Puasa Nabi Sulaiman, Penuh Makna Mendalam

1 day ago 9

Di antara kisah menarik tentang puasa para nabi, ada satu yang sering terlupakan. Bukan karena kurang hebat, tapi karena tidak banyak yang mengangkatnya. Ya, kita akan membahas tentang puasa Nabi Sulaiman yang ternyata punya gaya berbeda dari yang lain. Puasa ini tidak beliau lakukan terus-menerus seperti Nabi Idris, juga bukan sepanjang hari seperti Nabi Musa.

Tapi caranya mengatur hari-harinya, punya makna yang dalam. Puasa ini bukan cuma bentuk ibadah, tapi juga amalan sunnah cara menjaga diri dari kesombongan, kekuasaan, dan lupa diri.

Baca Juga: Doa Sahur Pertama Puasa, Cek di Sini!

Puasa Nabi Sulaiman, Putra Nabi Daud

Nabi Sulaiman AS terkenal sebagai sosok nabi yang sangat bijaksana, cerdas, dan dianugerahi berbagai mukjizat oleh Allah SWT. Meski tidak ada riwayat yang secara khusus menjelaskan tata cara atau waktu puasa yang dijalani oleh Nabi Sulaiman, namun disebutkan bahwa beliau mengikuti jejak ayahnya, Nabi Daud AS, dalam menjalankan ibadah puasa.

Nabi Daud AS terkenal dengan ibadah puasanya yang luar biasa, yaitu puasa Daud, puasa yang beliau lakukan secara selang-seling, satu hari berpuasa dan satu hari berbuka. Rasulullah SAW pun menyebutkan bahwa puasa Daud adalah puasa yang paling Allah SWT cintai. Hal ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah tersebut di sisi-Nya.

Puasa ini bukan hanya bentuk ibadah spiritual, namun juga melatih disiplin, kesabaran, dan keseimbangan hidup. Meskipun Nabi Daud adalah seorang raja, panglima perang, dan sosok yang aktif di masyarakat, beliau tetap menjaga ibadah puasanya dengan sangat konsisten. Keteladanan inilah yang kemungkinan besar juga diwariskan kepada Nabi Sulaiman AS, yang dalam kesehariannya dikenal sebagai pemimpin yang adil, saleh, dan bijak.

Niat

Niat merupakan bagian penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa sunnah seperti puasa Daud. Untuk niat ini sebaiknya diucapkan dalam hati sejak malam hari atau sebelum waktu subuh tiba, dengan penuh keikhlasan karena Allah SWT.

Berikut adalah niat puasa Daud yang bisa dilafalkan:

Lafal Arab:

نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سَنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin:

Nawaitu shauma Dâwuda sunnatan lillâhi ta‘âlâ

Artinya:

“Aku niat puasa Daud esok hari, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Meskipun puasa Daud bersifat sunnah, namun mengamalkannya dengan konsisten sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan besar. Rasulullah SAW sendiri pernah menyebut bahwa puasa Daud adalah puasa yang paling dicintai oleh Allah. Selain pahala yang besar, puasa ini juga membawa manfaat spiritual dan kesehatan jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan ikhlas.

Tata Cara

Puasa Nabi Sulaiman dapat Anda lakukan dengan tata cara yang serupa dengan puasa sunnah pada umumnya, yaitu mulai sejak fajar menyingsing hingga matahari terbenam. Setelah waktu berbuka tiba, umat Muslim diperbolehkan makan dan minum seperti biasa.

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, pola puasa Daud dapat Anda lakukan secara bergantian hari. Artinya, seseorang berpuasa hari ini, kemudian berbuka di keesokan harinya. Lalu pada hari berikutnya, kembali melaksanakan puasa, dan begitu seterusnya secara konsisten.

Berikut adalah panduan pelaksanaan puasa Daud yang dianjurkan:

  1. Membaca niat untuk puasa Daud di malam hari atau sebelum masuk waktu subuh.
  2. Makan sahur, yang termasuk sunnah dan sangat dianjurkan karena mendatangkan berkah serta membantu menjaga stamina selama berpuasa.
  3. Menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, serta hubungan suami-istri, mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam.
  4. Membatalkan puasa saat waktu maghrib tiba, yaitu ketika matahari sudah benar-benar tenggelam.

Baca Juga: Keutamaan Doa Sahur Nisfu Sya ban dan Tata Cara Puasanya

Puasa sebagai Benteng Diri

Dalam setiap perjalanan kekuasaan, pasti ada godaan besar. Baik itu soal kekayaan, pujian, maupun rasa sombong. Nabi Sulaiman paham betul akan hal itu, dan salah satu cara beliau mengendalikannya adalah lewat puasa.

Puasa Nabi Sulaiman beliau lakukan di tiga awal, tiga tengah, dan tiga akhir bulan. Beliau memilih hari-hari itu bukan tanpa alasan. Tiga fase ini menggambarkan kehidupan yang selalu punya awal, pertengahan, dan akhir. Semua itu harus setiap insan jaga agar tetap dalam kebaikan.

Ibadah ini bukan cuma soal menahan lapar. Tapi lebih dalam, sebagai bentuk latihan diri untuk tetap fokus dan tidak mudah goyah. Dalam keseharian, godaan bisa muncul kapan saja. Dengan puasa, Nabi Sulaiman bisa tetap menjaga hati tetap bersih.

Membawa Spirit Ibadah ke Dalam Kepemimpinan

Sebagai pemimpin besar, Nabi Sulaiman tidak hanya memimpin dengan hukum. Beliau juga memimpin dengan hati dan akhlak. Puasa menjadi bagian penting dalam membentuk sikap beliau yang adil dan bijak.

Bayangkan, di tengah urusan kenegaraan, beliau masih menyempatkan puasa. Ini bukti bahwa kepemimpinan tidak lepas dari ibadah. Justru, dengan ibadah, pemimpin bisa lebih kuat dalam mengambil keputusan.

Puasa Nabi Sulaiman juga menunjukkan bahwa tidak ada alasan untuk lalai dalam beribadah. Sekuat atau sesibuk apa pun seseorang, jika niatnya kuat, pasti ada jalan. Beliau tidak menjadikan kesibukan sebagai penghalang untuk dekat kepada Allah.

Menggali Makna dari Pola Puasanya

Kalau kita perhatikan, pola puasa Nabi Sulaiman punya filosofi yang dalam. Tiga hari awal menggambarkan semangat baru, tiga hari tengah untuk menjaga konsistensi, dan tiga hari akhir sebagai refleksi. Semua itu bisa Anda aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kadang, kita semangat di awal, lalu menurun di tengah, dan capek di akhir. Dengan pola seperti ini, kita belajar untuk menjaga semangat dari awal sampai akhir. Ibadah jadi terasa lebih bermakna, tidak sekadar rutinitas.

Puasa Nabi Sulaiman juga bisa jadi cara menyusun ulang prioritas hidup. Saat berpuasa, kita biasanya lebih sadar atas apa yang penting dan tidak. Hal ini membantu menjaga fokus dalam hidup, terutama di tengah dunia yang penuh distraksi.

Inspirasi Puasa di Zaman Sekarang

Bayangkan jika seseorang dengan kekuasaan seperti Nabi Sulaiman masih menjaga ibadah puasanya. Maka, sebagai orang biasa, tentu kita bisa meneladaninya. Tidak perlu langsung berat, cukup mulai dari hal sederhana dan konsisten.

Puasa dari Nabi Sulaiman ini bukan hanya soal ibadah, tapi juga tentang pengendalian diri. Di dunia sekarang, pengendalian diri jadi hal langka. Puasa bisa membantu mengurangi amarah, menahan emosi, dan menenangkan pikiran.

Baca Juga: Hadits Puasa Muharram dan Keutamaannya, Muslim Wajib Tahu

Bagi Anda yang ingin mencoba puasa sunnah, pola puasa Nabi Sulaiman ini bisa jadi inspirasi. Tidak perlu setiap hari, tapi cukup tiga kali di awal, tengah, dan akhir bulan. Selain ringan, manfaat spiritual dan kesehatannya juga luar biasa. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |