5 Khutbah Jumat Bulan Syawal Terbaik dan Menyentuh Hati

2 days ago 20

tirto.id - Ada banyak contoh khutbah Jumat bulan Syawal yang menarik. Contoh khutbah ini dapat disampaikan kepada kaum muslimin agar tetap meningkatkan ketakwaan di bulan Syawal.

Ketakwaan merupakan sesuatu yang penting dalam diri seorang muslim. Ketakwaan menunjukkan komitmen umat Islam sebagai hamba Allah Swt. Sebab, dengan bertakwa, seorang muslim berarti menjalankan segala perintah-Nya, dan menghindari larangan-larangan-Nya.

Upaya meningkatkan ketakwaan sejatinya tidak terbatas pada waktu, Bulan Ramadhan memang memberi motivasi umat muslim dalam beribadah. Namun, komitmen itu bisa diteruskan lagi, setelah melewati bulan suci tersebut.

Kumpulan Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal Terbaik

Bulan Syawal dapat menjadi momentum bagi umat muslim dalam meningkatkan ketakwaan selepas bulan Ramadhan.

Perilaku untuk tetap meningkatkan ketakwaan dapat disampaikan kepada umat Islam melalui banyak jalur, salah satunya khutbah Jumat.

Berikut beberapa khutbah Jumat di bulan Syawal yang menyentuh hati:

1. Khutbah Jumat Minggu Pertama Bulan Syawal

Khutbah I

الحمد لله، الحمد لله الذي أمرنا بالاعتصام بحبل الله، وهو الذي أدب نبيه محمدًا ﷺ فأحسن تأديبه. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسوله الذي لا نبي بعده. اللهم فصلِّ وسلِّم على سيدنا محمد خير خلق الله، وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه إلى يوم القيامة. أما بعد:

يا أيها الحاضرون، أوصيني نفسي وإياكم بتقوى الله، فقد فاز المتقون. قال الله تعالى في كتابه الكريم: بسم الله الرحمن الرحيم،

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

(سورة آل عمران: 103).

معاشر المسلمين والمؤمنين رحِمَكم الله...

Khotib yang berdiri di atas mimbar ini senantiasa mengingatkan diri sendiri dan seluruh jamaah agar senantiasa meningkatkan iman dan takwa dengan menjauhi segala larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya.

Bulan Syawal adalah kesempatan berharga untuk terus memperbaiki diri. Bulan ini, yang mengikuti bulan Ramadhan, memiliki keistimewaan yang tidak kalah besar dibandingkan bulan-bulan lainnya yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Sebagai umat yang berserah diri kepada Allah SWT, mari kita isi bulan Syawal ini dengan meningkatkan amal ibadah dan senantiasa menjalankan syariat agama Islam.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah...

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa selama setahun penuh." (HR. Muslim).

Begitu mulianya bulan Syawal, sehingga jika kita mengisinya dengan puasa sunah selama enam hari, pahalanya setara dengan puasa setahun. Ini menunjukkan bahwa bulan Syawal juga menyimpan kemuliaan yang besar dan patut dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh umat Islam.

Puasa sunah di bulan Syawal memang tidak mudah, karena kita sering dihadapkan pada berbagai hidangan yang menggoda. Namun, dengan iman dan takwa yang kuat, kenikmatan sesaat itu tidak akan berarti dibandingkan pahala yang akan kita peroleh untuk kehidupan akhirat.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah...

Bulan Syawal tidak hanya sepatutnya diisi dengan puasa sunah, tetapi juga dengan mempererat tali silaturahmi melalui halal bihalal dengan keluarga, kerabat, dan tetangga.

Dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 1, Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Artinya: "Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah...

Sebagai keturunan Adam dan Hawa, manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Meskipun kita berbeda-beda, keluarga adalah bagian penting dalam kehidupan. Tanpa mereka, hidup kita tidak akan sepenuhnya bahagia.

Dalam keluarga, ada orang tua, saudara, kakek, nenek, paman, bibi, dan keponakan. Selain itu, kerabat, tetangga, dan guru juga termasuk dalam lingkaran keluarga kita. Mereka telah menghiasi hidup kita dari pagi hingga petang. Sebagai umat Muslim, mari kita manfaatkan momen ini untuk saling meminta maaf dan mempererat tali silaturahmi melalui halal bihalal.

Perayaan Idul Fitri adalah momen penting untuk merajut kembali hubungan yang mungkin sempat renggang. Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan bulan Syawal ini untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan.

Semoga melalui kegiatan halal bihalal di bulan Syawal ini, iman dan takwa kita semakin meningkat, dan kita termasuk golongan yang diselamatkan hingga hari kiamat.

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah II

الحمد لله وكفى، وأصلي وأسلم على سيدنا محمد المصطفى، وعلى آله وأصحابه أهل الوفا. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسوله.

أما بعد، فيا أيها المسلمون، أوصيكم ونفسي بتقوى الله العلي العظيم. واعلموا أن الله أمركم بأمر عظيم، أمركم بالصلاة والسلام على نبيه الكريم، فقال: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهم صلِّ على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم، وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. اللهم ادفع عنا البلاء والغلاء والوباء والفحشاء والمنكر والبغي والسيوف المختلفة والشدائد والمحن، ما ظهر منها وما بطن، من بلدنا هذا خاصة ومن بلدان المسلمين عامة، إنك على كل شيء قدير.

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.

2. Khutbah Jum'at Bulan Syawal Menyentuh Hati

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، وَهُوَ الَّذِيْ أَدَّبَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا ﷺ فَأَحْسَنَ تَأْدِيْبَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أما بعد

فيا أيها الحاضرون، أُوْصِيْنِي نَفْسِيْ وَ إِيَّاكُم بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْن. قال الله تعالى في كتابه الكريم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Ma’asyiral Muslimin Muslimat rahimakumullah......

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah Swt. Berkat izin-Nya, kita akhirnya berkumpul kembali untuk menunaikan ibadah shalat Jumat pada hari ini.

Di atas mimbar ini, khotib mengimbau kepada kita semua, tak terkecuali diri sendiri, untuk selalu meningkatkan ketakwaan. Mematuhi segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia....

Saat ini umat Islam masih menjalani bulan Syawal. Bulan yang tidak kalah mulia dalam kalender Islam. Seorang muslim dapat memanfaatkan bulan Syawal untuk meningkatkan ketakwaan.

Sebagaimana kita ketahui, bertakwa adalah sebentuk sikap mendasar seorang muslim. Sikap yang didasarkan pada cinta dan takut, sehingga muncul kesadaran bahwa Allah Swt. mengetahui setiap perilaku hamba-Nya.

Ketakwaan kepada Allah Swt. menjadi sesuatu yang perlu ditingkatkan, termasuk di bulan Syawal. Komitmen untuk meningkatkan ketakwaan seharusnya perlu dijaga, meski umat muslim telah melewati bulan Ramadhan.

Berkaitan dengan ketakwaan, firman Allah Swt. dalam Al Quran Surah Al Hasyr ayat 18 menegaskan hal tersebut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ḥasyr :18)

Firman Allah Swt. di atas menjabarkan akan pentingnya umat muslim untuk selalu berada di jalan-Nya. Tersirat pula perintah untuk introspeksi atas segala yang kita lakukan, terutama dalam beribadah.

Apakah ibadah yang kita lakukan sudah sempurna? Akankah kita bisa kembali menjaga ibadah kita seperti saat bulan Ramadhan?

Tidak hanya beribadah saja. Ketakwaan juga tercermin dari perbuatan atau amalan saleh yang kita wujudkan. Karenanya, cukup mengherankan bila ada seorang muslim yang mengaku beriman namun tidak beramal. Jika demikian, ketakwaannya bakal diragukan.

Allah Swt. sejatinya cenderung lebih dekat kepada orang-orang yang bertakwa. Tingkat ketakwaan bakal berbanding lurus dengan kedekatan dirinya dengan Allah Swt. Hal ini digambarkan dalam Surah Al Hujarat ayat 3:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya:

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti,” (QS. Al-Hujurat [49]: 13).

Ciri-ciri orang yang bertakwa dapat dikenali dalam beberapa karakter. Pertama, suka bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Kedua, mampu menahan emosi. Ketiga, mudah memaafkan. Keempat, selalu berbuat baik. Kelima, bertobat setelah mengakui dosa-dosanya.

Untuk meningkatkan ketakwaan, seorang muslim dapat mengupayakan sejumlah hal seperti di atas. Sebab, menjaga ketakwaan merupakan langkah yang baik dalam menunjukkan kepatuhan kita kepada Allah Swt.

Semoga kita selalu diberi kekuatan dan kemampuan untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan. Aamiin allahumma aamiin.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ،

يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

3. Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal Bulan Peningkatan Amal

Khutbah I

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:

قال الله تعالى:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul dalam shalat Jumat di hari yang mulia ini. Tanpa izin dan kehendak-Nya, mustahil bagi kita untuk merencanakan atau melakukan apa pun.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sang pembawa cahaya petunjuk, yang telah membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran dan kebaikan.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Tidak terasa, bulan Ramadhan yang penuh berkah telah berlalu. Bulan yang istimewa, di mana kita semua berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan berpuasa, shalat, dan amal kebaikan lainnya. Namun, sebagai hamba Allah, kita tidak pernah tahu apakah kita akan diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun berikutnya. Hidup ini fana, dan ajal bisa datang kapan saja. Wallahu a’lam.

Saudara-saudara yang saya hormati,

Ramadhan telah melatih kita untuk meningkatkan ketakwaan dan amal ibadah. Namun, tantangan sesungguhnya adalah menjaga konsistensi ibadah dan kebaikan kita setelah Ramadhan. Bisakah kita tetap istikamah dalam ketaatan? Bisakah kita terus menebar kebaikan seperti yang kita lakukan di bulan suci itu?

Bulan Syawal adalah kesempatan emas untuk melanjutkan momentum kebaikan yang telah kita bangun selama Ramadhan. Bahkan, Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini tidak hanya mendatangkan pahala yang besar, tetapi juga menjadi penyempurna bagi puasa Ramadhan kita.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa selama satu tahun penuh,” (HR. Muslim).

Jamaah Jumat yang berbahagia,

Puasa Syawal bukan sekadar ibadah sunnah biasa. Ia juga bisa menjadi tanda diterimanya puasa Ramadhan kita. Sebab, dengan melanjutkan ibadah setelah Ramadhan, kita menunjukkan kesungguhan dalam menjaga ketaatan kepada Allah SWT.

Imam Ibnu Rajab dalam kitab Lathaif al-Ma’arif menyebutkan bahwa puasa Syawal dapat menjadi penutup kekurangan-kekurangan kita selama berpuasa di bulan Ramadhan. Tidak ada yang sempurna dalam ibadah kita, dan puasa Syawal adalah kesempatan untuk menyempurnakannya.

Saudara-saudara sekalian,

Ramadhan telah pergi, dan kini kita berada di bulan Syawal. Mari kita jaga dan tingkatkan amal ibadah kita. Jangan biarkan semangat Ramadhan memudar. Teruslah berdoa agar Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun berikutnya.

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْمُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَذُنُوبَ وَالِدَيْنَا، وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

4. Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal Minggu Kedua

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:

Arab Latinnya:

Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ’ala sayyidina muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Artinya:

“Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkan rahmat, keselamatan, dan keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabatnya semuanya. Amma ba’du.”

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada jemaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebab, sebaik-baiknya hamba adalah mereka yang bertakwa, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib akan menyampaikan khotbah tentang keistimewaan bulan Syawal dan tradisi halalbihalal.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Kita telah memasuki bulan Syawal, bulan yang penuh berkah setelah Ramadhan. Bulan ini menjadi momentum untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan amal saleh yang telah kita lakukan selama Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari).

Kata “Syawal” berasal dari kata شَالَ (syala) yang berarti اِرْتَفَعَ (irtafaa), yaitu “meningkatkan”. Ini mengisyaratkan bahwa bulan Syawal adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal saleh kita.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hasyr ayat 18:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Arab Latinnya:

Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad(in), wattaqullāh(a), innallāha khabīrum bimā ta‘malūn(a).

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr [59]: 18).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Meskipun dosa-dosa kita kepada Allah telah diampuni selama Ramadhan, kita juga perlu memohon maaf kepada sesama manusia. Oleh karena itu, tradisi halalbihalal menjadi sangat penting. Halalbihalal adalah momen untuk saling memaafkan dan mempererat tali silaturahmi.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-A’raf ayat 199:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

Arab Latinnya:

Khużil-‘afwa wa'mur bil-‘urfi wa a‘riḍ ‘anil-jāhilīn(a).

Artinya:

“Jadilah pemaaf, perintahkanlah kepada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A'raf [7]: 199).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Tradisi halalbihalal di Indonesia diperkenalkan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, kepada Presiden Sukarno pada tahun 1948. Saat itu, negara sedang dilanda konflik politik, dan halalbihalal menjadi solusi untuk mempererat persatuan. Sejak itu, tradisi ini terus dilestarikan hingga kini.

Halalbihalal memiliki banyak keutamaan. Pertama, ia menjadi sarana untuk saling memaafkan dan menghapus dosa-dosa sesama. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya sesama muslim kemudian keduanya berjabat tangan, maka akan gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun kering di hari angin bertiup kencang. Ataupun jika tidak, maka dosa-dosa keduanya akan diampuni walaupun seumpama sebanyak buih di lautan.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Kedua, halalbihalal mempererat persaudaraan antar sesama muslim. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 10:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Arab Latinnya:

Innamal-mu'minūna ikhwatun fa aṣliḥū baina akhawaikum wattaqullāha la‘allakum turḥamūn(a).

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (QS. Al-Hujurat [49]: 10).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Demikianlah khotbah tentang keistimewaan bulan Syawal dan tradisi halalbihalal. Semoga kita dapat memanfaatkan momentum ini untuk saling memaafkan, mempererat silaturahmi, dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

5. Teks Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠﻪِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:

Arab Latinnya:

Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina wa sayyiati a’maalina. Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh. Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Artinya:

“Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal perbuatan kita. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabatnya semuanya. Amma ba’du.”

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Khatib mengingatkan diri sendiri dan jemaah sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Takwa adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dalam kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah singkat tentang “5 Karakter Orang Bertakwa.”

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Ada lima karakter orang yang bertakwa. Pertama, orang bertakwa gemar bersedekah, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Allah SWT berfirman:

“Orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan [kesalahan] orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran: 134).

Kedua, orang bertakwa mampu mengendalikan emosi. Dalam sebuah riwayat hadis, Rasulullah SAW bersabda mengenai orang yang kuat sebagai berikut:

“Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam pertarungan, tetapi orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, orang bertakwa memiliki hati yang lapang dan mudah memaafkan. Allah SWT dalam Surah Al-A'raf ayat 199 memerintahkan umat Islam untuk senantiasa berhati lapang dan jadi pemaaf sebagai berikut:

“Jadilah pemaaf, perintahkanlah kepada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Karakter keempat dari orang bertakwa adalah selalu berusaha membantu sesama. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 36 sebagai berikut:

“Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan jauh, serta hamba sahaya yang kamu miliki.” (QS. An-Nisa: 36).

Tanda terakhir dari orang yang bertakwa adalah tidak mengulangi dosa dan segera bertaubat ketika berbuat perilaku tidak terpuji. Dalam Surah Ali Imran ayat 135, Allah SWT berfirman sebagai berikut:

“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya.” (QS. Ali Imran: 135).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Mari kita praktikkan 5 karakter orang bertakwa ini dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Download Khutbah Jumat Bulan Syawal PDF

Selain beberapa di atas, terdapat contoh khutbah lain dalam bentuk pdf yang dapat diunduh. Berikut ini link untuk minggu pertama atau jumat bulan Syawal:

LINK DOWNLOAD KHUTBAH BULAN SYAWAL MINGGU PERTAMA PDF


tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Ahmad Yasin
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |