Apakah Guru Penggerak Jadi Pengajar di Sekolah Rakyat Kemensos?

12 hours ago 6

tirto.id - Kementerian Sosial (Kemensos) membuka peluang besar bagi para Guru Penggerak untuk terlibat langsung dalam pengabdian pendidikan melalui program Sekolah Rakyat.

Lebih dari 60 ribu Guru Penggerak disiapkan untuk mengikuti proses seleksi sebagai tenaga pengajar, berkat kerja sama strategis antara Kemensos dan Kementerian Pendidikan, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).

Tak hanya terbatas pada Guru Penggerak, seleksi ini juga menyasar para pendidik yang telah mengantongi sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG), baik dari jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN. Seluruh calon pengajar yang berhasil melalui seleksi akan dibekali pelatihan intensif sebelum terjun pada tahun ajaran 2025/2026.

Program Sekolah Rakyat sendiri menjadi salah satu inisiatif Kemensos untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat marjinal, dengan menghadirkan tenaga pengajar berkompeten dan berjiwa pengabdian.

Guru Penggerak dan Lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Sekolah Rakyat

Salah satu perhatian utama dalam pendirian Sekolah Rakyat ialah keberadaan tenaga pengajar yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki empati sosial dan jiwa pengabdian. Dalam hal ini, Guru Penggerak menjadi kelompok strategis yang disiapkan untuk berperan aktif sebagai tenaga pendidik di Sekolah Rakyat.

Melansir dari laman Kemensos, menurut Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, M. Nuh, seleksi calon guru tidak hanya mempertimbangkan kompetensi akademik, tetapi juga mengukur kematangan karakter, empati, dan kesiapan mental untuk bekerja dengan anak-anak dari latar belakang keluarga kurang mampu.

Setelah lulus seleksi, para guru akan mengikuti pelatihan khusus untuk menyamakan visi, strategi pengajaran, dan nilai-nilai pengabdian dalam konteks Sekolah Rakyat.

“Kita ingin tahu para guru itu punya empati sosial. Tidak hanya dia punya kompetensi akademik yang bagus. Tapi paling tidak karena ini berangkatnya adalah dari anak-anak yang punya kelas khusus,” ujar M Nuh, sebagaimana dilansir dari laman Kemensos, pada Rabu (16/4/2025).

Program ini dirancang sebagai bentuk pengabdian negara kepada masyarakat miskin dengan menjamin akses pendidikan bermutu sejak jenjang SD hingga SMA. Konsep asrama gratis mencakup biaya pendidikan, makan, dan tempat tinggal, sehingga peserta didik dapat fokus belajar tanpa beban finansial.

Dalam skema pendidikan Sekolah Rakyat, siswa juga akan dikenalkan pada keterampilan digital masa depan, termasuk coding, data science, dan keamanan siber.

Hal ini menunjukkan pendekatan pendidikan yang holistik, adaptif terhadap perkembangan teknologi, dan berpihak pada kesejahteraan jangka panjang peserta didik.

Sebagai sosok pendidik transformatif, Guru Penggerak dianggap cocok mengisi peran strategis di Sekolah Rakyat. Lebih dari sekadar mengajar, mereka diproyeksikan menjadi pembina dan pembimbing kehidupan anak-anak dari keluarga miskin.

Keterlibatan Guru Penggerak juga mencerminkan semangat Merdeka Belajar, dengan peluang mengembangkan kurikulum kontekstual, metode partisipatif, dan program yang menyatu dengan realitas sosial peserta didik.


tirto.id - Edusains

Kontributor: Yulita Putri
Penulis: Yulita Putri
Editor: Indyra Yasmin

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |