Sejarah Pendirian Masjid Sunan Ampel, Gaya, Ciri Khas, & Lokasi

9 hours ago 21

tirto.id - Masjid Sunan Ampel terdapat di Kota Surabaya, Jawa Timur, merupakan salah satu tempat ibadah umat Islam tertua di Jawa. Dibangun pada abad ke-15 Masehi, masjid yang didirikan Sunan Ampel ini punya sejarah dan gaya arsitektur yang khas.

Berdasarkan catatan Eko Sulistyo dalam “Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa di Masjid Sunan Ampel Surabaya” yang termuat di jurnal Mozaik (Vol. 15, No. 1, 2015:3), Masjid Ampel berperan sebagai titik awal penyebaran Islam di Jawa seiring berdirinya Kesultanan Demak.

Pendiri masjid ini adalah Sunan Ampel, salah satu Wali Songo yang berperan menyebarkan syiar Islam di Jawa. Masjid Sunan Ampel yang dibangun pada 1421 ini telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya menjadi salah satu destinasi wisata religi sejak 1972.

Sejarah Pendirian Masjid Sunan Ampel

Sejarah masjid tertua ini tidak dapat dipisahkan dari nama tokoh yang menggagas pembangunannya. Tokoh tersebut bernama asli Raden Muhammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat yang kemudian lebih dikenal sebagai Sunan Ampel.

Pada abad ke-15 M, Sunan Ampel mengemban tugas dakwah agama Islam di Jawa seiring mulai melemahnya pengaruh Kerajaan Majapahit yang pernah menjadi kerajaan Hindu-Buddha terbesar.

Raden Rahmat diberikan tempat oleh Majapahit untuk tinggal. Majapahit kala itu memang tidak mempermasalahkan kehadiran Islam sebagai ajaran baru di wilayahnya.

Tempat tersebut bernama Ampeldenta dan menjadi lokasi penyebaran Islam pertama Raden Rahmat. Ia mendapat julukan Sunan Ampel sebagai salah satu Wali Songo, sesuai nama tempat pertama kali menyebarkan ajaran Islam di Jawa.

Dikutip dari website Sistem Informasi Masjid Kementerian Agama RI, pada 1421, di tempat tersebut Sunan Ampel membangun masjid. Kala itu, ia mendirikan bangunan ini bersama dua sahabatnya, yang disebut Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, serta para pengikutnya.

Berdasarkan pendapat itu, Masjid Ampel didirikan pada tahun 1421. Masjid ini juga dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul, khususnya untuk berdiskusi perihal ajaran Islam dan dakwahnya.

Gaya Arsitektur Masjid Ampel

Pembicaraan mengenai bangunan tidak lengkap tanpa mencantumkan gaya arsitektur atau modelnya. Secara umum, Masjid Sunan Ampel dibangun dengan gaya arsitektur tiga kebudayaan, yakni Jawa Kuno, Hindu-Buddha, dan Arab (Islam).

Bahan bangunan Masjid Sunan Ampel menggunakan kayu jati. Kemudian Masjid Ampel memiliki menara di sebelah selatan, menembus atap serta dasar yang terletak di bagian dalamnya.

Arif Setya Wirawan dan Bambang Setia Budi melalui “Perubahan pada Menara Masjid Sunan Ampel Surabaya Tahun 1870-2012” pada Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (2017), menara tersebut telah tiga kali diubah, pada 1870-1900, 1910-1930, dan 2012-sekarang.

Ciri Khas Masjid Sunan Ampel

Ada berbagai daya tarik yang dimiliki sebagai ciri khas Masjid Sunan Ampel. Menurut kepercayaan setempat, kayu jati yang menjadi bahan utama bangunan mengandung karomah tertentu.

Contohnya, warga sekitar mengetahui kisah tentang pertempuran pasukan asing dengan pihak Surabaya dahulu melibatkan berbagai senjata berat. Kendati bermacam bangunan di kota itu banyak yang hancur, namun tidak berlaku bagi Masjid Ampel.

Masjid Sunan Ampel diklaim tidak mengalami goresan sedikit pun. Oleh karena itu, cerita mengenai kekebalan masjid bersejarah ini menjadi salah satu ciri khas tersendiri bagi bangunannya.

Bukan hanya itu, ciri khas berikutnya dapat dilihat dari keberadaan makam Sunan Ampel yang berlokasi di bagian kanan depan bangunan. Lokasi itu kerap dikunjungi para peziarah lokal maupun luar kota.

Lokasi Masjid Sunan Ampel

Dikutip dari Dunia Masjid Islamic Center, Masjid Sunan Ampel dibangun di atas bidang tanah dengan luas 120 x 180 meter persegi. Letak lahan pembangunan itu ada di Desa Ampel (sekarang termasuk Kelurahan Ampel).

Lokasi Masjid Sunan Ampel secara lengkap berada di Jalan Masjid Ampel Nomor 53, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 2 kilometer dari Jembatan Merah.


tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |