16 Cara Berhubungan Intim Sesuai Sunnah Menurut Islam & Adabnya

3 hours ago 4

tirto.id - Ada tata cara berhubungan intim menurut Islam. Tak sekadar memenuhi nafsu syahwat, ini penting diketahui para suami istri muslim guna mendatangkan pahala hingga keturunan yang saleh dan salihah.

Lantas, bagaimana cara bercinta dalam Islam? Bagaimana sunnah rasul gaya hubungan suami istri yang baik dan benar menurut Islam? Apa saja sunnah berhubungan suami istri dalam syariat?

Hubungan seksual suami-istri pada dasarnya bukanlah hal yang tabu untuk dibahas dalam Islam, sepanjang tujuannya untuk menjalankan syariat serta diungkapkan secara sopan.

Secara umum, ajaran Islam pun tidak terlalu membatasi waktu maupun tempat hubungan suami-istri berlangsung. Pasangan yang terikat perkawinan sah boleh berjimak sepanjang istri dalam kondisi suci (tidak haid dan nifas), serta tidak dilakukan pada siang hari bulan Ramadan.

Jimak antara suami-istri merupakan jalan halal yang disediakan Allah bagi manusia untuk melampiaskan hasrat biologi insani serta menyambung keturunan bani Adam. Oleh karena itu, Islam pun mengatur adab hubungan intim suami-istri.

Tata Cara Berhubungan Intim Jimak Suami dan Istri menurut Islam

Tata cara bersenggama menurut Islam diatur berdasarkan Al-Qur’an dan hadits. Asal muasal hukum berhubungan badan suami-istri yang sah dalam Islam adalah mubah.

Dalam pandangan Islam, hubungan intim suami-istri bahkan bisa bernilai ibadah apalagi dilakukan sesuai dengan adab dan sunnah Rasulullah Saw.

Berikut ini tata cara bersetubuh yang benar menurut ajaran Islam:

1. Memilih Hari dan Waktu yang Baik untuk Jimak

Islam menganjurkan suami-istri memilih waktu yang tepat seperti malam hari atau saat keduanya dalam kondisi siap untuk meningkatkan keharmonisan.

Dilarang berhubungan intim saat istri haid atau nifas. Hal ini ditegaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 sebagai berikut:

"Mereka bertanya kepadamu [Nabi Muhammad] tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri [dari melakukan hubungan intim] pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka [untuk melakukan hubungan intim] hingga mereka suci [habis masa haid]. Apabila mereka benar-benar suci [setelah mandi wajib], campurilah mereka sesuai dengan [ketentuan] yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri," (QS. Al-Baqarah [2]: 222).

2. Membersihkan Badan Sebelum Jimak

Kebersihan fisik sebelum berhubungan sangat dianjurkan dalam Islam, baik dengan mandi maupun membersihkan area intim demi kesehatan dan kesucian.

3. Berwudu Sebelum Jimak

Wudu sebelum berjimak bukan kewajiban tetapi dianjurkan untuk menjaga kesucian diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Anjuran ini dijelaskan dalam sebuah hadis sebagai berikut:

"Jika kalian selesai berhubungan, maka berwudulah," (HR. Muslim).

4. Memakai Wangi-wangian Sebelum Jimak

Penggunaan wewangian sebelum berhubungan dapat menambah keharmonisan dan kecintaan antara suami-istri.

5. Salat Sunah 2 Rakaat Sebelum Jimak

Meskipun tidak ada perintah khusus, sebagian ulama menganjurkan shalat sunah sebelum jimak sebagai bentuk ibadah dan memohon keberkahan.

6. Berdoa Sebelum Jimak

Membaca doa sebelum berhubungan bertujuan untuk memohon perlindungan dari gangguan setan dan meminta keberkahan.

7. Melakukan Jimak di Ruangan Tertutup

Islam menekankan privasi dalam hubungan suami-istri sehingga sebaiknya dilakukan di tempat tertutup. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis sebagai berikut:

"Jika kalian berdua [suami-istri] berkumpul, maka tutuplah aurat dan janganlah seperti keledai [terbuka]," (HR. Ibnu Majah).

8. Memulai Jimak dengan Bercumbu Rayu

Islam menganjurkan foreplay untuk membangun keharmonisan dan kasih sayang antara suami-istri. Hal ini dianjurkan dalam sebuah hadis berikut:

"Janganlah salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya seperti hewan, tetapi hendaklah ada pendahuluan [cumbuan] di antara kalian," (HR. Al-Hakim).

9. Memberikan Rangsangan dengan Meraba, Melihat, dan Mencium

Islam memperbolehkan pasangan suami-istri saling merangsang dengan cara yang halal selama tidak melanggar syariat. Rangsangan diperlukan untuk meningkatkan gairah dalam senggama.

10. Mengeluarkan Kata-kata Lembut

Berbicara dengan lembut dan penuh kasih sayang saat berjimak dapat meningkatkan keharmonisan rumah tangga.

11. Tidak Mendesah dengan Keras

Islam mengajarkan kesopanan dalam berhubungan termasuk tidak bersuara keras yang bisa didengar orang lain. Allah Swt. tidak menyukai hubungan intim yang vulgar sebagaimana bunyi hadis berikut:

"Sesungguhnya Allah menyukai yang malu dan menutupi [aurat], dan membenci yang vulgar," (HR. Abu Dawud).

12. Tidak Melihat Kemaluan Istri

Sebagian ulama memakruhkan melihat kemaluan secara langsung meski dalam ikatan pernikahan demi menjaga kesopanan.

13. Menggunakan Selimut sebagai Penutup Ketika Berjimak

Dianjurkan menutup aurat meskipun sedang berhubungan sebagai bentuk kesopanan dan menjaga privasi.

14. Berdoa Setelah Jimak

Membaca doa setelah berhubungan bertujuan memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah.

15. Membersihkan Kemaluan Sebelum Bersenggama Kembali

Kebersihan sebelum mengulangi hubungan intim sangat dianjurkan dalam Islam untuk menjaga kesehatan.

16. Wudu Sebelum Lanjut ke Ronde Berikutnya

Berwudu sebelum mengulangi hubungan intim dianjurkan untuk menjaga kesucian dan kesegaran tubuh. Hal ini dijelaskan dalam sebuah riwayat hadis sebagai berikut:

"Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya kemudian ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudu," (HR. Muslim).

Sunnah Sebelum Berhubungan Suami dan Istri

Sunnah sebelum berhubungan suami-istri meliputi beberapa adab jimak yang dicontohkan Rasulullah SAW. Berikut ini sejumlah sunnah sebelum berhubungan suami-istri:

1. Memilih Waktu yang Baik

Semua hari baik untuk melakukan hubungan suami-istri selagi tidak dalam waktu-waktu yang dilarang berjimak, seperti: siang hari pada bulan Ramadan; ketika ihram; menjelang waktu salat (makruh); dan saat istri menstruasi atau nifas.

Namun, ada juga hari yang dianjurkan sebagai waktu untuk melakukan hubungan suami istri, yakni: Kamis malam setelah salat Isya; dini hari Jumat sebelum salat subuh; dan tengah hari sebelum sholat Jumat (di luar bulan Ramadhan).

Anjuran itu juga punya keselarasan dengan firman Allah SWT di Surah An-Nur ayat 58 yang terjemahannya sebagai berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba sahaya [laki-laki dan perempuan] yang kamu miliki dan orang-orang yang belum balig [dewasa] di antara kamu meminta izin kepada kamu tiga kali, yaitu sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian [luar]-mu di tengah hari, dan setelah salat Isya. [Itu adalah] tiga [waktu yang biasanya] aurat [terbuka] bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak [pula] bagi mereka selain dari [tiga waktu] itu. [Mereka] sering keluar masuk menemuimu. Sebagian kamu [memang sering keluar masuk] atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana," (QS. An-Nur [24]: 58).

Ayat di atas menjelaskan ada 3 waktu ketika "aurat" sering terbuka. Oleh sebab itu, Allah SWT melarang hamba sahaya dan anak-anak di bawah umur masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa izin pada ketiga waktu tersebut.

2. Membersihkan Badan

Sebelum berhubungan suami-istri, disunahkan untuk membersihkan badan dengan mandi dan bersikat gigi sehingga memberikan kesegaran saat jimak. Apabila hendak melakukan hubungan jimak untuk kedua kali, juga dianjurkan membersihkan diri terlebih dahulu.

Dalam sebuah hadits, Abu Rofi Ra. berkata sebagai berikut:

Nabi Saw. pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, 'Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?' Beliau menjawab, 'Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih,” (HR. Abu Daud nomor 219 dan Ahmad 6/8. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

3. Memakai Wangi-wangian

Disunahkan bagi istri dan suami untuk memakai wangi-wangian sebelum jimak sehingga meningkatkan gairah. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibrahim bin Muhammad bin al-Muntasyir yang bertanya kepada Aisyah tentang pandangan Ibnu Umar sebagai berikut:

"'Saya tidak suka pakai minyak wangi sampai membekas di baju kemudian saya ihram,” ujar Ibnu Umar memberi saran pada Ibrahim'. Karena merasa bingung atas pernyataan Ibnu Umar, Ibrahim lantas bertanya, 'Bagaimana menurut Anda pernyataan Ibnu Umar, Sayyidatina Aisyah?'

'Apa alasan Ibnu Umar berkata demikian? Padahal saya selalu memakaikan minyak wangi setiap kali Rasulullah SAW hendak menggilir istri-istrinya. Di pagi hari, sisa bau wangi di baju nabi masih tercium dan beliau langsung melakukan ihram,' begitu jawab Aisyah." (HR. Bukhari).

Selain itu, disarankan untuk berpakaian dan berdandan seperti yang disukai suami dan istri sebelum jimak.

4. Salat Sunah 2 Rakaat

Sebelum berhubungan badan, suami dan istri disunahkan untuk mendirikan salat 2 rakaat sebagaimana hadis berikut:

"Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: "Aku memberi nasihat kepada seorang pria yang hendak menikahi pemudi yang masih gadis, karena ia takut istrinya akan membencinya jika ia mendatanginya, yaitu perintahkanlah (diajak) agar ia melaksanakan salat 2 rakaat di belakangmu dan berdoa: Ya Allah berkahilah aku dan keluargaku dan berkahilah mereka untukku. Ya Allah satukanlah kami sebagaimana telah engkau satukan kami karena kebaikan dan pisahkanlah kami jika Engkau pisahkan untuk satu kebaikan," (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dengan sanad sahih).

5. Berdoa

Suami-istri dianjurkan membaca basmalah, Surah Al-ikhlas, kemudian dilanjutkan takbir serta tahlil Allahu akbar, Laailaha illallah. Setelah itu, sebelum berhubungan suami-istri, juga disunahkan membaca doa sebelum jimak sebagai berikut:

,بِسْمِ اللهِ العِلِيِّ العَظِيْمِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنْ قَدَّرْتَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ صُلْبِيْ ,اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Arab Latinnya:

Bismillâhil ‘aliyyil ‘azhîm. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbî. Allahumma jannibnisy-syaithân wa jannibisy-syaithân ma razaqtana.

Artinya:

"Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Wahai Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan pada rezeki yang akan Engkau berikan kepada kami (anak)".

Adab Berhubungan Intim dalam Islam

Adab berhubungan intim dalam Islam bisa menambah keutamaan nilai ibadah di dalam aktivitas jimak suami-istri. Selain mengandung nilai sunnah, adab ini dapat memberikan keberkahan kepada suami-istri, terutama dalam membentuk keluarga sakinah mawadah warahmah.

Berikut ini adab tata cara jimak dalam Islam:

1. Jimak di Ruangan Tertutup

Melakukan jimak dianjurkan di tempat yang tertutup sehingga tidak dilihat orang lain. Hal tersebut dilakukan demi menjaga keamanan dan kehormatan, serta dapat meningkatkan suasana intim.

2. Memulai dengan Bercumbu Rayu

Disunnahkan memulai jimak dengan ungkapan kasih sayang seperti ucapan romantis, ciuman, hingga cumbu-rayu. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw. sebagai berikut:

“'Siapa pun di antara kamu, janganlah menyamakan istrinya seperti seekor hewan bersenggama, tapi hendaklah ia dahului dengan perantaraan'. Selanjutnya, ada yang bertanya: 'Apakah perantaraan itu?' Rasul Allâh SAW bersabda, 'yaitu ciuman dan ucapan-ucapan romantis',” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis lain juga dijelaskan, bahwa Rasulullah pernah bersabda sebagai berikut:

“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. At-Tirmidzi).

3. Memberikan Rangsangan

Memberikan rangsangan dengan meraba, melihat, dan mencium area sensitif pasangan, termasuk adab memulai jimak yang dianjurkan dalam Islam.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 223 sebagai berikut:

"Istrimu adalah ladang bagimu. Maka, datangilah ladangmu itu [bercampurlah dengan benar dan wajar] kapan dan bagaimana yang kamu sukai. Utamakanlah [hal yang terbaik] untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu [kelak] akan menghadap kepada-Nya. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin,"(QS. Al-Baqarah [2]: 223).

4. Menggunakan Selimut sebagai Penutup

Saat berhubungan suami-istri, dianjurkan untuk memakai penutup seperti selimut. Hal ini sebagaimana hadits dari 'Atabah bin Abdi As-Sulami sebagai berikut:

"Apabila kalian mendatangi istrinya [berjimak], hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar," (HR. Ibnu Majah).

5. Memakai Gaya Berhubungan Badan yang Tidak Melanggar Syariat

Saat berhubungan badan, suami-istri diperbolehkan menerapkan berbagai gaya. Namun, Islam melarang keras berhubungan badan melalui dubur (lubang kotoran).

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikut:

Dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya,” (HR Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasai).

6. Boleh Dikeluarkan di Luar Kemaluan Istri ('azl)

Beberapa pasangan kini sering kali menggunakan alat kontrasepsi (seperti kondom) atau mengeluarkan air mani di luar kemaluan istri untuk menghindari kehamilan. Hal tersebut diperbolehkan dalam Islam sebagaimana riwayat hadis dari Jabir Ra. sebagai berikut:

"Kami melakukan ’azl di masa Rasulullah Saw. dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya," (HR. Muslim).

7. Membaca Doa Setelah Senggama

Suami-istri dianjurkan untuk berdoa setelah berhubungan intim. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla menuliskan doa yang dapat dibaca setelah berhubungan badan:

بِسْمِ اللهِ الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصَهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا

Arab Latinnya: Bismillah. Alhamdulillâhilladzî khala minal mâ’i basyarâ, faja‘lahû nasaban wa shahrâ, wa kâna rabbuka qadîrâ.

Artinya: "Dengan nama Allah, segala puji bagi-Nya yang telah menciptakan manusia dari air, lalu menjadikannya sebagai keturunan dan kekerabatan. Tuhanmu Maha Kuasa.”

Larangan dalam Bersenggama Menurut Islam

Selain adab dan anjuran, ada larangan dalam bersenggama suami istri menurut syariat Islam. Larangan ini bertujuan untuk menjaga hubungan hingga kesehatan pasangan suami istri.

Berikut ini beberapa larangan berhubungan badan suami istri dalam Islam:

  • Dilarang berhubungan badan saat istri sedang hadis, nifas, atau kondisi lain yang tidak memungkinkan.
  • Haram melakukan anal seks (sodomi), berhubungan melalui dubur.
  • Dilarang berhubungan di siang hari bulan Ramadhan.
  • Dilarang memaksa pasangan untuk berhubungan intim. Islam mengajarkan kelembutan dan saling menghargai antara pasangan.
  • Dilarang menyebarkan hubungan ranjang kepada orang lain.
  • Dilarang berhubungan badan dengan cara yang menyakiti.

tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |