tirto.id - Saat bulan Ramadhan tiba, istilah ngabuburit tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Arti ngabuburit di bulan Ramadhan biasanya merujuk ke aktivitas yang dilakukan untuk menghabiskan waktu menjelang azan magrib tiba.
Namun, apa sebenarnya arti ngabuburit itu? Ngabuburit merujuk pada berbagai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pada sore hari, dengan tujuan mengisi waktu sambil menunggu azan magrib, yaitu waktu berbuka puasa.
Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan saat ngabuburit. Mulai dari berjalan-jalan sore, berolahraga ringan, membaca Al-Qur'an, mengikuti tausiyah, hingga sekadar berburu takjil di pasar atau bazar Ramadhan.
Meskipun istilah ini sangat populer dan sering digunakan, tidak semua orang tahu dari mana asal kata ngabuburit.
Selain membahas arti dan asal katanya, artikel ini juga akan mengulas bagaimana tradisi ngabuburit berkembang, serta berbagai kegiatan unik yang menjadi bagian dari tradisi Ramadhan di Indonesia.
Apa Arti Ngabuburit?
Buka Bersama. foto/istockphoto
Sebenarnya apa arti ngabuburit dari segi asal bahasanya? Dalam bahasa Sunda, arti dari ngabuburit secara harfiah berarti sore menjelang maghrib. Kata ini berasal dari imbuhan “nga-“, yang berfungsi sebagai awalan pembentuk kata kerja berulang, dan kata “burit”, yang berarti menjelang magrib, waktu senja, atau waktu sore.
Dikutip dari Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), arti ngabuburit merujuk pada frasa Sunda “ngalantung ngadagoan burit”, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “bersantai-santai sambil menunggu waktu sore”.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah ngabuburit juga sudah resmi menjadi bagian dari kosakata bahasa Indonesia. Di dalam KBBI, istilah gabuburit diartikan sebagai “menunggu azan maghrib menjelang berbuka puasa pada bulan Ramadhan.”
Dengan demikian, secara umum arti ngabuburit merujuk pada berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu menjelang azan maghrib, khususnya saat bulan Ramadhan.
Akan tetapi, meskipun di Indonesia ngabuburit memiliki makna yang positif dan menyenangkan, ternyata istilah ini memiliki arti yang sangat berbeda di Malaysia.
Dalam bahasa Melayu di Malaysia, arti ngabuburit dalam Bahasa Malaysia dianggap berkonotasi sensitif, karena merujuk pada organ intim wanita.
Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan makna ngabuburit di Indonesia yang identik dengan kegiatan seru dan menyenangkan sambil menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Asal-Usul Ngabuburit
Sejumlah warga berada di halaman Masjid Agung Baitul Makmur sambil menunggu waktu untuk berbuka puasa (ngabuburit) di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (16/4/2021). Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh yang dibangun pada tahun 1987 dengan gaya arsitektur perpaduan Timur Tengah, Asia dan Aceh merupakan salah satu objek wisata religius terbesar dan termegah di pantai barat yang memiliki daya tampung 7.000 jamaah dan juga termasuk dalam 100 masjid terindah di Indonesia. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.
Tradisi ngabuburit di bulan puasa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat selama Ramadhan.
Ngabuburit identik dengan aktivitas mengisi waktu luang menjelang berbuka puasa, yang diisi dengan berbagai kegiatan bermanfaat sambil bersosialisasi.
Istilah ngabuburit mulai dikenal secara luas pada era 1980-an. Pada masa itu, istilah ini semakin sering muncul di berbagai media seperti koran dan radio, merujuk pada kegiatan sore yang dilakukan sembari menunggu azan maghrib sebagai penanda waktu berbuka puasa.
Namun, tahukah Anda? Ternyata tradisi ngabuburit sudah ada jauh lebih lama, khususnya di kalangan masyarakat Sunda di Jawa Barat.
Menurut buku Ensiklopedia Islam Nusantara karya Agus Sunyoto, konsep ngabuburit pada masa lalu berbeda dengan kegiatan ngabuburit yang kita kenal saat ini.
Pada era 1980-an, ngabuburit lebih banyak diisi dengan kegiatan keagamaan. Beberapa kegiatan yang populer saat itu meliputi pesantren kilat, mendengarkan ceramah di surau, belajar mengaji, hingga tadarusan (membaca Al-Qur'an bersama-sama).
Dalam artikel ilmiah berjudul Tradisi Keagamaan Masyarakat Kota Bandung di Bulan Ramadan Tahun 1990-2000, disebutkan bahwa Alun-Alun Bandung menjadi salah satu pusat kegiatan ngabuburit pada masa itu.
Warga Bandung berbondong-bondong datang ke alun-alun untuk berolahraga, bahkan ada yang menikmati wahana perahu di Situ Aksan atau Situ Bunjali.
Selain itu, masyarakat Sunda juga memiliki tradisi ngabuburit khas, seperti mandi bersama di Leuwi Pajati setelah Ashar. Di lokasi ngabuburit tersebut, warga tidak hanya mandi, tetapi juga menangkap berbagai jenis ikan dan udang yang kemudian dijadikan menu berbuka puasa.
Kegiatan seru lainnya adalah para anak muda yang menyusuri Sungai Cikapundung untuk mencari belut di sawah atau selokan. Tradisi ngabuburit tidak selalu berpusat di kawasan kota, tetapi juga merambah ke alam terbuka dan area persawahan.
Tak hanya itu, olahraga ringan seperti bermain sepak bola atau menerbangkan layang-layang juga menjadi bagian dari ngabuburit. Menariknya, ada pula kebiasaan menanti kedatangan lokomotif kereta api di sore hari, yang menjadi hiburan tersendiri menjelang waktu berbuka.
Tradisi Ngabuburit di Indonesia
Warga membaca buku di perpustakaan jalanan di Alun-alun Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/5/2019). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/pd.
Di masa sekarang, tradisi arti ngabuburit tidak lagi sekadar kegiatan mengisi waktu luang menjelang azan magrib sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Lebih dari itu, ngabuburit telah menjadi sebuah istilah yang merujuk pada berbagai aktivitas ngabuburit yang bertujuan mempererat silaturahmi sekaligus menjaga dan merayakan budaya lokal selama bulan Ramadhan.
Saat bulan Ramadhan, kegiatan ngabuburit sering dimanfaatkan sebagai momen untuk bersosialisasi, berkumpul bersama keluarga atau teman, hingga berburu kuliner khas Ramadhan. Kegiatan ngabuburit itu jam berapa?
Ngabuburit biasanya dimulai setelah salat Ashar, saat banyak orang keluar rumah untuk mencari suasana segar di luar sekaligus berburu takjil untuk persiapan berbuka puasa.
Banyak orang mengunjungi pasar bedug atau bazar Ramadhan yang khusus buka selama bulan puasa. Di sana, berbagai makanan khas berbuka seperti gorengan, jajanan tradisional, kolak, es buah, hingga makanan kekinian, bisa dengan mudah ditemukan.
Selain berburu kuliner, ada juga yang memanfaatkan waktu ngabuburit dengan mengikuti wisata religi.
Dalam kegiatan ini, masyarakat mengisi waktu sore menjelang berbuka dengan mengunjungi tempat-tempat ibadah atau menghadiri kajian sore bersama. Ada pula yang memilih untuk tadarusan, yaitu membaca Al-Qur'an hingga azan maghrib berkumandang.
Bagi sebagian orang, ngabuburit juga bisa diisi dengan kegiatan sederhana, seperti jalan-jalan sore di taman kota, alun-alun, atau tempat keramaian lainnya untuk menikmati suasana meriah dan semarak menjelang waktu berbuka.
Sekarang, kamu sudah tidak bingung lagi tentang arti ngabuburit, bukan? Meskipun istilah dan tradisi ngabuburit awalnya berasal dari Jawa Barat, seiring berjalannya waktu, kegiatan ini semakin dikenal dan diadopsi oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Bahkan, istilah ngabuburit kini telah menjadi bagian dari kosakata resmi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa tradisi ini telah menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang dikenal luas.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Marhamah Ika Putri
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Yulaika Ramadhani