan yang jelas mengenai sejarahnya.
Karena itu, keberadaan tugu sebagai batas wilayah Majapahit dan Pajajaran masih menjadi misteri hingga kini.
Pengaruh Prasasti di Sekitar Tugu
Di sekitar Candi Tugu, terdapat prasasti yang memperkaya makna sejarah Candi Tugu Semarang ini. Prasasti-prasasti tersebut sebagian berbahasa Belanda dan Jawa, serta ada juga jejak berupa tapak kaki di area sekitar tugu.
Prasasti-prasasti ini tidak memberikan detail yang jelas mengenai peran Watu Tugu. Akan tetapi menjadi penanda bahwa pada suatu masa, tugu ini memiliki peran tertentu dalam sejarah masyarakat setempat.
Meskipun tidak tahu secara pasti maknanya, keberadaan prasasti ini memberikan gambaran bahwa Watu Tugu mungkin pernah digunakan dalam upacara atau peringatan tertentu.
Salah satu prasasti bahkan menyebutkan keterlibatan Dinas Purbakala pada masa Hindia Belanda, yang menunjukkan bahwa Candi Tugu memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi sejak dahulu kala.
Tugu Sebagai Cagar Budaya
Sebagai salah satu bangunan bersejarah di Semarang, Candi Tugu telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang dilindungi. Menurut Sukronedi, struktur bangunan yang terbuat dari batu andesit ini telah mengalami pemugaran pada tahun 1938.
Baca Juga: Sejarah Kampung Arab di Puncak Bogor, dari Sindrom Cinderella Complex hingga Komodifikasi Perempuan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 melindungi situs bersejarah ini, mengingat tugu tersebut memiliki nilai budaya dan sejarah yang penting bagi masyarakat. Upaya pelestarian ini bertujuan untuk memastikan bahwa Watu Tugu tetap terjaga, sehingga generasi mendatang dapat mengenal dan menghargai warisan budaya yang ada.
Candi Palsu: Replika Gedong Songo
Uniknya, di samping Candi Tugu, terdapat sebuah candi yang merupakan replika dari Candi Gedong Songo yang ada di Kabupaten Semarang. Candi replika ini berdiri pada tahun 1984-1985 oleh PT Tanjung Mas Semarang, dengan model yang menyerupai Candi Gedong Songo.
Menurut Sukronedi, replika ini ialah bagian dari proyek peremajaan situs, tetapi bukan bagian dari cagar budaya. Meski begitu, keberadaan replika ini menambah daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin mengeksplorasi keunikan kawasan Candi Tugu.
Ritual dan Aktivitas di Sekitar Candi Tugu
Selain sebagai situs bersejarah, Candi Tugu Semarang juga menjadi tempat berbagai kegiatan ritual oleh masyarakat setempat. Sumarto, juru kunci kawasan tersebut, menyebutkan bahwa di area sekitar candi sering terselenggara aktivitas doa dan upacara ritual tertentu.
Bahkan, gua yang berada di bawah Candi Tugu telah berubah menjadi tempat ibadah dengan hiasan dinding yang menyerupai ornamen candi. Gua ini kerap menjadi pusat kegiatan mistis, dan ada pula yang melakukan uji nyali di tempat tersebut, menambah kesan mistis yang melingkupi Candi Tugu.
Keindahan Alam dan Daya Tarik Wisata
Terletak di puncak bukit di Kelurahan Tugurejo, Candi Tugu menawarkan pemandangan yang indah dan suasana yang tenang. Pengunjung yang ingin mencapai lokasi ini harus mendaki 99 anak tangga jika melalui gerbang utama di perkampungan Tugurejo, atau 20 anak tangga jika mengambil jalur sisi utara.
Dari puncak bukit ini, pengunjung dapat menikmati panorama alam yang memukau, meliputi hamparan sawah, laut, pegunungan, dan pemandangan kota Semarang yang modern. Lokasi yang tenang dan angin semilir menjadikan Candi Tugu sebagai destinasi wisata yang cocok bagi mereka yang ingin menikmati suasana alam sekaligus menjelajahi situs bersejarah.
Candi Tugu Semarang atau Watu Tugu merupakan salah satu situs bersejarah yang menyimpan banyak misteri. Terlepas dari spekulasi mengenai peran tugu ini sebagai batas antara Kerajaan Majapahit dan Pajajaran, keberadaannya tetap menjadi simbol sejarah yang bernilai bagi masyarakat Semarang.
Baca Juga: Sejarah Candi Songgoriti, Candi Tertua di Jawa Timur
Demikian sejarah Candi Tugu Semarang. Dengan berbagai prasasti dan keunikan yang ada, Watu Tugu tak hanya menjadi warisan budaya yang perlu kita lestarikan, tetapi juga destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. (R10/HR-Online)