tirto.id - Doa qunut menjadi salah satu amalan sunah yang bisa dibaca saat menjalankan shalat Subuh. Apabila kesusahan membaca lafal Arab, ada doa qunut Latin yang mudah untuk dihafalkan.
Qunut secara bahasa artinya adalah pujian. Sedang menurut syarak adalah zikir khusus yang mencakup pujian dan doa seperti allahumaghfir li ya ghafur. Oleh karena itu, jika tidak mencakup kedua hal tersebut bukan disebut qunut.
Doa qunut salat Subuh tergolong sebagai sunah ab'adl. Artinya, ketika qunut subuh tidak dilakukan, tidak sampai membuat salat menjadi batal, namun dianjurkan mengganti dengan sujud sahwi.
Bacaan Qunut Subuh dan Artinya
Ada dua versi qunut Subuh yakni panjang dan pendek. Umat Islam dapat memilih salah satu sesuai kesanggupannya dalam menghafal.
Berikut ini bacaan doa qunut lengkap Latin dan artinya.
Doa Qunut Subuh Versi Pendek
Hadis di bawah ini menunjukkan bahwa doa qunut diajarkan Nabi ﷺ khusus untuk Qunut Witir (shalat sunnah di malam hari). Namun, ulama Mazhab Syafi'i juga menggunakannya untuk Qunut Subuh berdasarkan qiyas (analogi) dan praktik sebagian sahabat.
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Arab Latinnya:
Allahummahdini fi man hadait, wa ‘afini fi man ‘afait, wa tawallani fi man tawallait, wa barik li fi ma a’thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdi wa la yuqda ‘alaik, wa innahu la yadzillu man walait, wa la ya’izzu man ‘adait, tabarakta rabbana wa ta’alait.
Artinya:
"Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah aku keselamatan di antara orang-orang yang Engkau beri keselamatan, lindungilah aku di antara orang-orang yang Engkau lindungi, berkahilah apa yang Engkau berikan kepadaku, dan lindungilah aku dari keburukan takdir-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menetapkan dan tidak ada yang menetapkan atas-Mu. Tidak akan hina orang yang Engkau tolong, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi," (HR. Abu Dawud No. 1425).
Doa Qunut Subuh Versi Panjang
Berikut ini bacaan doa qunut Subuh versi panjang sebagaimana yang terdapat dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Al-Nawawi:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Arab Latinnya:
Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam
Artinya:
"Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan jagalah aku sebagaimana orang yang telah Engkau jaga. Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. [Dan semoga Allah] mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya," (Al-Adzkar – Imam An-Nawawi hlm. 112).
Cara Qunut dalam Shalat Subuh
Bacaan doa qunut seperti disebutkan di atas dibaca ketika melakukan shalat sendiri. Tetapi kalau shalat berjemaah, imam dianjurkan mengubah lafal ihdinî (berilah aku petunjuk) menjadi ihdinâ (berilah kami petunjuk).
Ini terjadi karena sang imam dalam posisi sedang memimpin salat, serta berdoa bukan untuk dirinya saja, melainkan bersama seluruh jemaah Subuh yang diimaminya.
Membaca doa ini dilakukan ketika memasuki rakaat kedua, tepat saat masih berada di posisi berdiri setelah membaca bacaan iktidal, sebelum beranjak ke posisi sujud pertama dalam rakaat tersebut.
Jika dalam salat berjamaah, imam dianjurkan untuk mengeraskan suara, sedangkan makmum mengamini doa yang dibacakan imam.
Ketika doa yang dibacakan berisi permohonan (harapan) atau permintaan, maka dianjurkan posisi telapak tangan menghadap ke atas.
Sebaliknya, jika sampai pada doa yang berisi menolak bala, maka posisi punggung tangan yang menghadap ke atas (membalikkan telapak tangan).
Terlepas dari itu, menurut mazhab Syafi’i, terdapat silang pendapat terkait soal imam yang meninggikan atau merendahkan suara dalam membaca doa qunut.
Ada dua pendapat yang disampaikan, sebagaimana didokumentasikan Al-Mawardi dalam kitab Al-Hawi:
Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa bagi imam sebaiknya membaca doa qunut dengan pelan atau merendahkan suaranya.
Argumentasi yang disuguhkan sebagai dasar pendapat ini adalah karena qunut merupakan doa sedangkan posisi doa itu sendiri adalah israr (merendahkan suara).
Dalil yang digunakan untuk mendasari pandangan ini adalah Surah Al-Isra ayat 110.
قُلِ ادۡعُوا اللّٰهَ اَوِ ادۡعُوا الرَّحۡمٰنَ ؕ اَ يًّا مَّا تَدۡعُوۡا فَلَهُ الۡاَسۡمَآءُ الۡحُسۡنٰى ۚ وَلَا تَجۡهَرۡ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتۡ بِهَا وَابۡتَغِ بَيۡنَ ذٰ لِكَ سَبِيۡلًا
Arab Latinnya:
Qulid'ul laaha awid'ur Rahmaana ayyam maa tad'uu falahul asmaaa'ul Husnaa; wa laa tajhar bi Salaatika wa laa tukhaafit bihaa wabtaghi baina zaalika sabiila
Artinya:
Katakanlah [Muhammad], "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik [Asmaul Husna] dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan janganlah [pula] merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu," (QS. Al-Isra [17]: 110).
Kedua, pendapat menyatakan sebaiknya imam meninggikan suaranya ketika membaca doa qunut sebagaimana ketika membaca sami’allahu liman hamidah, tetapi peninggian tersebut di bawah peninggian suara ketika membaca ayat Al-Qur'an.
Dengan kata lain, peninggian tersebut didasarkan kepada qiyas atau analogi.
Dalam hadis riwayat Anas bin Malik, disebutkan bahwa Nabi Muhammad "Senantiasa melakukan qunut pada salat subuh sampai beliau meninggalkan dunia," (HR. Ahmad).
tirto.id - Edusains
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yulaika Ramadhani & Syamsul Dwi Maarif