Mitos Gunung Guntur di Garut seakan berjalan seiring dengan kepopulerannya di kalangan para pendaki. Gunung yang terletak di wilayah Garut ini sudah lama menjadi favorit, baik bagi pendaki lokal maupun dari luar daerah. Banyak orang datang ke sini untuk merasakan sensasi mendaki dan menikmati keindahan panorama dari puncaknya.
Baca Juga: Mitos Sungai Cisadane Banten, Buaya Putih Sampai Kurcaci
Mitos Gunung Guntur Garut, Salah Satu Gunung Favorit Para Pendaki
Gunung Guntur terkenal dengan keindahan alamnya yang masih asri. Ini menjadikannya tujuan favorit bagi para pendaki, terutama mereka yang sudah berpengalaman.
Gunung berapi dengan ketinggian 2.249 mdpl ini memiliki dua kawah dan hamparan sabana yang menawan. Berlokasi di Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, gunung ini mudah Anda temukan, sehingga para pendaki tidak kesulitan mencari jalur menuju puncaknya.
Hampir semua pendaki sudah mengetahui lokasi Gunung Guntur, terutama karena pesonanya yang begitu memikat. Selain menawarkan pemandangan indah, gunung ini juga menghadirkan tantangan bagi mereka yang menyukai adrenalin, dengan jalur pendakian yang cukup menantang.
Oleh karena itu, gunung ini kurang recommended bagi pendaki pemula demi keselamatan mereka. Gunung Guntur juga memiliki kisah-kisah mistis yang masih jadi kepercayaan hingga kini. Dahulu, pernah ada seorang pendaki yang hilang dan baru ketemu setelah beberapa hari pencarian.
Konon, hilangnya pendaki tersebut bukan hanya karena tersesat, tetapi juga diduga melibatkan campur tangan makhluk gaib. Mitos-mitos yang berkembang di sekitar gunung ini pun semakin menambah aura misteriusnya, membuat para pendaki tetap waspada dan menghormati aturan yang ada demi keselamatan mereka.
Beberapa tahun lalu, Gunung Guntur sempat dikaitkan dengan fenomena suara dentuman misterius yang terdengar hingga ke wilayah Bandung. Kejadian ini sempat menghebohkan warga, menimbulkan berbagai spekulasi mengenai asal-usul suara tersebut.
Namun, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan bahwa suara dentuman itu bukan berasal dari aktivitas gunung api. Meski demikian, hingga kini penyebab pasti dari suara tersebut masih menjadi misteri, menambah kesan mistis yang sudah melekat pada Gunung Guntur.
Tidak Boleh Meniup Suling atau Bersiul
Sebagian besar masyarakat masih mempercayai mitos yang berkembang di Gunung Guntur. Mereka meyakini bahwa jika melanggar pantangan yang ada, bisa menimbulkan hal-hal yang tidak mereka inginkan.
Salah satu mitos yang paling terkenal adalah larangan meniup suling atau bersiul. Konon, suara suling atau siulan dapat menarik perhatian hewan buas maupun makhluk halus yang menghuni gunung tersebut.
Menariknya, larangan ini juga dikaitkan dengan sejarah gerakan DI/TII yang pernah terjadi di wilayah sekitar Gunung Guntur. Sekitar 60 tahun lalu, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, kelompok DI/TII berhasil ditumpas, terutama di Gunung Geber yang bersebelahan dengan Gunung Guntur.
Pada masa itu, masyarakat tak boleh meniup suling atau bersiul karena situasi yang sangat mencekam. Larangan tersebut memiliki makna agar tidak menimbulkan kebisingan yang bisa menarik perhatian kelompok radikal dan membahayakan keselamatan mereka.
Baca Juga: Mitos Beringin Kembar Jogja di Lapangan Alun-Alun Kidul
Hingga kini, mitos ini masih jadi kepercayaan masyarakat setempat. Banyak pendaki yang memilih untuk menghindari meniup suling atau bersiul saat berada di Gunung Guntur, demi menghormati kepercayaan yang telah jadi warisan turun-temurun.
Keberadaan Macan Gaib
Mitos larangan meniup suling atau bersiul di Gunung Guntur juga dikaitkan dengan keberadaan macan gaib. Konon, jika melanggar pantangan ini, macan gaib dari dunia jin akan muncul.
Sosok ini konon merupakan penjaga Gunung Guntur yang selalu berpatroli untuk melindungi wilayah kekuasaannya. Kepercayaan ini juga berakar pada sejarah zaman kerajaan.
Macan gaib tersebut konon merupakan bagian dari pasukan harimau Kerajaan Pajajaran, bahkan ada yang meyakini bahwa mereka adalah pasukan milik Prabu Siliwangi. Hal ini karena harimau gaib di wilayah Jawa Barat sering dikaitkan dengan keturunan harimau Kerajaan Pajajaran.
Terlepas dari benar atau tidaknya mitos tersebut, kisah ini membawa dampak positif bagi kelestarian Gunung Guntur. Para pendaki yang mengetahui legenda ini cenderung lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, sehingga membantu menjaga kelestarian alam serta menghormati tradisi yang telah jadi warisan turun-temurun.
Kakek Kerdil
Gunung Guntur di Garut juga memiliki mitos lain yang tak kalah menarik, yaitu tentang keberadaan kakek kerdil. Sosok ini konon ialah salah satu penjaga gunung yang berwujud kakek tua bungkuk dengan postur kecil.
Kisah mengenai kakek kerdil telah lama beredar di kalangan pendaki, karena banyak yang mengaku pernah melihat penampakannya secara langsung. Penjaga misterius ini katanya sering muncul dan menghilang secara tiba-tiba.
Selain itu, ia juga rupanya memiliki kekuatan hebat untuk mengendalikan makhluk halus yang ada di kawasan Gunung Guntur. Konon, sosok kakek kerdil ini hanya akan menampakkan diri kepada pendaki yang bersikap buruk atau berperilaku tidak sopan selama berada di gunung.
Baca Juga: Mitos Pohon Dewandaru Gunung Kawi, Konon Mendatangkan Kekayaan
Hingga kini, mitos tentang Gunung Guntur masih jadi kepercayaan masyarakat dan pendaki yang sering berkunjung. Banyak orang memilih untuk menghormati aturan tak tertulis ini demi menjaga keselamatan mereka. Bagaimanapun juga, ketika berada di alam, menjaga sikap dan adab adalah hal yang penting, baik untuk keselamatan diri sendiri maupun untuk kelestarian lingkungan. (R10/HR-Online)