Tidak Benar PBB dan WEF Berkolaborasi Ciptakan Krisis Air

2 hours ago 9

tirto.id - Belum lama ini Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menarik keanggotaan Negeri Paman Sam dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Trump bahkan menandatangani perintah eksekutif untuk menarik negara yang dipimpinnya dari sejumlah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lainnya.

Kabar itu lantas menuai sorotan dari berbagai pihak. Di tengah banyaknya perhatian publik yang tertuju pada organisasi global pasca gebrakan Trump, muncul pula beberapa narasi miring yang menyeret PBB.

Akun Facebook bernama “Lucky Harmony Reborn” (arsip) misalnya, membagikan klaim bahwa PBB akan bekerja sama dengan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) untuk memulai krisis air global. Unggahan itu mencantumkan poster bergambar Sekjen PBB, António Guterres, dan pendiri WEF, Klaus Schwab.

Jika di Amerika, Kumpulkan air hujan, anda siap untuk di jebloskan ke penjara. Mungkinkah peraturan ini akan berlaku secara global? Bersiaplah...!,” begitu bunyi takarir yang menyertai unggahan.

Foto Periksa Fakta PBB dan WEF Berkolaborasi Ciptakan Krisis AirFoto Periksa Fakta PBB dan WEF Berkolaborasi Ciptakan Krisis Air. foto/hotline periksa fakta tirto

Sejak beredar pada Kamis, (30/1/2025) sampai Jumat (7/2/2025), unggahan ini sudah dibagikan ke 15 orang, dan mendapatkan 37 reaksi emoji serta 24 komentar.

Klaim identik juga dibagikan oleh akun Facebook lain, seperti bisa dilihat di sini (arsip).

Namun, bagaimana faktanya?

Penelusuran Fakta

Untuk mencari kebenaran klaim yang beredar, Tim Riset Tirto mencoba melakukan penelusuran Google dengan kata kunci berbahasa Inggris, “UN and WEF join forces to initiate water crisis”. Hasilnya, kami tak menemukan adanya sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi.

Hasil pencarian teratas justru membawa kami ke artikel WEF tentang Konferensi Air yang diadakan WEF bersama PBB. Kedua lembaga itu memang pernah melangsungkan Konferensi Air pada 22 – 24 Maret 2023, di New York, AS.

Konferensi ini justru dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis air dan sanitasi, di samping juga merayakan Hari Air Sedunia. Tujuan utama diadakan konferensi ini disebut guna mendukung dan mencapai target terkait air yang disepakati secara internasional, termasuk yang tercantum dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

“Krisis air dan sanitasi yang sedang berlangsung merupakan ancaman bagi semua orang karena pengelolaan air yang buruk meningkatkan atau melipatgandakan risiko dalam semua aspek kehidupan,” begitu bunyi potongan pernyataan visi Konferensi Air di laman PBB.

Prinsip konferensi ini yakni inklusif, berorientasi pada tindakan, dan dilakukan secara lintas-sektoral.

Menurut informasi dari situs WEF, konferensi pertama dalam hampir lima dekade ini ditutup dengan adopsi Agenda Aksi Air, yang berisi hampir 700 komitmen untuk melindungi “kebaikan bersama global yang paling berharga bagi manusia”.

WEF juga sering menyerukan terkait “water security”. Ketahanan air disebut lebih dari sekadar apakah kita memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit sumber daya fisik. Manusia membutuhkan air yang cukup, dengan kualitas yang tepat, untuk menjaga mereka tetap sehat. Oleh karenanya, nantinya bisa menopang penghidupan, mengembangkan ekonomi, dan melindungi ekosistem.

“Ketahanan air mencakup semua aspek masalah ini, mulai dari bencana yang berhubungan dengan air dan penyakit yang ditularkan melalui air, hingga konflik atas sumber daya bersama dan tantangan tata kelola, hingga keanekaragaman hayati dan kualitas air tanah,” tulis WEF di laman resminya.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa WEF dan PBB justru menyerukan dan menciptakan agenda-agenda untuk mengatasi krisis air, bukan malah berkolaborasi menciptakan krisis itu sendiri.

WEF sendiri sudah sering menjadi sasaran narasi miring. Sebelumnya, mencuat klaim terkait dokumen WEF yang menyebut 6 miliar orang akan meninggal pada 2025. Namun, setelah diperiksaTirto, narasi itu tidak benar adanya.

Pihak WEF telah menyatakan bahwa klaim yang menghubungkan organisasi itu dengan konspirasi depopulasi tidak berdasar dan berakar pada disinformasi yang berasal dari sumber tak kredibel.

Kesimpulan

Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa klaim PBB dan WEF berkolaborasi merencanakan krisis air bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Alih-alih menemukan sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi, Tirto justru menjumpai artikel tentang Konferensi Air yang diadakan WEF bersama PBB. Kedua lembaga itu memang pernah melangsungkan Konferensi Air pada 22 – 24 Maret 2023, di New York, AS.

Konferensi ini justru dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis air dan sanitasi, di samping juga merayakan Hari Air Sedunia.

==Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email [email protected].


tirto.id - News

Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Farida Susanty

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |