tirto.id - Tulisan Insya Allah yg benar seyogianya diketahui umat Islam. Tulisan ini banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari, baik secara langsung maupun melalui aplikasi perpesanan.
Lantas, bagaimana penulisan Insya Allah yang benar menurut Islam? Seperti penulisan Insya Allah yg benar menurut Al Quran? Tulisan Arab Insya Allah yang benar "in shaa allah" atau "insya allah"?
Dalam Islam, ucapan seorang muslim diatur. Ada banyak tujuannya, mulai dari menghindari sumpah palsu hingga menjauhkan dari dosa lisan seperti ghibah.
Salah satu kata yang menjadi bentuk bukti adanya pengaturan ucapan dalam syariat Islam adalah Insya Allah.
Penulisan Insya Allah yang Benar seperti Apa?
Insya Allah adalah ungkapan yang digunakan untuk menyatakan harapan atau janji yang belum dipenuhi (maknanya ‘jika Allah mengizinkan’).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan Insya Allah yang bakunya adalah insyaallah.
Di sisi lain, dalam bahasa Arab, tulisan Insya Allah yang benar dan artinya adalah sebagai berikut:
إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Artinya: "Jika Allah mengizinkan" atau "jika Allah berkehendak".
Apa Bedanya Insya Allah dan Inshaallah?
Huruf ش dalam bahasa Indonesia biasa ditulis dan dibaca dengan “sy”, jadi untuk membacanya adalah Insya Allah.
Sementara huruf ش dalam bahasa Inggris biasa ditulis dengan “sh”, sehingga membacanya inshaa Allah.
Berdasarkan penjelasan di atas, memang terdapat perbedaan penulisan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Hal ini pula yang membuat perbedaan mengapa إن شاء الله ditulis dengan “insya Allah” dan “in shaa Allah”.
Untuk kedua penulisan dimaksudkan untuk bunyi إن شاء الله, maka benar.
Kapan Perlu Mengucapkan Insya Allah?
Mengucapkan insyaallah juga bentuk keinsafan bahwa di balik segala peristiwa ada Sang Penentu.
Tak selalu apa yang kita inginkan terwujud. Seluruhnya bersifat tidak pasti, dan justru karena itulah manusia dituntut berikhtiar.
Kata “insya Allah” merupakan wujud pengakuan atas kelemahan diri di hadapan Allah sembari bekerja keras karena proses yang ditempuhnya belum menemukan kepastian hasil.
Perkataan ‘insyaallah’ pada asalnya digunakan untuk perbuatan yang akan dilakukan di masa mendatang.
Seperti perkataan Nabi Ismail As. yang terdapat dalam surah berikut ini:
سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Engkau akan mendapati aku, insyaallah, sebagai orang yang sabar,” (QS. As-Shaffat [37]: 102).
Dalam sebuah riwayat hadis juga dijelaskan. Itban bin Malik Ra. berkata sebagai berikut:
ووَدِدْتُ يا رَسولَ اللَّهِ، أنَّكَ تَأْتِينِي فَتُصَلِّيَ في بَيْتِي، فأتَّخِذَهُ مُصَلًّى، قالَ: فَقالَ له رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: سَأَفْعَلُ إنْ شَاءَ اللَّهُ
“Wahai Rasulullah, Aku berharap anda dapat mendatangi rumahku, lalu anda mengerjakan shalat di sana, kemudian akan aku jadikan tempat tersebut nantinya sebagai ruangan shalat di rumahku”. Dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku akan lakukan itu insyaallah,” (HR. Bukhari no. 425).
Mengucapkan insyaallah untuk perbuatan yang akan dilakukan di masa mendatang, hukumnya sunah tidak wajib seperti yang tertuang di surah Al-Kahfi ayat 23-24 di atas.
Selain itu, boleh juga mengucapkan insyaallah untuk amalan yang sudah berlalu dalam rangka tawadhu’ (rendah hati).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan:
أما في العبادات فلا مانع أن يقول: إن شاء الله صليت، إن شاء الله صمت؛ لأنه لا يدري هل كملها وقبلت منه أم لا
“Adapun dalam masalah ibadah, boleh seseorang mengatakan: “Saya sudah shalat, insyaallah”. Atau mengatakan: “Saya sudah puasa, insyaallah”. Karena ia tidak tahu apakah sudah melakukan ibadah tersebut secara sempurna atau tidak, dan tidak tahu apakah diterima atau tidak”.
أما الشيء الذي لا يحتاج إلى ذكر المشيئة مثل أن يقول: بعت إن شاء الله- فهذا لا يحتاج إلى ذلك
“Adapun dalam perkara-perkara yang tidak perlu untuk menyebutkan kehendak Allah di sana, maka tidak perlu mengucapkan ‘insyaallah’. Seperti mengatakan: “Saya sudah membelinya, insyaallah”. Ini tidak diperlukan” (Majmu’ Fatawa wal Maqalat Mutanawwi’ah, 5/403-404).
Contoh Kalimat yang Menggunakan Kata Insyallah
Ada banyak contoh kalimat yang dapat disisipi dengan kata insyaallah. Sebagaimana telah disebutkan, tujuannya agar tidak mendahului kehendak Allah Swt.
Berikut ini beberapa contoh kalimat yang mengandung kata insyallah:
- "Aku akan datang ke acaramu besok, Insyaallah."
- "Insyaallah, liburan tahun ini kami akan pergi ke Bali."
- "Proyek ini akan selesai minggu depan, Insyaallah."
- "Insyaallah, saya akan membalas pesanmu nanti malam."
- "Insyaallah, usaha kita akan diberkahi Allah."
- "Semoga sakitmu cepat sembuh, Insyaallah."
- "Kapan kamu menikah? Tahun depan, Insyaallah."
- "Kita akan bertemu lagi, Insyaallah, jika Allah mengizinkan."
tirto.id - Edusains
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif