Sumur Adzaq Madinah Mata Air Kegembiraan Jernih, Ini Kisahnya

1 day ago 11

Sumur Adzaq Madinah merupakan salah satu situs bersejarah yang terletak di sebelah barat Masjid Quba, sedikit mengarah ke bagian selatan. Dahulu, lokasi sumur ini berada di area yang merupakan pekarangan milik Bani Amr bin Auf, salah satu kabilah yang tinggal di wilayah tersebut. Selain nilai historisnya, keberadaan sumur ini juga menjadi bagian dari jejak penting perkembangan Islam di masa awal.

Madinah adalah kota suci kedua bagi umat Islam setelah Mekkah, menyimpan banyak situs bersejarah yang menjadi saksi perjalanan Nabi Muhammad SAW. Salah satu masjid tertua dan paling penting di kota ini adalah Masjid Quba, yang dibangun atas perintah langsung Rasulullah SAW.

Baca Juga: Sejarah Administrasi dalam Islam, Peradaban yang Penuh Amanah

Namun, tidak banyak yang tahu bahwa di sebelah barat Masjid Quba, ke arah selatan, terdapat sebuah sumur bersejarah bernama Sumur Adzaq. Sumur ini bukan hanya sumber air bagi masyarakat sekitar, tetapi juga tempat yang penuh berkah dan memiliki nilai spiritual tinggi dalam sejarah Islam.

Letak dan Asal Usul Nama Sumur Adzaq Madinah

Sumur Adzaq terletak di kawasan yang dulunya merupakan pekarangan rumah Bani Amr bin Auf, sebuah keluarga terkemuka di Madinah. Kawasan ini dulunya terkenal sebagai lahan subur yang ditumbuhi hutan pohon kurma. Pohon-pohon kurma di daerah ini tumbuh subur dan berbuah lebat berkat pengairan dari mata air yang memancar dari sumur tersebut.

Karena airnya tidak pernah kering sepanjang musim, masyarakat setempat menamakan kawasan itu dengan nama Adzaq. Ini berarti tempat yang terus mengalir atau subur. Sumur di area itu pun akhirnya terkenal sebagai Sumur Adzaq.

Menjadi Saksi Sejarah Hijrah Rasulullah SAW

Sumur Adzaq memiliki nilai historis yang sangat tinggi karena menjadi tempat pertama Rasulullah SAW disambut saat hijrah ke Madinah. Ketika penduduk Madinah mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan Mekkah, setiap hari mereka berkumpul di suatu tempat bernama Al-Hurra, berharap kedatangannya.

Hingga suatu hari, seorang Yahudi melihat sosok bercahaya yang datang dari kejauhan. Ia tidak mampu berkata-kata karena terpesona oleh keteduhan wajah Rasulullah SAW, hanya bisa menunjuk dan mengatakan bahwa pujaan mereka telah datang.

Kabar itu tersebar cepat. Masyarakat dari suku Aus, Khazraj, dan lainnya berbondong-bondong datang menyambut Nabi Muhammad SAW. Mereka berkumpul di kawasan kebun kurma yang dialiri air dari Sumur Adzaq Madinah, menyambut Rasulullah dengan penuh suka cita, sambil melantunkan syair “Thala’al Badru ‘Alayna”.

Istirahat di Kebun Al-Mustadzaq

Ketika tiba, Rasulullah SAW tidak langsung memasuki rumah. Beliau memilih duduk dan beristirahat di tengah kebun kurma, yang kemudian beliau namakan kebun al-mustadzaq. Di sebelah tempat duduknya, tampak aliran air bening yang berasal dari sumur.

Rasulullah SAW kemudian menunjuk ke arah mata air itu dan bersabda, “Itu Sumur Adzaq.”

Melihat hal itu, orang-orang Anshar segera mengambil air dari Sumur Adzaq untuk beliau. Air tersebut bukan hanya menjadi pelepas dahaga bagi Rasulullah, tapi juga menjadi simbol kegembiraan dan keberkahan atas kedatangannya di Madinah.

Keistimewaan Air Sumur Adzaq

Air Sumur Adzaq terkenal tidak hanya karena kejernihannya, tetapi juga karena rasa airnya yang manis. Ini menjadi keunikan tersendiri, karena air sumur pada umumnya memiliki rasa yang netral bahkan cenderung asin. Banyak pengunjung dan pemandu wisata yang mengaku bahwa rasa air dari sumur ini begitu segar dan manis, seolah menyimpan berkah dan mukjizat.

Baca Juga: Kisah Haru Sahabat Nabi yang Paling Miskin, Abu Dzar al-Ghifari RA

Lebih menakjubkan lagi, air dari Sumur Adzaq Madinah tidak pernah kering hingga hari ini, meskipun telah berusia lebih dari 1.400 tahun. Hal ini menjadikan Sumur Adzaq sebagai salah satu sumur abadi peninggalan Rasulullah SAW yang masih terus mengalir.

Nilai Spiritual dan Relevansi Masa Kini

Sumur Adzaq bukan hanya sebuah peninggalan fisik saja. Akan tetapi juga simbol keberkahan, kesabaran, dan kerinduan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Sumur ini menjadi saksi bisu atas perjuangan Rasulullah dan para sahabat dalam menyebarkan Islam.

Kini, kawasan di sekitar Sumur Adzaq telah dikelilingi oleh bangunan. Kendati demikian, mata airnya tetap dapat terlihat dan airnya masih terus mengalir dengan deras dan jernih. Banyak peziarah yang datang ke Madinah menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat ini demi mengenang peristiwa hijrah dan mengambil pelajaran spiritual darinya.

Inspirasi dari Sumur Adzaq

Sumur Adzaq Madinah memberi pesan penting kepada umat Muslim bahwa air adalah sumber kehidupan dan keberkahan. Dulu, air dari sumur ini menghidupi hutan kurma dan menyambut Nabi. Kini, sumur itu menginspirasi kita untuk terus menyebarkan manfaat bagi sesama.

Sebagaimana air dari Sumur Adzaq menyuburkan tanah Madinah dan menghapus dahaga Rasulullah SAW, kita pun bisa menghadirkan “sumur-sumur Adzaq” di lingkungan kita sendiri. Contohnya ialah dengan berbagi air bersih, membantu masyarakat kekeringan, atau mendirikan sumur wakaf di daerah yang membutuhkan.

Penutup

Sumur Adzaq bukan sekadar sumber air biasa. Ia adalah saksi sejarah hijrah, tempat penuh berkah, dan simbol cinta masyarakat Madinah kepada Nabi Muhammad SAW. Terletak tidak jauh dari Masjid Quba, sumur ini terus mengalir membawa pesan spiritual yang dalam bagi umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga: Usamah bin Zaid, Pengukir Sejarah Panglima Muda

Bagi jamaah haji dan umrah, mengunjungi Sumur Adzaq Madinah bisa menjadi pengalaman spiritual yang mengesankan. Tempat ini mengajarkan kita tentang kesabaran dalam penantian, kesederhanaan Rasulullah, dan betapa sebuah sumber air bisa menjadi sumber berkah bagi seluruh umat. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |