tirto.id - Menulis cerita kegiatan sehari-hari di bulan Ramadhan singkat bisa menjadi kegiatan positif untuk mengabadikan momen berharga selama bulan suci. Aktivitas seperti sahur, tarawih, berbagi takjil, atau tadarus Al-Quran dapat dijadikan inspirasi cerita yang bermakna.
Selain sebagai pengingat diri, contoh cerita kegiatan sehari-hari dari pagi sampai malam juga bisa menjadi motivasi bagi orang lain untuk lebih semangat menjalani ibadah di bulan penuh berkah. Lantas, seperti apa contoh cerita kegiatan di bulan Ramadhan?
Bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dalam Islam karena menjadi waktu yang penuh berkah. Umat Muslim tidak hanya menjalankan ibadah puasa, tetapi juga memperbanyak amal ibadah lainnya, seperti membaca Al-Qur’an, sholat tarawih, dan bersedekah.
Selain itu, bulan Ramadhan menjadi bulan spesial lantaran diturunkannya Al-Qur'an pada bulan ini. Mengarang cerita tentang bulan Ramadhan juga bisa menjadi cara untuk merefleksikan makna ibadah yang dilakukan sehari-hari.
Kumpulan Karangan Cerita Kegiatan Sehari-hari Ramadhan dari Pagi sampai Malam
Bulan Ramadhan membawa banyak pengalaman berharga bagi setiap orang. Cerita selama bulan Ramadhan mulai dari bangun sahur hingga tidur di malam hari, memiliki makna tersendiri. Berikut ini beberapa contoh cerita kegiatan sehari-hari di bulan Ramadhan yang bisa menjadi inspirasi.
Contoh Cerita 1: Semangat Chandra Menjalani Ibadah
Ilustrasi Anak Mengaji. foto/istockphoto

Chandra adalah nama panggilanku. Bulan Ramadhan tahun ini, usiaku genap 13 tahun. Aku harus bisa melewati Ramadhan tahun ini dengan sempurna. Aku harus tetap semangat beribadah dan tadarus Al-Qur'an.
Di rumah, aku juga selalu rajin membantu ibu membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuk berbuka, dan membereskannya. Setelah berbuka puasa bersama ayah dan ibu, aku pergi ke masjid untuk sholat maghrib berjamaah bersama ayah.
Di bulan suci ini, aku berharap bisa ikut tarawih setiap malam bersama ayah sampai hari Idul Fitri tiba. Aku juga mulai membiasakan diri untuk sholat tahajud agar Ramadhan kali ini lebih bermakna.
Setiap sore, aku menghabiskan waktu dengan mengaji bersama teman-teman di masjid. Kami juga berbagi tugas membersihkan masjid sebelum waktu berbuka tiba. Aku merasa senang karena bisa lebih dekat dengan teman-teman dan meningkatkan ibadahku selama Ramadhan.
Contoh Cerita 2: Ramadhan di Perantauan
Ilustrasi Tadarus Alquran. foto/istockphotonuzulul

Namaku Fadil, seorang santri di sebuah pesantren di Jawa Tengah. Ini adalah tahun kedua aku menjalani Ramadhan di pondok, jauh dari keluarga. Awalnya, aku merasa sedih karena tidak bisa sahur dan berbuka bersama orang tua, tetapi suasana di pesantren membuatku semakin terbiasa.
Setiap hari, kami bangun sahur bersama di asrama. Setelah makan, kami langsung menuju masjid untuk sholat subuh berjamaah dan membaca Al-Qur’an. Kegiatan di pesantren selama Ramadhan lebih padat dari biasanya. Selain belajar kitab, kami juga mengikuti kajian setelah zuhur dan tadarus Al-Qur’an bersama teman-teman.
Menjelang maghrib, aku dan santri lainnya bergotong royong menyiapkan makanan berbuka. Ada yang bertugas membagikan takjil, ada yang merapikan tempat makan, dan ada juga yang membantu memasak di dapur pesantren. Meskipun sibuk, suasana tetap menyenangkan karena semua dilakukan dengan kebersamaan.
Malam harinya, setelah tarawih, kami mengikuti tausiyah dari para ustaz. Aku merasa Ramadhan di pesantren sangat berkesan karena selain meningkatkan ibadah, aku juga belajar lebih mandiri. Cerita kegiatan sehari-hari di bulan Ramadhan ini membuatku semakin bersyukur dan semangat menjalani ibadah di bulan suci.
Contoh Cerita 3: Berbagi Takjil di Bulan Ramadhan
Warga dengan mengenakan kostum superhero membagikan menu berbuka puasa kepada pengguna jalan di Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (16/4/2021). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.

Setiap sore di bulan Ramadhan, aku dan teman-teman mengikuti kegiatan bagi-bagi takjil di jalan. Aku merasa senang bisa membantu orang lain yang sedang dalam perjalanan agar bisa berbuka tepat waktu.
Kami mulai menyiapkan makanan sejak siang hari. Ada kurma, air mineral, serta nasi kotak yang dibagikan kepada pengguna jalan dan pekerja yang masih beraktivitas menjelang maghrib. Kegiatan ini terasa semakin menyenangkan karena dilakukan bersama-sama.
Setelah membagikan takjil, aku segera pulang untuk berbuka bersama keluarga. Kemudian, aku bersiap-siap untuk sholat tarawih di masjid. Aku berharap cerita kegiatan di bulan Ramadhan ini bisa menjadi inspirasi untuk terus berbagi dengan sesama.
Tidak hanya berbagi takjil, aku juga menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah kepada anak yatim. Aku sadar bahwa bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk memperbanyak amal kebaikan.
Contoh Cerita 4: Momen Sahur Keliling Bersama Teman
Ramadhan selalu menjadi bulan yang penuh kebersamaan. Salah satu momen paling seru adalah membangunkan sahur keliling bersama teman-teman di kampung. Sejak awal Ramadhan, aku dan lima temanku sudah bersepakat untuk berkeliling membangunkan warga setiap dini hari.
Kami berkumpul di pos ronda sekitar pukul tiga pagi, membawa kentongan, ember, dan bahkan galon kosong untuk dipukul agar suaranya lebih keras. Sambil berjalan, kami meneriakkan, “Sahur! Sahur!” dengan semangat. Beberapa warga yang sudah bangun ikut tersenyum melihat aksi kami, sementara anak-anak kecil sering ikut berlari-lari di belakang kami.
Ada kejadian lucu saat seorang teman terlalu semangat memukul ember hingga tangannya sakit. Kami semua tertawa sambil tetap melanjutkan perjalanan. Kadang, ada warga yang keluar rumah dan memberikan kami roti atau minuman sebagai ucapan terima kasih. Kebaikan seperti ini membuat Ramadhan semakin terasa istimewa.
Setelah berkeliling, kami kembali ke rumah masing-masing untuk makan sahur bersama keluarga. Pengalaman membangunkan sahur keliling ini menjadi kenangan seru yang selalu aku nantikan setiap Ramadhan. Cerita kegiatan sehari-hari di bulan Ramadhan ini mengajarkan arti kebersamaan dan saling peduli sesama.
Contoh Cerita 5: Kisah Inspiratif Anak Penjual Gorengan
Ilustrasi gorengan. Getty Images/iStockphoto

Di dekat rumahku, ada seorang anak kecil bernama Dafa yang setiap sore membantu ibunya berjualan gorengan di pinggir jalan. Meskipun masih duduk di bangku SD, Dafa tidak malu membantu ibunya mencari nafkah.
Setiap kali aku melewati lapaknya saat pulang dari sekolah, aku melihat Dafa dengan sabar melayani pembeli. Meski berpuasa, ia tetap tersenyum dan bersemangat.
Suatu hari, aku dan beberapa teman memutuskan untuk membelikan Dafa dan ibunya makanan berbuka. Kami mengumpulkan uang dari hasil tabungan dan membelikannya nasi serta minuman segar. Saat kami memberikan makanan itu, Dafa tampak sangat bahagia dan berterima kasih.
Aku belajar banyak dari sikap Dafa. Meskipun usianya masih kecil, ia sudah menunjukkan tanggung jawab dan ketekunan yang luar biasa. Cerita selama bulan Ramadhan ini mengajarkanku bahwa berbagi dan peduli terhadap sesama adalah hal yang sangat penting.
Demikianlah cerita kegiatan sehari-hari di bulan Ramadhan singkat yang menggambarkan berbagai pengalaman berharga selama bulan suci. Setiap orang memiliki kisah unik, mulai dari sahur bersama keluarga, berbagi takjil di jalan, hingga memperbanyak ibadah seperti tarawih dan tadarus Al-Qur’an.
Dengan menuliskan cerita kegiatan sehari-hari di bulan Ramadhan, kita dapat mengabadikan momen-momen istimewa dan menjadikannya sebagai inspirasi untuk terus berbuat kebaikan. Semoga cerita selama bulan Ramadhan ini bisa menjadi motivasi untuk menjalani bulan suci dengan penuh semangat, kesabaran, dan keberkahan.
tirto.id - Edusains
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Lucia Dianawuri