Komunitas Sepeda Kritik Event Sepeda Pramono Lewat Jalan Non-Tol

6 hours ago 2

tirto.id - Rencana kegiatan bersepeda bersama Gubernur Jakarta, Pramono Anung, yang bertajuk “SilaturahRide with Mas Pram” menuai penolakan keras dari sejumlah komunitas sepeda dan pemerhati keselamatan jalan yang tergabung ke dalam Koalisi Mobilitas Berkelanjutan.

Acara yang akan digelar pada Sabtu (19/4/2025) itu dianggap mencederai semangat kota ramah sepeda karena memilih rute yang melanggar regulasi, yakni Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Casablanca.

Komunitas Bike To Work (B2W) Indonesia bersama Road Safety Association (RSA) mengungkapkan kekecewaannya usai menghadiri undangan dari Dinas Perhubungan Jakarta pada 10 April 2025 lalu untuk berdiskusi terkait persiapan acara.

Alih-alih ruang diskusi, mereka justru dihadapkan pada konsep acara yang telah final, termasuk keputusan melewati JLNT Casablanca sebanyak dua kali putaran.

“Kami berorientasi kepada keselamatan jalan secara keseluruhan dan jangka panjang. Apabila acara ini diberlakukan, maka akan menjadi preseden buruk dalam konsistensi keselamatan jalan. Masyarakat pengguna sepeda motor dan pesepeda akan menganggap bahwa melewati JLNT itu adalah boleh,” kata pendiri RSA, Rio Oktaviano, dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (15/4/2025).

Ketika mengetahui rute bersepeda acara tersebut, Koalisi Mobilitas Berkelanjutan lantas menyatakan sikap menolak keras penggunaan JLNT Casablanca sebagai rute bersepeda. Mereka juga mengecam proses perencanaan acara yang dianggap tidak partisipatif dan elitis.

“Mengecam normalisasi pelanggaran hukum oleh pejabat publik yang semestinya menjadi

teladan,” tulis mereka dalam siaran pers, Selasa.

Koalisi juga mengingatkan pernyataan kampanye Pramono yang sempat menyebut sepeda sebagai simbol kemajuan kota yang manusiawi. Namun, mereka menilai rencana acara ini justru mencederai janji tersebut karena mempertontonkan simbolisme tanpa keteladanan hukum.

Aktivis Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, menegaskan, penolakan ini bukan terhadap acara bersepeda, melainkan terhadap segala bentuk pelanggaran hukum yang dibungkus dalam gimmick populis.

“Kami bukan menentang kegiatan bersepeda. Kami menentang segala bentuk pelanggaran hukum yang dibungkus dalam gimmick populis karena ketika hukum bisa dinegosiasikan untuk kepentingan simbolik, maka yang rusak bukan hanya marka jalan, tetapi juga kepercayaan publik terhadap pemimpinnya,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa.

Sebagai solusi, koalisi menyerukan agar Pemprov Jakarta mengevaluasi total arah kebijakan kota ramah sepeda. Mereka merekomendasikan peningkatan anggaran jalur sepeda, integrasi transportasi, edukasi keselamatan, serta pelibatan aktif komunitas dalam perencanaan.

Tirto menghubungi Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim (Chico Hakim), untuk dimintai tanggapannya terkait kritik koalisi masyarakat sipil ini pada Rabu (16/4/2025). Namun, hingga berita ini diterbitkan, Chico masih belum memberikan jawabannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta, Syafrin Liputo, juga masih belum menanggapi panggilan telepon dari Tirto pada Rabu yang hendak meminta keterangan resmi dari pihak Dishub.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah ruas jalan di Jakarta akan ditutup pada saat pelaksanaan acara SilaturahRide 2025 yang akan digelar Sabtu (19/4/2025) mendatang. Dalam acara itu, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, dijadwalkan akan bersepeda bersama komunitas-komunitas sepeda di Jakarta dalam rangka silaturahmi Lebaran.

“Itu akan ada penutupan jalan [pada saat pelaksanaan SilaturahRide]. Jadi kita akan melakukan penutupan manajemen rekayasa lalu lintas pada hari Sabtu nantinya,” ujar Kadishub Jakarta, Syafrin Liputo, kepada para awak media di Balai Kota Jakarta, Senin (14/4/2025).

Syafrin menjelaskan rute yang akan ditempuh Pramono dan ratusan pesepeda lainnya yang akan berpartisipasi dalam acara SilaturahRide 2025 tersebut.

Ia menyebut, nantinya rombongan pesepeda akan memulai perjalanan dari Balai Kota Jakarta, melintasi jalanan Thamrin-Sudirman, lalu berputar di Bundaran Senayan.

“[Peserta] akan melakukan kegiatan bersepeda bersama, start dari Balai Kota, kemudian akan melintasi Merdeka Selatan, MH Thamrin, Sudirman, akan ngeloop di Bundaran Senayan,” terang Syafrin.

Setelah berputar di Bundaran Senayan, peserta kemudian akan bersepeda ke arah Karet, lalu menuju ke Jalan Prof. Dr. Hamka, berputar di Underpass Saharjo, dan akhirnya selesai di Balai Kota kembali.

“Kemudian dari Bundaran Senayan akan belok kiri ke arah Karet, untuk kemudian berputar di underpass, dan kemudian menuju ke timur, naik ke jalan Prof Hamka. Jalan Prof Hamka, kemudian di ujung itu akan berputar kembali di Underpass Saharjo, kemudian menuju kembali ke barat untuk berputar di Underpass Karet, dan kemudian selanjutnya akan ke Balai Kota,” jelas Syafrin.


tirto.id - Sosial budaya

Reporter: Naufal Majid
Penulis: Naufal Majid
Editor: Andrian Pratama Taher

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |