tirto.id - Pewarnaan rambut sudah menjadi bagian penting dalam rutinitas kecantikan selama lebih dari ribuan tahun. Mewarnai rambut menjadi tren kecantikan yang digandrungi masyarakat, baik pria maupun wanita.
Mewarnai rambut kini juga merupakan bentuk ekspresi diri atau karena tuntutan suatu pekerjaan. Mengubah warna rambut bisa menciptakan tampilan tertentu, seperti menambah volume rambut maupun menjadikan penampilan lebih segar dan tampak lebih bermode.
Tak melulu harus ke salon profesional, mengecat rambut kini mudah dilakukan di rumah. Beragam brand cat rambut sudah bisa didapatkan dengan mudah. Namun di balik kemudahan memoles penampilan ini, tak semua orang bisa bebas mewarnai rambutnya karena mengalami alergi cat rambut.
Salah satu hal yang luput jadi perhatian adalah terkadang ada efek samping yang dirasakan hingga menunjukkan gejala alergi ketika mulai mengecat rambut.
Produk pewarna rambut mengandung banyak bahan yang mungkin bisa mengiritasi kulit kepala. Gejala yang muncul bisa jadi ringan hingga parah. Bagaimanakah tanda-tanda alergi cat rambut jika kulit mengalami reaksi alergi terhadap cat rambut?
Tanda-Tanda Alergi Cat Rambut
Gejala alergi cat rambut dapat bervariasi dengan tingkat keparahan dan sensitivitas masing-masing. Gejala dapat muncul tepat ketika seseorang mengecat rambut atau bahkan setelah dua hari pemakaian.
Rambut Berwarna. Alergi cat rambut. Foto/iStockphoto
Saat bersentuhan dengan kulit, zat PPD yang teroksidasi dapat memicu reaksi alergi pada orang yang sensitif terhadapnya dengan tanda-tanda berikut:
1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah reaksi kulit yang mengalami peradangan akibat kontak langsung dengan zat-zat tertentu. Beberapa kasus dermatitis kontak umumnya disebabkan oleh bahan dari cat rambut, yaitu paraphenylenediamine (PPD). PPD merupakan zat kimia yang banyak ditemukan di bahan-bahan pewarna seperti dalam tinta printer atau tinta tato kontemporer. Biasanya zat kimia ini tersedia dalam kemasan terpisah bersama oksidator.
Untuk mengubah warna asli rambut dengan warna lain secara permanen, produk pewarna memakai amonia, hidrogen peroksida dan PPD. Amonia berfungsi memisah lapisan protein. Kemudian hidrogen peroksida memutihkan rambut dan membantu PPD sebagai pewarna terperangkap di rambut sehingga menghasilkan warna yang diidamkan.
Ketika keduanya dicampur, paparan zat kimia ini dalam jangka pendek dapat menyebabkan iritasi kulit kepala, telinga, leher, bahkan bisa sampai ke mata.
Beberapa gejala khas dermatitis kontak terhadap pewarna rambut meliputi:
- Rasa terbakar atau perih di kulit
- Kulit melepuh atau mengelupas dan bersisik
- Gatal-gatal pada wajah atau kulit kepala
- Bengkak pada bagian tubuh lain seperti di kelopak mata, bibir, atau tangan
- Ruam merah di kulit
- Rambut rontok atau patah
2. Syok Anafilaksis
Apabila setelah mewarnai rambut terasa tanda-tanda alergi cat rambut seperti gatal-gatal dan terasa terbakar, bisa jadi ini merupakan tanda bahwa seseorang alergi cat rambut berlebihan yang merembet ke bagian tubuh lain. Reaksi alergi anafilaksis dari paparan zat kimia PPD ini juga menimbulkan reaksi yang fatal seperti pembengkakan pada wajah, sesak nafas, hingga penurunan tekanan darah.
Syok anafilaksis dapat berakibat fatal hingga seseorang dapat kehilangan kesadaran dan memerlukan tindakan medis. Reaksi alergi ini dapat terjadi dalam hitungan menit, berbeda dengan iritasi ringan atau dermatitis kontak yang baru ketahuan setelah dua hingga beberapa hari memakai pewarna rambut. Gejala anafilaksi meliputi:
- Reaksi kulit seperti terasa perih, terbakar, bengkak dan ruam
- Pembengkakan tenggorokan dan lidah
- Kesulitan bernafas
- Mual dan muntah
- Pingsan
Cara Mengatasi Alergi Cat Rambut
Rambut Berwarna. Alergi cat rambut. Foto/iStockphoto
Untuk mengatasi alergi cat rambut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Berikut penjelasannya:
1. Hentikan Penggunaan Cat
Penanganan pertama dari alergi adalah dengan menghentikan paparan cat dari kulit. Ketika kulit kepala mulai bereaksi, segera cuci rambut dengan air mengalir secara menyeluruh dengan sampo sampai sisa-sisa cat rambut hilang. Selain dengan sampo, membilas rambut dengan larutan hidrogen peroksida juga dapat mengoksidasi kandungan PPD dari cat rambut. Apabila terasa gatal, usahakan untuk tidak menggaruknya alih-alih kompres dingin pada bagian yang terasa gatal tersebut.
2. Oleskan Minyak Zaitun dan Jeruk Nipis
Apabila reaksi yang muncul ketika alergi berupa kulit kering, bersisik atau mengelupas, lembabkan kulit rambut dengan campuran minyak zaitun dan jeruk nipis. Minyak zaitun memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi kemerahan dan gatal. Sementara jeruk nipis dengan kandungan asam sitratnya memiliki sifat antiseptik yang bisa membersihkan sel kulit mati.
3. Memakai Obat Antihistamin
Antihistamin dapat menjadi cara mengatasi alergi cat rambut. Obat ini biasanya digunakan sebagai pereda gatal-gatal dan biduran. Obat ini mampu memblokir efek histamin, yakni zat kimia yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap alergen dari zat kimia dalam cat rambut. Namun, perlu diingat juga dalam pemakaian obat antihistamin juga memerlukan konsultasi dengan dokter, terutama ketika seseorang sedang dalam kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obat lain.
4. Mengoleskan Krim Kortikosteroid
Apabila obat antihistamin tidak mempan dan ciri-ciri alergi cat rambut yang mengganggu terus muncul, mengoleskan krim kortikosteroid bisa menjadi opsi. Losion ini bisa membantu mengurangi rasa gatal dan bengkak karena mampu menekan sistem kekebalan tubuh.
Kortikosteroid memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat sehingga dapat mengurangi produksi zat-zat yang memicu peradangan secara efektif. Penting untuk diingat, krim kortikosteorid harus diaplikasikan sesuai petunjuk pemakaian yang tertera dalam kemasan.
5. Konsultasikan dengan Dokter
Apabila berbagai upaya mengatasi alergi cat rambut sudah ditempuh, namun alergi Anda belum membaik, langkah paling baik adalah mengonsultasikannya dengan dokter. Ciri-ciri alergi cat rambut bagi beberapa orang bisa semakin parah dengan berbagai sebab, karena masing-masing orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda.
Perlu diingat bahwa pewarna rambut dapat mengandung zat beracun lainnya selain PPD. Maka penting untuk meneliti kandungan zat kimia dalam cat rambut. Zat-zat lain yang terkandung dalam cat rambut yang perlu diperhatikan juga adalah hydroxyethyl-p-phenylenediamine sulfate (HPPS).
Alternatif Pewarna Rambut Alami
Mewarnai rambut bisa menjadi pilihan yang dilematis jika seseorang justru mengalami gejala-gejala alergi cat rambut seperti di atas. Selain itu, tuntutan pekerjaan misalnya, menjadi alasan seseorang harus mengubah warna rambutnya.
Ketika kandungan senyawa kimia dalam cat rambut seperti PPD harus dihindari, terdapat beberapa alternatif yang bisa dicoba untuk mengurangi risiko alergi.
Salah satu alternatifnya adalah henna. Henna adalah pilihan lain bagi orang yang ingin menghindari PPD yang dapat menyebabkan iritasi. Henna biasanya berwarna jingga hingga merah kecoklatan, tergantung pada bahan lain di dalamnya dan cara pembuatannya. Bahan ini terbuat dari tanaman Lawsonia Inermis atau sering disebut tanaman pacar. Semir Henna ini dianggap lebih aman bagi yang memiliki alergi zat kimia cat rambut.
Selain itu, kini juga ada beberapa produk pewarna rambut yang memakai bahan-bahan alami, yakni yang memakai pewarna berbasis nabati serta pewarna-pewarna semi permanen yang sudah bersertifikasi bebas bahan kimia tambahan yang memicu tanda-tanda alergi cat rambut muncul. Pewarna semi permanen ini bisa menjadi opsi lain bagi seseorang yang ingin mempercantik penampilan dari keindahan warna-warna rambut.
tirto.id - Diajeng
Penulis: Dina T Wijaya
Editor: Dhita Koesno