Sejarah Pangeran Sabrang Lor tak bisa kita pisahkan dari berdiri dan kemerdekaan Negara Indonesia. Pangeran Sabrang Lor merupakan sebutan untuk Adipati Unus, tokoh pahlawan nasional yang merupakan Raja dari Kerajaan Demak.
Baca Juga: Mengenal Soegondo Djojopoespito, Pelajar Nakal yang Pimpin Kongres Pemuda 1928
Sebagaimana tercatat dalam sejarah, Pati Unus memperoleh gelar Pangeran Sabrang Lor lantaran pernah menyeberangi Laut Jawa menuju Malaka. Momen itu berlangsung ketika Pati Unus melakukan perlawanan terhadap Portugis.
Sejarah Pangeran Sabrang Lor Masa Kecil
Pati Unus merupakan raja kedua Kerajaan Demak setelah wafatnya Raden Patah, yang berkuasa dari tahun 1518 hingga 1521. Mengutip buku karya Slamet Muljana yang berjudul Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara nama asli Pati Unus adalah Raden Abdul Qodir.
Ia lahir dari rahim seorang wanita yang merupakan putri pembesar Kerajaan Majapahit. Sedangkan ayahnya adalah seorang alim ulama terkenal bernama Raden Muhammad Yunus.
Ketika dewasa, Raden Abdul Qodir menikah dengan putri Sultan Demak 1 yaitu Raden Patah. Setelah pernikahan berlangsung, ia kemudian diangkat menjadi Adipati.
Sang mertua menamainya Adipati bin Yunus, namun orang-orang kerap menyebutnya dengan Adipati Unus. Bersama pernikahannya tersebut, Adipati Unus mendapatkan dua orang putra dan sejarah Pangeran Sabrang Lor bermula.
Perlawanan Melawan Portugis
Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Kesultanan Demak menemui masa puncak kejayaannya. Raden Patah beserta anak buahnya berhasil mengekspansi banyak wilayah Kerajaan Majapahit.
Tak hanya itu, Raden Patah juga mulai melakukan perlawanan terhadap Portugis. Tepatnya pada tahun 1512 Masehi, pasukan Portugis berhasil mendarat dan menduduki Malaka. Raden Patah kemudian membentuk pasukan dan mengutusnya untuk melakukan perlawanan.
Kala itu, pasukan perlawanan Portugis berada di bawah pimpinan Adipati Unus. Dalam peperangan tersebut, Pati Unus mengajak pasukan untuk memukul mundur Portugis. Sayangnya, pasukan Adipati Unuslah yang harus menelan kekalahan.
Selanjutnya, di tahun 1513 Masehi, Pati Unus kembali membawa bala tentaranya untuk menyerang pasukan Portugis. Dalam penyerangan tersebut, setidaknya ada 100 kapal dan 5000 pasukan yang Pati Unus bawa.
Namun, sejarah Pangeran Sabrang Lor mengalami kekalahan pun kembali terulang. Kala itu, pasukan Portugis mempunyai persenjataan yang lengkap dan anak buah Pati Unus tidak bisa melawan.
Pengangkatan Menjadi Sultan Demak
Tahun 1518 Masehi, Kerajaan Demak harus berduka lantaran wafatnya Raden patah. Sepeninggalan Raden Patah, Adipati Unus diangkat menjadi Sultan Demak II.
Duduk sebagai Sultan di Kerajaan Demak, justru membuat semangat juang Pati Unus semakin menyala. Dua kali kekalahan melawan pasukan Portugis tidak membuatnya hilang keyakinan untuk menang.
Adipati Unus yang kala itu adalah Raja Demak langsung membawahi pasukan melakukan perlawanan terhadap sekutu Portugis untuk yang ketiga kalinya. Saat itu, ia dan pasukan mendapat bala bantuan dari Kesultanan Banten dan Cirebon.
Baca Juga: Mengenal Dwi Koendoro Brotoatmodjo, Kartunis Kelahiran Kota Banjar yang Multitalenta
Ada sekitar 360 kapal yang Pati Unus bawa pada peperangan itu. Situasi tersebut sempat membuat Portugis panik dan kewalahan. Peperangan antara pasukan Pati Unus dan Portugis terjadi begitu sengit.
Kedua pasukan tersebut saling lawan yang berlangsung hingga tiga hari tiga malam. Sampai akhirnya, sejarah Pangeran Sabrang Lor berhenti sampai di situ.
Portugis menggunakan siasatnya dengan melemparkan meriam secara langsung ke kapal yang Pati Unus tumpangi. Adipati Unus dinyatakan gugur dalam pertempuran tersebut.
Gelar Pangeran Sabrang Lor
Tak hilang dari ingatan berkat kegigihan dan perjuangannya melawan Portugis, masyarakat kemudian menyematkan gelar Pangeran Sabrang Lor untuk Adipati Unus. Pangeran Sabrang Lor mempunyai makna seorang pangeran yang gugur di seberang utara tanah Jawa (Malaka).
Sumber lain menyebut, Pati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor lantaran pernah menyeberang Laut Jawa menuju Malaka untuk melawan pasukan Portugis.
Berkuasanya Portugis di Malaka menjadi penghambat aktivitas Kesultanan Demak, mengingat Malaka adalah jalur pelayaran dan perdagangan penting di dunia. Parahnya, keberadaan Portugis juga mematikan perdagangan umat Muslim.
Keberanian Pati Unus dalam melakukan serangan ke pasukan Portugis hingga tiga kali di Malaka patut diacungi jempol. Oleh karena itu, ia sangat layak menyandang gelar Pangeran Sabrang Lor.
Dalam bahasa Jawa, sabrang artinya seberang atau menyeberang. Sedangkan lor artinya utara. Pangeran Sabrang Lor berarti Pangeran yang pernah menyeberang ke utara, ke arah Malaka dari Kerajaan Demak.
Baca Juga: Raden Siti Jenab, Pejuang Emansipasi Perempuan di Cianjur
Sejarah Pangeran Sabrang Lor dengan masa pemerintahannya yang cukup singkat ternyata membawa pengaruh besar. Sebab sebagai Sultan Demak sekaligus panglima perang, Pati Unus bisa membendung pengaruh Portugis sehingga tidak menyebar luar ke Jawa. (R10/HR-Online)