9 Tokoh Perempuan Islam yang Menginspirasi di Indonesia

4 hours ago 7

tirto.id - Meskipun tokoh-tokoh Islam di Indonesia didominasi oleh laki-laki, beberapa perempuan juga berperan besar dalam perkembangan pendidikan Islam serta perjuangan kemerdekaan bangsa. Berikut adalah beberapa tokoh wanita Islam yang menginspirasi di Indonesia dan patut kita teladani.

Di tengah dominasi laki-laki dalam sejarah Islam di Indonesia, banyak perempuan yang turut berkontribusi dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga perjuangan kemerdekaan. Mereka tidak hanya menjadi teladan bagi generasi berikutnya, tetapi juga membuktikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun bangsa.

Lantas siapa saja tokoh-tokoh perempuan tersebut? Berikut adalah 9 tokoh Islam perempuan Indonesia yang menginspirasi.

1. Cut Nyak Dhien (1848–1908)

Cut Nyak Dhien adalah seorang pejuang kemerdekaan yang berasal dari Aceh. Sejak muda, ia telah menunjukkan keberanian dalam melawan penjajah Belanda. Setelah suaminya, Teuku Umar, gugur dalam pertempuran, ia melanjutkan perjuangan dengan memimpin pasukan gerilya di pedalaman Aceh. Meskipun harus menghadapi kondisi yang sulit, termasuk kehilangan penglihatan karena usia, Cut Nyak Dhien tetap bertekad untuk berjuang hingga akhir.

Sayangnya, karena kesehatannya semakin memburuk, salah satu pengikutnya mengkhianatinya dengan memberi tahu keberadaannya kepada Belanda. Ia kemudian ditangkap dan diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat, hingga akhir hayatnya.

2. Cut Meutia (1870–1910)

Cut Meutia adalah tokoh perempuan Aceh yang juga dikenal karena kegigihannya dalam melawan penjajahan Belanda. Bersama suaminya, Teuku Cik Tunong, ia memimpin perlawanan dari hutan-hutan Aceh, mengatur strategi gerilya, dan menginspirasi banyak orang untuk ikut berjuang. Setelah suaminya dieksekusi oleh Belanda, Cut Meutia tidak menyerah dan terus berjuang bersama pasukannya. Sayangnya, dalam sebuah pertempuran, ia gugur di tangan penjajah. Keberaniannya menjadikannya salah satu simbol perjuangan perempuan dalam sejarah Indonesia.

3. Rasuna Said (1910–1965)

Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah seorang aktivis yang vokal dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan politik. Ia dikenal sebagai orator ulung yang lantang menyuarakan ketidakadilan sosial, termasuk diskriminasi terhadap perempuan dalam pendidikan. Karena aktivitas politiknya, ia pernah dipenjara oleh Belanda. Namun, hal itu tidak membuatnya mundur dari perjuangan. Setelah Indonesia merdeka, ia tetap berperan dalam dunia politik dan pendidikan, menjadi salah satu tokoh yang membentuk karakter bangsa.

4. Laksamana Malahayati (Wafat 1615)

Keumalahayati, atau lebih dikenal sebagai Laksamana Malahayati adalah tokoh islam perempuan yang ikut perang. Ia adalah panglima angkatan laut perempuan pertama di dunia. Ia berasal dari Kesultanan Aceh dan memimpin armada Inong Balee, yang terdiri dari janda-janda para pejuang yang gugur dalam pertempuran.

Malahayati terkenal karena berhasil memimpin pasukannya dalam perlawanan melawan armada Belanda, bahkan sempat mengalahkan dan membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran laut. Keberaniannya menjadikannya legenda dalam sejarah kemiliteran Indonesia.

5. Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah (1900–1969)

Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah adalah seorang reformator pendidikan yang gigih dalam mempertahankan Sekolah Diniyah Putri di Padang Panjang. Meskipun namanya jarang dikenal luas, perjuangannya dalam mendirikan dan menjaga pendidikan diniyah bagi anak perempuan patut dikagumi. Keteguhan dan dedikasinya menarik perhatian petinggi Universitas Al-Azhar Mesir yang berkunjung ke sekolahnya pada tahun 1955.

Mereka terinspirasi oleh konsep pendidikan yang ia bangun, sehingga pada tahun 1962, Universitas Al-Azhar akhirnya membuka Kulliyatul Lil Banat, fakultas khusus untuk perempuan. Sebagai penghargaan atas jasanya, Syekhah Rahmah dianugerahi gelar kehormatan “Syekhah” oleh Universitas Al-Azhar, menjadikannya perempuan pertama yang menerima gelar tersebut.

6. Opu Daeng Risaju (1880–1964)

Opu Daeng Risaju, atau Famajjah, adalah pahlawan pahlawan wanita islam asal Palopo, Sulawesi Selatan, yang lahir pada 1880 M. Sejak kecil, ia mempelajari ilmu agama, termasuk Al-Qur’an dan fiqih dari Khatib Sulaweman Datung Patimang. Dikenal sebagai pejuang nasional, ia menentang penjajahan Belanda serta membangkitkan semangat pemuda untuk melawan tentara NICA.

Meskipun tidak menempuh pendidikan formal, ia mendalami politik melalui keaktifannya sebagai anggota Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).

7. Nyai Khairiyah Hasyim (lahir 1906)

Nyai Khairiyah Hasyim adalah tokoh agama islam perempuan. Ia adalah putri pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari yang lahir pada 1906 di Tebuireng. Setelah suaminya, KH Maksum Ali, wafat, ia mengambil alih kepemimpinan Pesantren Seblak, sesuatu yang jarang dilakukan perempuan saat itu. Selain mengelola pesantren, ia juga mendirikan Madrasatul Banat, sekolah khusus perempuan pertama di Arab Saudi.

Keilmuannya diakui luas, bahkan menjadi anggota Komisi Bahtsul Masail NU. Ia pun mendirikan berbagai lembaga pendidikan, termasuk TK Khairiyah, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah, dan sekolah persiapan tsanawiyah.

8. Nyai Ahmad Dahlan/Siti Walidah (1872–1946)

Siti Walidah adalah istri dari pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan. Ia tidak hanya menjadi pendamping suaminya, tetapi juga turut berperan aktif dalam perjuangan sosial dan pendidikan. Ia mendirikan Aisyiyah, sebuah organisasi perempuan yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan kesehatan. Melalui Aisyiyah, ia mendorong perempuan untuk berpendidikan dan berperan aktif dalam masyarakat, sesuatu yang saat itu masih dianggap tidak lazim.

9. Sultanah Safiatuddin (1612–1675)

Sultanah Safiatuddin adalah pemimpin perempuan pertama dalam sejarah Kesultanan Aceh. Setelah wafatnya suaminya, ia naik tahta dan memimpin kerajaan selama lebih dari tiga dekade. Meskipun banyak yang meragukan kepemimpinan perempuan saat itu, Sultanah Safiatuddin berhasil menjaga stabilitas politik dan ekonomi Aceh. Ia juga mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan kesenian Islam di wilayahnya.


tirto.id - Diajeng

Kontributor: Risa Fajar Kusuma
Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Dhita Koesno

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |