tirto.id - Ceramah tentang Perang Badar dapat digunakan sebagai salah satu materi oleh para penceramah maupun khatib. Berkaitan dengan sejarah singkat Perang Badar, apa hikmah yang dapat dipetik dari kisah ini?
Sebelum melihat contoh ceramah, ringkasan Perang Badar tentu perlu diketahui terlebih dahulu sebagai pengetahuan umat Muslim. Dengan mengetahui kisah, kultum Perang Badar pun bisa membahas secara dalam hikmahnya.
Adapun Perang Badar menjadi salah satu momentum penting bagi perkembangan dakwah Islam di zaman Nabi Muhammad. Pasukan Rasul kala itu menghadapi kafir Quraisy dengan komposisi pasukan yang beda jauh, muslim berjumlah 313 orang melawan 1.000 orang pasukan kafir.
Contoh Ceramah tentang Kisah Perang Badar dan Hikmahnya
Beberapa contoh ceramah tentang Perang Badar membahas pasukan muslim yang tetap maju menuju ke Lembah Badar untuk melawan pasukan Quraisy. Atas izin Allah SWT, peperangan mampu dimenangkan pasukan muslim.
Berikut ini tiga contoh ceramah tentang Perang Badar dan hikmahnya.
1. Contoh Ceramah Kisah Perang Badar dan Hikmahnya
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Wahai jamaah yang dicintai Allah SWT, izinkan saya mengucapkan puji syukur atas nikmat sehat dan rezeki-Nya. Berkat diri-Nya, saat ini kita bisa bersama-sama berkumpul di sini untuk memperoleh pahala dari belajar agama.
Pernahkah Anda mendengar tentang Perang Badar? Yaitu perang yang berlangsung pada bulan Ramadhan 2 Hijriah silam, di mana pihak yang terlibat adalah pasukan Nabi Muhammad SAW dan Kafir Quraisy.
Perang tersebut didominasi oleh pasukan muslimin lantaran pertolongan Allah SWT, kendati Rasulullah saat itu masih belum terlalu kuat dalam hal kekuatan. Bahkan, Sang Pencipta mendeskripsikan Muhammad masih lemah.
Dua pernyataan tersebut difirmankan melalui surah Al-Imran ayat 123 berikut:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Latin:
wa laqad nasharakumullâhu bibadriw wa antum adzillah, fattaqullâha la‘allakum tasykurûn
Artinya:
“Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu (pada saat itu) adalah orang-orang lemah. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur.”
Hadirin ceramah yang diridhai Allah.
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Nabi Muhammad benar-benar mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dalam Perang Badar. Pasukan Islam dengan jumlah sedikit mampu menghadapi Kafir Quraisy yang mencapai ribuan orang.
Selain pertolongan, hikmah Perang Badar lain yang bisa dipetik adalah umat Muslim harus bersyukur atas takwa yang telah dipegang teguh. Berkat keadaan takwa, manusia bisa memperoleh keunggulan dari pihak yang tidak bertakwa.
Jelas kiranya ceramah yang dapat saya ucapkan. Atas berbagai kekurangan dan kelebihannya, saya mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
2. Contoh Kultum tentang Perang Badar beserta Hikmah yang Didapat
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirahmanirrahim.
Alhmadulillah, mari kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Berkat diri-Nya kita dapat memperoleh nikmat sehat jasmani dan rohani, hidayah, berkeinginan, serta memiliki akal.
Berbicara tentang hal yang masuk akal, kisah Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah silam terbilang tidak logis. Namun demikian, perjalanan perang Nabi Muhammad dan pasukan muslimin ini bisa dikatakan ajaib berkat-Nya.
Jamaah masjid/majelis sekalian.
Perlu kalian ketahui bahwa pasukan Muslimin saat itu hanya membawa tiga ratusan orang untuk menghadapi kaum Kafir Quraisy. Peperangan ini bisa dideskripsikan tidak seimbang, lantaran musuh punya tentara lebih dari 1.000 orang.
Kendati kemenangan itu terkesan mustahil di mata kita, nyatanya Rasulullah SAW beserta pasukan seiman berhasil menaklukan lawan. Peperangan ini mengandung hikmah tertentu, misalnya sebagai pembeda kebenaran dan kebatilan.
Dalam Surah Al Anfal ayat 41, Allah SWT berfirman:
وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnus sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan (pembeda), yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. [al-Anfal/8: 41].
Jamaah yang diridhai Allah SWT.
Jelas kiranya ayat di atas mendeskripsikan bahwa hari bertemunya dua pasukan (perang) disebut sebagai hari furqan. Kemudian hari furqan tersebut diselaraskan makanya sebagai pembeda hal batil dan benar.
Mereka yang memenangkan perang akan menjadi pihak yang benar, sebagaimana Rasul dan pasukannya pada Perang Badar. Begitu juga dengan Kafir Quraisy, dapat kita anggap sebagai pihak yang bersifat batil.
Dari ringkasan kisah serta dalil tersebut, saya sebagai penceramah sekiranya perlu mengingatkan kembali kepada saudara sekalian. Khususnya agar bisa membedakan perbuatan yang benar berupa kebaikan dan kebatilan yang mengarah keburukan.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
3. Ceramah Sejarah Singkat Perang Badar dan Hikmahnya
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
نَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
(Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ’ala sayyidina muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. amma ba’du)
Alhamdulillah. Segala bentuk pujian hanyalah bagi Allah subhanahu wa ta'ala. Karena dengan kuasa Allah, kita masih disatukan dalam iman dan bersama-sama beribadah untuk-Nya dengan menghadiri majelis kultum kali ini.
Salam dan selawat semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Atas usaha dakwah beliau, saat ini kita bisa merasakan manisnya keimanan dalam berislam. Keselamatan juga semoga diberikan oleh Allah kepada keluarga beliau, sahabatnya, dan seluruh umat Islam di seluruh dunia hingga datangnya Hari Akhir.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Di masa lalu, Nabi Muhammad beserta sahabatnya pernah merasakan masa genting saat menjalankan puasa Ramadan. Tepatnya pada 17 Ramadan 2 hijriah atau bertepatan dengan 13 Maret 624 masehi, terjadi peperangan sengit di Lembah Badar. Kaum muslim saat itu harus menghadapi kafir Quraisy yang melawan, dengan posisi kekuatan militer tidak seimbang.
Umat Islam saat itu hanya punya 313 orang. Di pihak lawan, sekira 1.000 orang kafir Quraisy juga sudah siap menggempur pasukan muslim. Perbandingan kekuatan militer saat itu sangat bertolak belakang.
Pasukan muslim sebanyak 313 orang dilengkapi dengan 8 pedang, 6 baju perang, 70 unta, dan 2 kuda. Di pihak kaum kafir Quraisy telah disiapkan 1000 orang yang lengkap dengan 600 persenjataan lengkap, 700 unta, dan 300 kuda. Dalam keadaan seperti itu, secara logika, peluang umat muslim untuk memenangkan peperangan sangat tipis.
Namun, apakah pasukan muslim memutuskan mundur? Tidak. Dengan semangat ketauhidan di dada mereka, pasukan muslim tetap maju ke Perang Badar.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Saat itu, Nabi Muhammad menempatkan pasukan muslim di sumur yang berdekatan dengan area pasukan Quraisy. Atas saran dari Al Hubab ibn Al Mundzir, sumur lain pun diblokir atau dihancurkan. Alhasil, pasukan kafir Quraisy kesulitan mengakses air.
Kala kedua pasukan bertemu, pertarungan pertama dilakukan duel antara Hamzah bin Abdul Muthalib melawan Al Aswad bin Abdul Asad Al Makhzumi. Duel ini dimenangkan oleh Hamzah. Duel lanjutan pun dilakukan. Pihak kafir Quraisy meminta lawan dari kaum Muhajirin ketimbang Anshar, untuk menghindari permusuhan dengan Anshar.
Ali bin Abi Thalib lantas duel melawan Ubaidah bin al-Harits. Hasilnya, Ali yang menang. Setelah beberapa duel berlangsung, akhirnya perang berubah menjadi hujan panah.
Singkat cerita, peperangan itu akhirnya dimenangkan oleh pasukan muslim. Nabi Muhammad dengan cermat menerapkan strategi perang dengan satu komando. Di sisi lain, pasukan Quraisy menerapkan gaya perang Arab lama, melalui seruan beraturan dan setiap pemimpin mengendalikannya pasukan masing-masing.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Keajaiban akhirnya datang berkat pertolongan Allah. Jumlah korban tewas dari pasukan Quraisy mencapai 70 orang dan 70 orang lainnya ditawan. Sementara itu, jumlah pasukan muslim yang meninggal dalam kesyahidan sebanyak 14 orang.
Salah satu korban tewas dari pasukan Quraisy adalah Amr bin Hisyam (Abu Jahal) yang tidak lain paman Nabi Muhammad. Salah satu pembesar kaum Quraisy penentang dakwah Islam tersebut takluk di pedang milik dua pemuda bernama Mu'adz Ibnu Amr Ibnu Al Jamuh dan Mua'adz bin Afra.
Hikmah dari Perang Badar yaitu mengajarkan kita untuk senantiasa meletakkan ketauhidan dalam posisi tertinggi. Orang yang memiliki keimanan kuat akan memastikan diri untuk meyakini bahwa pertolongan dalam berbagai masalah sesungguhnya dari Allah dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Selain itu, setelah kemenangan atas Perang Badar, kaum muslimin menjadi diperhitungkan sebagai kekuatan baru. Pengaruh Islam semakin luas dirasakan hingga ke dunia Arab.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Demikian kultum yang disampaikan. Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan kepada kita agar senantiasa tetap berada di jalan Islam yang benar.
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم , فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
(Aqulu qawli hadza wa astaghfirallahi li walakum, fastaghfiruh innah hu huwal ghafur rahim)
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Yuda Prinada