Sejarah makam Cikundul Cianjur tidak bisa lepas dari sosok berpengaruh yang terkenal sebagai Raden Aria Wira Tanu I, atau lebih populer di masyarakat dengan sebutan Eyang Dalem Cikundul. Beliau merupakan pendiri Kerajaan Cianjur, yang kini berkembang menjadi Kabupaten Cianjur, pada sekitar abad ke-17. Kiprah dan perjuangannya dalam membangun wilayah Cianjur menjadi tonggak penting dalam sejarah daerah tersebut.
Julukan Dalem Cikundul berasal dari peran beliau sebagai pemimpin atau dalem di daerah Cikundul, yang sekarang terkenal sebagai Cikalongkulon. Di sanalah awal mula perjalanan pemerintahan dan penyebaran pengaruhnya bermula. Beliau terkenal sebagai sosok bijaksana, pemimpin religius, dan pembawa kemajuan bagi masyarakat Cianjur kala itu.
Baca Juga: Sejarah Syekh Bela Belu, Jejak Perjalanan Menemukan Cahaya
Makam Eyang Dalem Cikundul hingga kini masih menjadi situs ziarah yang dihormati, sekaligus simbol sejarah panjang berdirinya Cianjur. Untuk memahami lebih dalam tentang jejak sejarah dan kehidupan beliau, penting untuk menelusuri kisah lengkapnya yang penuh nilai budaya, spiritual, dan perjuangan dalam membangun tatanan masyarakat yang beradab.
Sejarah Makam Cikundul Cianjur dan Lokasinya
Makam Raden Aria Wira Tanu I atau terkenal dengan nama Eyang Dalem Cikundul kira-kira berjarak 20 kilometer dari pusat kota Cianjur yakni tepatnya di Kecamatan Cikalongkulon. Sebelum tiba di lokasi makam tersebut, pengunjung harus melewati Kecamatan Mande. Setelah itu, baru masuk ke jalur Cianjur-Jonggol sebelum akhirnya tiba di Cikalongkulon.
Cikalong Kulon adalah sebuah kawasan tepi genangan Cirata. Wilayah ini identik dengan warga yang banyak membawa alat pancingan di tas punggungnya. Saat bulan Ramadhan tiba, banyak orang melakukan ngabuburit untuk memancing di sana.
Makam Eyang Dalem Cikundul tepat berada di sebuah bukit yang kebanyakan orang menyebutnya pasir. Kawasan ini termasuk di wilayah Desa Cijagang, sekitar empat kilometer dari jalur Cikalong Kulon-Cariu. Keberadaan makam ini erat kaitannya dengan kisah perjalanan hidup Eyang Dalem Cikundul. Berikut kisah selengkapnya.
Kehidupan Awal Eyang Dalem Cikundul
Sejarah makam Cikundul Cianjur bermula dari kisah kehidupan awal sosok Raden Aria Wiratanu I yang memiliki nama asli Jayasasana. Beliau merupakan anak Raden Aria Wangsa Goparan. Bahkan, beliau masih memiliki keturunan Raja Sunda Galuh Mundingsari alias Banjarsari.
Eyang Dalem Cikundul lahir sekitar tahun 1603 Masehi tepatnya di Kampung Cibodas, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang. Beliau merupakan putra pertama Raden Aria Wangsa Goparana dan terkenal sebagai ahli ibadah dan menuntut ilmu.
Siswa Teladan Sunan Gunung Jati
Sejarah makam Cikundul Cianjur juga terikat akan sosok Dalem Cikundul yang terkenal sebagai siswa teladan sunan Gunung Jati. Sejarah bermula pada usia delapan tahun, beliau menempuh pendidikan di perguruan Islam Kesultanan Cirebon. Perguruan Islam tersebut berada di bawah kepemimpinan penerus Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Berbeda dari siswa lainnya, Dalem Cikundul merupakan seorang siswa teladan. Beliau merupakan murid yang paling menonjol diantara murid-murid Sunan Gunung Jati. Dalem Cikundul berhasil menguasai bidang ajaran keagamaan, keperwiraan, dan juga ilmu dalam kemasyarakatan.
Baca Juga: Sejarah Tumenggung Kopek, Jejak yang Penuh Misteri
Kemudian, setelah tamat dari perguruan, ia mendapatkan gelar Aria yang merupakan sebutan untuk kerabat keraton dengan kedudukan “Ngabehi”. Lalu, selaku punggawa Kesultanan Cirebon, ia mendapatkan nama khusus yaitu Ngabehi Jayasasana.
Merupakan Pendiri Kerajaan Cianjur
Sejarah makam Cikundul Cianjur juga ditandai dengan adanya peristiwa berdirinya Kabupaten Cianjur oleh Eyang Dalem Cikundul. Kejadian berawal pada usia 23 tahun, beliau mendapat kepercayaan menjadi senopati Kesultanan Cirebon dengan gelar Raden Aria Wiratanu.
Lalu, beliau mendapat tugas dari Sunan Gunung Jati untuk mendirikan kerajaan kecil di wilayah kosong bekas wilayah Pajajaran. Sampai akhirnya Dalem Cikunudl berhasil menjadi pendiri Kerajaan Cianjur. Sebelum beliau berhasil mendirikannya, Dalem Cikundul sering melakukan zikir di kawasan Sagalaherang, Subang.
Sekitar tahun 1691-1692 Masehi, Kerajaan Cianjur secara resmi berdiri yang merdeka dan berdaulat penuh yang dipimpin oleh Eyang Dalem Cikundul. Kemudian, beliau mendapat tugas untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Cianjur, Sukabumi, dan juga sebagian wilayah di Bogor.
Akhir Hayat Dalem Cikundul
Terakhir, sejarah makam Cikundul Cianjur ini juga mengikuti kisah akhir hayat Dalem Cikundul. Di usianya yang sudah lanjut, beliau berangkat menuju arah utara untuk mendirikan perguruan Islam di wilayah Cikalongkulon.
Kemudian, pada tahun 1692-1695 Masehi, Eyang Dalem Cikundul meninggal dunia dan jenazahnya bersemayam di bukit Pasir Gajah, Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon. Dalem Cikundul meninggalkan putra dan putri sebanyak 11 orang. Salah satunya bernama Raden Aria Wiramanggala yang kemudian menjadi penerusnya sebagai Wira Tanu II.
Baca Juga: Sejarah Makam Ki Lobama Cirebon, Sosok Penyebar Agama Islam Sebelum Hadirnya Wali Songo
Demikian ulasan sejarah makam Cikundul Cianjur yang mengikuti perjalanan hidup sosok Eyang Dalem Cikundul. Saat ini, makam tersebut menjadi wisata religi bagi kalangan masyarakat. Khususnya yang ingin berziarah melihat tempat peristirahatan terakhir bupati pertama Cianjur itu. Dari sisi luar, bangunan makam tersebut terlihat sangat artistik dengan campuran nuansa Islam yang kental di dalamnya. (R10/HR-Online)