tirto.id - Fungsi sosiologi dalam pembangunan berkaitan erat dengan bagaimana masyarakat memahami, merespons, dan terlibat dalam proses pembangunan. Dalam istilah sosiologi, pembangunan adalah cara menggerakkan masyarakat untuk mendukung pembangunan.
Dengan kata lain, masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dalam penggerak pembangunan. Pada hakikatnya, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar lebih baik, lebih sejahtera dan lebih menjamin kelangsungan hidup.
Namun, hasil dari pembangunan seringkali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu, dengan adanya sosiologi, diharapkan mampu melihat dan menganalisis aktivitas sosial yang ditimbulkan akibat pembangunan secara utuh, objektif dan komprehensif sehingga hasilnya tidak bias dan jernih.
Apa Hubungan antara Sosiologi dengan Pembangunan?
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat. Dalam konteks pembangunan, sosiologi digunakan untuk memahami unsur-unsur sosial yang mempengaruhi kelancaran atau hambatan pembangunan.
Pembangunan dipahami sebagai cara untuk menggerakkan masyarakat agar mencapai kemajuan sosial. Dengan demikian, masuknya sosiologi dalam pembangunan masyarakat menciptakan hubungan interaksi seperti aktivitas gotong royong.
Aktivitas tersebut memberikan nilai atau value untuk saling memberikan jaminan atas hak dan kelangsungan hidup antar-masyarakat yang masih melekat cukup kuat.
Mengapa Sosiologi Penting dalam Pembangunan?
Pentingnya sosiologi dalam pembangunan terletak pada kemampuannya dalam memberikan pemahaman yang utuh, objektif, dan komprehensif terhadap dinamika sosial. Sosiologi membantu melihat dampak pembangunan dari sudut pandang masyarakat.
Dengan sosiologi, perencanaan pembangunan bisa disesuaikan dengan kondisi sosial yang ada. Hal ini juga mencegah bias dan kesalahan dalam pengambilan keputusan pembangunan.
Selain itu, sosiologi memberikan wawasan tentang nilai-nilai sosial seperti gotong royong yang dapat memperkuat solidaritas sosial. Kehadiran sosiologi memungkinkan pembangunan lebih berpihak kepada masyarakat luas.
Usaha dalam mewujudkan pembangunan dikatakan berhasil apabila produktivitas masyarakat meningkat disertai dengan efisiensi pelaksanaan pembangunan dan partisipasi masyarakat untuk sadar bahwa tujuan dari pembangunan tersebut untuk kelangsungan hidup banyak orang.
Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan dan Contohnya
Dikutip dari Buku Sosiologi Pembangunan oleh Adon Nasrullah Jamaludin, menurut Soerjono Soekanto, fungsi sosiologi pembangunan dapat diidentifikasikan melalui beberapa tahap. Berikut ini contoh fungsi sosiologi dalam pembangunan.
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap pertama ini, pemerintah berperan penting dalam pembangunan masyarakat. Pemerintah harus memiliki visi yang jauh ke depan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Selain itu, pemerintah berperan penting dalam menampung aspirasi dari masyarakat yang menghendaki taraf hidup yang lebih baik. Perpaduan visi dan aspirasi tersebut nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah perencanaan pembangunan nasional.
Lembaga yang bertugas membuat rencana pembangunan adalah Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas). Bappenas Indonesia membuat rencana pembangunan secara nasional, meliputi rencana jangka pendek (satu tahun), jangka menengah (lima tahun), dan jangka panjang (25 tahun).
Contohnya, pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebelum menyusun program, pemerintah perlu mengetahui struktur sosial, pola mata pencaharian, nilai-nilai budaya, serta kebutuhan warga desa. Di sinilah sosiologi berperan.
Berdasarkan penjelasan di atas, jika terdapat pertanyaan, apa fungsi sosiologi pada tahap perencanaan dalam proses pembangunan? Jawabannya adalah menyediakan pemahaman sosial yang komprehensif agar pembangunan dirancang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat secara nyata.
2. Tahap Pelaksanaan
Selanjutnya, kegunaan sosiologi dalam pembangunan pada tahap pelaksanaan terlihat ketika rencana yang telah disusun kemudian dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Dalam hal ini, masyarakat berperan penting dalam melibatkan diri dan mewujudkan pelaksanaan rencana pembangunan nasional.
Menurut Soerjono Soekanto, pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan dengan tiga cara berikut:
- Secara struktural, yaitu membangun lembaga-lembaga dalam masyarakat. Lembaga-lembaga inilah yang berfungsi melayani kebutuhan masyarakat.
- Secara spiritual, yaitu membangun watak dan kepribadian melalui pendidikan. Watak yang dibangun didasari oleh kemampuan berpikir logis dalam menghadapi kenyataan sosial.
- Gabungan, perpaduan dua cara sebelumnya (struktural dan spiritual).
3. Tahap Evaluasi
Tahap ini melakukan analisis terhadap akibat perubahan sosial sebagai hasil pembangunan apakah berjalan dengan baik dan berhasil atau belum.
Evaluasi diperlukan untuk melihat apakah dalam perencanaan hingga pelaksanaan terdapat hambatan, kesalahan, kekeliruan sehingga hasil evaluasi tersebut dapat menjadi pertimbangan dan masukan untuk ke depannya menjadi lebih baik.
Selain melihat kendala, evaluasi juga berperan untuk melihat dan memberikan informasi mengenai keberhasilan-keberhasilan pembangunan.
Peran Sosiologi dalam Pembangunan
Sejumlah peran sosiologi dalam konteks pembangunan di antaranya:
- Menggambarkan struktur dan dinamika masyarakat, perannya yakni menjadi dasar kebijakan pembangunan.
- Mengidentifikasi elemen sosial, mencakup pola interaksi, lembaga-lembaga sosial, dan struktur sosial yang relevan dalam perencanaan.
- Menyediakan data sosial untuk perencanaan, memberikan landasan akurat dalam merancang pembangunan.
- Sebagai alat evaluasi, menilai keberhasilan maupun kegagalan pembangunan yang telah dilakukan.
- Mendorong partisipasi masyarakat, melalui pemahaman terhadap nilai dan norma sosial dalam pelaksanaan pembangunan.
Manfaat Sosiologi dalam Pembangunan
Adapun beberapa manfaat sosiologi pembangunan yakni sebagai berikut:
- Sebagai alat analisis sosial, berperan dalam merancang dan mengevaluasi kebijakan pembangunan.
- Memberi pemahaman berbasis data sosial, membantu mengenali kebutuhan masyarakat melalui data dan fakta sosial.
- Mendorong pembangunan yang efisien dan produktif, karena mempertimbangkan karakteristik serta potensi masyarakat lokal.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat, sebab masyarakat merasa dilibatkan dan dipahami dalam proses pembangunan.
- Mencegah konflik sosial, dengan memastikan pembangunan selaras dengan nilai-nilai sosial setempat.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Versatile Holiday Lado
Penulis: Versatile Holiday Lado
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Nisa Hayyu Rahmia