Sistem ekskresi hati memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Salah satunya adalah untuk mendetoksifikasi dan memecah bahan kimia atau racun. Hal tersebut menjadikan hati mendapat sebutan sebagai organ ekskresi. Organ tubuh manusia ini juga memiliki fungsi utama dalam proses pencernaan dengan menghasilkan cairan empedu.
Baca Juga: Anatomi Hati Manusia dan Fungsinya yang Sangat Penting
Peran Penting Sistem Ekskresi Hati di Tubuh Manusia
Hati adalah salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang memiliki berbagai fungsi penting, termasuk sebagai bagian dari sistem ekskresi. Meskipun ginjal terkenal lebih luas sebagai organ ekskresi, hati memainkan peran penting dalam proses detoksifikasi dan pengeluaran zat berbahaya.
Berikut adalah beberapa fungsi utama hati dalam sistem pengeluaran zat sisa dalam tubuh.
Detoksifikasi Racun dan Zat Berbahaya
Hati bekerja sebagai filter tubuh, mengubah racun dan zat berbahaya menjadi bentuk yang lebih aman sebelum proses pembuangan. Racun seperti alkohol, obat-obatan, dan amonia akan melalui proses di hati dan berubah menjadi urea. Kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine.
Selain itu, sistem ekskresi hati memecah obat-obatan tertentu untuk mencegah akumulasi zat berbahaya di dalam tubuh. Proses detoksifikasi ini juga penting untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dengan membatasi dampak negatif dari bahan kimia yang masuk.
Produksi dan Sekresi Empedu
Hati menghasilkan cairan empedu yang membantu mencerna lemak. Selain berperan dalam pencernaan, empedu juga membantu membuang beberapa produk limbah, seperti kolesterol berlebih dan zat beracun. Empedu ini akan tersimpan di kantong empedu dan keluar ke usus saat metabolisme membutuhkannya.
Produksi empedu sangat penting untuk menjaga kadar kolesterol tubuh tetap seimbang. Sebab, kelebihan kolesterol akan terbuang melalui empedu. Apabila terjadi gangguan seperti penyumbatan saluran empedu, pencernaan lemak akan terganggu dan dapat menyebabkan masalah seperti batu empedu.
Regulasi Kadar Amonia dalam Tubuh
Amonia adalah produk sampingan metabolisme protein yang sangat beracun. Hati mengubah amonia menjadi urea. Urea ini kemudian keluar melalui ginjal bersama dengan urine. Bertujuan menjaga agar kadar amonia dalam tubuh tetap rendah dan tidak berbahaya.
Gangguan pada fungsi hati dapat menyebabkan akumulasi amonia dalam darah. Hal ini bisa memicu masalah serius seperti ensefalopati hepatik (gangguan fungsi otak). Proses ini juga membantu tubuh memanfaatkan protein tanpa menimbulkan risiko keracunan.
Penguraian Sel Darah Merah yang Rusak
Sel darah merah yang telah tua atau rusak akan dipecah di hati. Proses ini menghasilkan zat bilirubin, yang harus keluar dari tubuh. Bilirubin kemudian masuk ke usus melalui empedu dan terbuang bersama feses.
Baca Juga: Struktur dan Fungsi Pankreas pada Tubuh Manusia
Jika sistem ekskresi hati tidak berfungsi dengan baik, bilirubin bisa menumpuk di dalam darah dan menyebabkan penyakit kuning. Selain sel darah merah, hati juga membantu mendaur ulang komponen seperti zat besi dari hemoglobin untuk berfungsi kembali oleh tubuh.
Metabolisme Zat Gizi dan Pengaturan Kadar Gula Darah
Selain sebagai organ ekskresi, hati juga membantu mengatur kadar gula darah. Hati menyimpan kelebihan glukosa dalam bentuk glikogen dan melepaskannya saat tubuh membutuhkan energi. Metabolisme lemak dan protein di hati juga menghasilkan zat sisa yang akan dikeluarkan melalui urine dan empedu.
Dengan menyimpan glikogen, hati memastikan tubuh memiliki cadangan energi yang cukup saat kadar gula darah menurun. Proses metabolisme ini juga penting untuk mendukung fungsi organ tubuh dan mencegah kondisi seperti hipoglikemia atau kelelahan ekstrim.
Penyimpanan dan Regulasi Nutrisi
Hati berfungsi sebagai penyimpan bagi vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, D, E, K, dan B12, serta zat besi dan tembaga. Hati dapat melepaskan zat-zat ini ke dalam sirkulasi saat tubuh membutuhkannya. Dengan demikian, hati tidak hanya berperan dalam ekskresi tetapi juga dalam pengaturan nutrisi yang penting bagi tubuh.
Memproduksi Berbagai Jenis Protein
Selain menghasilkan cairan empedu, sel-sel sistem ekskresi hati juga berperan besar dalam memproduksi berbagai jenis protein, seperti fibrinogen dan albumin. Fibrinogen (Faktor I) merupakan protein yang berguna dalam proses pembekuan darah ketika terjadi luka. Kemudian, albumin berfungsi menjaga keseimbangan tekanan onkotik dan osmolaritas cairan pada tubuh.
Selain kedua protein tersebut, hati juga memproduksi protein transport seperti transferrin, yang bertanggung jawab mengangkut zat besi dalam darah. Protein-protein tersebut berperan penting dalam mendukung fungsi imun tubuh dan mengangkut berbagai hormon serta nutrisi ke jaringan tubuh.
Gangguan fungsi hati bisa menyebabkan penurunan kadar albumin yang dapat mengakibatkan pembengkakan (edema) akibat ketidakseimbangan cairan. Selain itu, kekurangan fibrinogen dapat meningkatkan risiko perdarahan karena darah sulit membeku dengan optimal.
Kesehatan hati sangat penting untuk menjaga sistem ekskresi yang efisien. Penyakit hati, seperti hepatitis, sirosis, atau kanker hati, dapat mengganggu fungsi ekskresi dan menyebabkan akumulasi zat berbahaya dalam tubuh. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan organ lainnya.
Baca Juga: Organ Sistem Pernapasan Manusia dan Cara Menjaganya
Itulah beberapa fungsi sistem ekskresi hati pada tubuh manusia. Kerusakan organ tersebut tentu akan menyebabkan munculnya penyakit serius. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan hati sangatlah penting untuk menjaga fungsi tubuh secara optimal. (R10/HR-Online)