Benarkah Matematika Ilmu yang Tak Berkaitan dengan Masa Depan?

3 hours ago 2

tirto.id - Tidak jarang kita mendengar ungkapan seperti, “Matematika itu sulit!” atau “Apa gunanya matematika dalam hidup saya? Saya tidak ingin jadi ahli matematika”. Ungkapan-ungkapan ini begitu akrab, terutama di kalangan siswa yang merasa bahwa matematika hanyalah deretan rumus dan angka yang tidak ada hubungannya dengan cita-cita atau kehidupan sehari-hari mereka.

Namun, tahukah Anda bahwa matematika sebenarnya jauh lebih dari sekadar alat hitung? Matematika adalah bahasa universal yang membentuk dasar dari segala aspek kehidupan kita, mulai dari teknologi, seni, hingga cara kita berpikir dan memecahkan masalah.

Mari kita jelajahi mengapa matematika begitu penting, tidak hanya berkaitan dengan akademis, tetapi juga untuk membangun kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah dalam keseharian kita.

Fondasi Pemikiran Logis dan Analitis

Keterampilan matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, memahami pecahan, dan konsep aljabar sederhana, tidak hanya sebatas pengetahuan teoritis. Mereka adalah senjata utama yang memungkinkan kita berpikir logis, sistematis, dan terstruktur.

Bayangkan mencoba menyelesaikan persamaan kuadrat atau memahami teori kalkulus tanpa mengerti bagaimana angka-angka bekerja atau bagaimana operasi matematika dasar dijalankan. Pastinya, hal itu akan seperti mencoba berlari sebelum bisa berjalan-- hasilnya akan kacau dan tidak efektif.

Selain itu, menguasai matematika dasar membantu membangun kepercayaan diri. Ketika seseorang merasa nyaman dengan konsep-konsep dasar, ia akan lebih berani menghadapi masalah yang lebih rumit. Rasa percaya diri ini tidak hanya berlaku dalam konteks akademis, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Masalahnya adalah banyak siswa kesulitan melihat manfaat dari mempelajari matematika tingkat tinggi di luar aritmatika dasar. Mereka sukar memecahkan rumus aljabar, geometri, dan kalkulus.

“Ketika saya berpikir tentang matematika sama sekali sebagai seorang anak laki-laki, itu adalah untuk berspekulasi tentang mengapa saya dipaksa untuk mempelajarinya, karena tampaknya jelas bahwa tidak ada kebutuhan untuk itu dalam kehidupan dewasa,” ujar Alec Wilkinson dalam opininya di New York Times.

Wilkinson baru menyadari pentingnya matematika saat usia telah senja, 65 tahun. Saat remaja, ia berkutat dengan aljabar dan tidak melihat relevansinya dengan kehidupan dewasanya. Setelah telat menyadarinya, ia kerap membahas misteri matematika, seperti asal-usul angka dan sifat bilangan prima. Wilkinson juga sering merenungkan, apakah matematika adalah penemuan manusia atau ada secara independen di alam, di luar dunia fisik kita.

Dari pengalaman Alec Wilkinson, mari kita pahami bahwa matematika bukan hanya tentang menghitung, mengalikan, atau membagi. Matematika adalah tentang logika, pola, dan struktur. Ketika kita mempelajari matematika, kita sebenarnya sedang melatih otak untuk berpikir secara sistematis dan analitis.

Penelitian dalam ilmu kognitif menunjukkan bahwa siswa tingkat dasar yang terlatih dalam matematika, cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Mereka mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mengidentifikasi pola, mengolah informasi, dan menemukan solusi dalam memecahkan masalah.

Ketika kita mempelajari aljabar, kita tidak hanya belajar menyelesaikan persamaan, tetapi juga memahami bagaimana suatu variabel dapat memengaruhi hasil. Sehingga melatih cara berpikir secara abstrak, yang pada akhirnya membantu kita dalam menghadapi tantangan di kehidupan nyata.

Ilustrasi MatematikaIlustrasi Matematika. foto/IStockphoto

Banyak orang berpikir matematika dan kreativitas adalah dua hal yang bertolak belakang. Namun, kenyataannya, keduanya saling terkait erat. Matematika adalah alat yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif dalam berbagai bidang, seperti seni, musik, dan desain.

Contohnya, dalam seni, prinsip-prinsip geometri digunakan untuk menciptakan karya yang simetris dan estetis. Dalam musik, ritme dan harmoni juga didasarkan pada struktur matematis.

Penelitian dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa anak usia pra sekolah yang terlatih dalam matematika cenderung menunjukkan pengetahuan yang lebih baik. Mereka juga mampu menghubungkan ide-ide yang tampaknya tidak berhubungan, menciptakan solusi inovatif, dan berpikir di luar kebiasaan.

Jadi, ketika belajar matematika, kita tidak hanya mengasah kemampuan logis, tetapi juga membuka pintu bagi kreativitas.

Matematika dalam Kehidupan Sehari-hari

Menurut Prof. Dr.rer.nat Widodo, M.S dalam buku Geometri Fraktal (2021:8), matematika dibedakan dalam dua konsep, yakni matematika murni (pure mathematics) dan matematika terapan (applied mathematics).

Matematika dalam sudut pandang ilmu murni umumnya fokus pada pengembangan teori, konsep, dan struktur matematis tanpa memperhatikan aplikasi langsung dalam dunia nyata. Tujuannya adalah memahami dan mengeksplorasi matematika itu sendiri. Contohnya termasuk teori bilangan, aljabar abstrak, dan topologi.

Sementara matematika dari sudut pandang ilmu terapan biasanya digunakan untuk memecahkan masalah praktis di berbagai bidang seperti fisika, teknik, ekonomi, dan biologi. Ini banyak dipraktikkan dalam kehidupan nyata.

Sekarang, mari kita lihat bagaimana matematika hadir dalam keseharian kita. Bayangkan pagi ini, bangun dan memeriksa jam. Apa yang kita lihat? Angka. Kemudian, kita memutuskan untuk membuat sarapan dengan takaran tertentu. Pastinya kita menggunakan matematika untuk mengukur bahan-bahan.

Saat bepergian, GPS yang kita andalkan bekerja berdasarkan prinsip matematika yang kompleks. Bahkan saat bermain game atau scrolling media sosial, algoritma matematika memengaruhi apa yang kita lihat.

Matematika tidak hanya membantu kita dalam tugas-tugas praktis, tetapi juga dalam membuat keputusan yang lebih baik. Misalnya, saat menghitung anggaran bulanan, membandingkan harga diskon, atau bahkan merencanakan proyek pribadi, kita menggunakan matematika untuk mengelola keuangan. Atau ketika memilih investasi, pemahaman konsep matematika seperti bunga majemuk akan membantu membuat keputusan yang lebih cerdas.

Salah satu manfaat terbesar belajar matematika adalah kemampuannya untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Dalam matematika, kita diajarkan untuk memecah masalah besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, menganalisis setiap bagian, dan menemukan solusi yang tepat. Metode ini, yang dikenal sebagai problem-solving, sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Contohnya, ketika menghadapi konflik dengan teman, kita dapat menggunakan pendekatan yang sama: mengidentifikasi masalah, memahami sudut pandang orang lain, dan mencari solusi yang win-win. Ini adalah keterampilan yang dipelajari melalui latihan matematika.

Di era teknologi dan kecerdasan buatan seperti sekarang, matematika menjadi semakin penting. Bidang-bidang seperti ilmu data, pemrograman, dan kecerdasan buatan, semuanya didasarkan pada prinsip matematika.

Ilustrasi MatematikaIlustrasi Matematika foto/istockphoto

Menguasai matematika berarti membuka pintu bagi peluang karier yang luas di masa depan. Namun, tidak hanya itu, matematika juga membantu kita memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Pikirkan vaksin yang membantu kita melawan penyakit sepanjang pandemi tahun 2019 lalu. Proses pengembangannya melibatkan matematika statistik dalam uji klinis. Atau pikirkan tentang perubahan iklim, di mana model matematika digunakan untuk memprediksi dampak dan mencari solusi.

Menurut Yousef Methkal Abd Algani dalam jurnalnya, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan pengetahuan matematika agar berfungsi dalam masyarakat. Kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok membantu mengembangkan keterampilan sosial.

Matematika berkontribusi pada perubahan struktur masyarakat dengan menyediakan fasilitas modern seperti transportasi dan komunikasi, serta kemajuan dalam sains dan teknologi.

Dengan memahami matematika, kita tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga pelaku yang berkontribusi dalam membentuk masa depan yang lebih baik.

Kekuatan yang Mengubah Hidup

Jadi, mengapa kita perlu belajar matematika? Karena matematika adalah lebih dari sekadar angka-angka yang berjejer atau rumus-rumus yang rumit. Bukan sekadar mata pelajaran di kelas dengan gambaran gurunya yang killer. Matematika adalah alat yang membentuk cara kita berpikir, berkreasi, dan memecahkan masalah.

Ini adalah bahasa yang menghubungkan kita dengan dunia dan membuka peluang tanpa batas. Meskipun mungkin sulit pada awalnya, hasilnya sepadan dengan usaha yang kita lakukan.

Memahami pola dalam matematika dapat melatih kita untuk melihat pola dalam data besar atau situasi yang rumit. Kemampuan ini sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang, di mana analisis data dan pemecahan masalah menjadi inti dari banyak profesi.

Bagi sebagian orang, matematika mungkin terdengar menakutkan atau membosankan. Namun, jika kita menggali lebih dalam, matematika sebenarnya adalah sebuah pertualangan yang menarik dan penuh keajaiban.

Bayangkan bagaimana seniman seperti Leonardo da Vinci menggunakan proporsi matematika dalam karyanya, atau bagaimana algoritma matematika menjadi inti dari kecerdasan buatan dan pengembangan teknologi modern. Matematika memberikan kerangka berpikir yang memungkinkan kita untuk menciptakan sesuatu yang inovatif dan bermakna.

Maka itu, lihat matematika bukan sebagai beban, tetapi sebagai kunci untuk membuka potensi terbaik kita. Seperti yang dikatakan oleh Galileo Galilei, “Matematika adalah bahasa yang dengannya alam semesta telah ditulis.”

Dengan mempelajari matematika, kita tidak hanya memahami alam semesta, tetapi juga diri kita sendiri dan kemampuan kita yang tak terbatas. Matematika adalah kekuatan yang mengubah hidup, dan itu ada di tangan Anda untuk memanfaatkannya.


tirto.id - Mild report

Kontributor: Ali Zaenal
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |